Kemenhub Teken Adendum Kontrak LRT Sumatera Selatan Rp10,9 T
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian bersama kontraktor PT Waskita Karya menyepakati adendum atau perubahan nilai kontrak pembangunan Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan sebesar Rp10,9 triliun. Kesepakatan adendum yang disaksikan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub tersebut dilakukan setelah melalui verifikasi oleh konsultan independen dari nilai kontrak sebelumnya per Juni 2015 senilai Rp12,5 triliun.
"Perubahan adendum itu, sesuai perhitungan dari konsultan independen SMEC, kemudian dilaporkan ke Pak Menteri dan disetujui," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono di Jakarta, Kamis (16/4).
Adapun, penandatanganan adendum kontrak pertama Juni 2015 lalu merupakan tindak lanjut dari Perpres Nomor 116 Tahun 2015 yang diubah melalui Perpres 55 Tahun 2016 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan di Provinsi Sumatera Selatan melalui penugasan PT Waskita Karya sebagai pelaksana pembangunan.
"Dengan adendum kontrak baru ini, pertama harus selesai dan beroperasi pada Juni 2018. Kedua, baik fasilitas operasi, stasiun dan depo itu semua melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). PT KAI, mengadakan sarana sekaligus mengoperasikan," ucap dia.
Lebih lanjut dia menambahkan, adendum kontrak tersebut akan dibayarkan hingga masa waktu 2018. Lewat dari masa waktu tersebut akan dikenakan bunga dengan tanggungan pemerintah. "Kalau lewat dari 2018 akan kena bunga 5% dan disepakati pemerintah yang menanggung bunganya," sambungnya.
Sementara itu Kepala Divisi I PT Waskita Karya Joko Erwanti mengatakan, adendum ini merupakan kontrak yang efektif. Artinya, kata dia, proses untuk administrasi penarikan termin pembayaran bisa berjalan. "Adanya adendum ini, kami bisa lebih mempercepat progres di lapangan sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah dalam penugasan waskita," ungkap dia.
Pembangunan LRT Sumatera Selatan bakal dibangun dengan total panjang 23,4 kilometer (km) dan lebar jalur 1067 mm. Ruang lingkup pembangunan meliputi jalur layang, terdiri atas 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk sembilan gardu listrik), satu depo dengan kapasitas 14 train set masing-masing terdiri atas tiga kreta.
Kapasitas masing-masing kereta mencapai 180-250 penumpang. Pembangunan LRT Sumatera Selatan dimulai sejak 21 Oktober 2015 dan ditargetkan selesai pada 30 Juni 2018 dalam rangka meningkatkan transportasi perkotaan melalui percepatan waktu tempuh, mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan transportasi di Sumatera Selatan.
Pemerintah sendiri sudah menetapkan harga tiket yakni tidak lebih Rp5.000 per orang. Harga tiket tersebut melalui subsidi pemerintah. "Harga tiket tidak lebih dai Rp5000 karena ini disubsidi langsung oleh pemerintah," pungkas Prasetyo.
"Perubahan adendum itu, sesuai perhitungan dari konsultan independen SMEC, kemudian dilaporkan ke Pak Menteri dan disetujui," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono di Jakarta, Kamis (16/4).
Adapun, penandatanganan adendum kontrak pertama Juni 2015 lalu merupakan tindak lanjut dari Perpres Nomor 116 Tahun 2015 yang diubah melalui Perpres 55 Tahun 2016 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan di Provinsi Sumatera Selatan melalui penugasan PT Waskita Karya sebagai pelaksana pembangunan.
"Dengan adendum kontrak baru ini, pertama harus selesai dan beroperasi pada Juni 2018. Kedua, baik fasilitas operasi, stasiun dan depo itu semua melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). PT KAI, mengadakan sarana sekaligus mengoperasikan," ucap dia.
Lebih lanjut dia menambahkan, adendum kontrak tersebut akan dibayarkan hingga masa waktu 2018. Lewat dari masa waktu tersebut akan dikenakan bunga dengan tanggungan pemerintah. "Kalau lewat dari 2018 akan kena bunga 5% dan disepakati pemerintah yang menanggung bunganya," sambungnya.
Sementara itu Kepala Divisi I PT Waskita Karya Joko Erwanti mengatakan, adendum ini merupakan kontrak yang efektif. Artinya, kata dia, proses untuk administrasi penarikan termin pembayaran bisa berjalan. "Adanya adendum ini, kami bisa lebih mempercepat progres di lapangan sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah dalam penugasan waskita," ungkap dia.
Pembangunan LRT Sumatera Selatan bakal dibangun dengan total panjang 23,4 kilometer (km) dan lebar jalur 1067 mm. Ruang lingkup pembangunan meliputi jalur layang, terdiri atas 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk sembilan gardu listrik), satu depo dengan kapasitas 14 train set masing-masing terdiri atas tiga kreta.
Kapasitas masing-masing kereta mencapai 180-250 penumpang. Pembangunan LRT Sumatera Selatan dimulai sejak 21 Oktober 2015 dan ditargetkan selesai pada 30 Juni 2018 dalam rangka meningkatkan transportasi perkotaan melalui percepatan waktu tempuh, mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan transportasi di Sumatera Selatan.
Pemerintah sendiri sudah menetapkan harga tiket yakni tidak lebih Rp5.000 per orang. Harga tiket tersebut melalui subsidi pemerintah. "Harga tiket tidak lebih dai Rp5000 karena ini disubsidi langsung oleh pemerintah," pungkas Prasetyo.
(akr)