Airbus Dituntut Austria Terkait Kontrak Pesawat Tempur
A
A
A
WINA - Austria menuntut Airbus beserta pihak konsorsium Eurofighter terkait kesepakatan kontrak pembelian pesawat tempur Typhoon senilai 2 miliar euro yang setara dengan 1,7 miliar pounds. Kementerian Pertahanan mengatakan setelah dilakukan penyelidikan, Austria menyakini telah ditipu untuk harga pembelian pesawat.
Dilansir BBC, Jumat (17/2/2017) kedua perusahaan terancam tuntutan sebesar 1,1 miliar euro. Sementara pihak Airbus mengaku terkejut dengan tuduhan yang dialamatkan kepada mereka serta mengklaim tuntutan ini terkait adanya manuver politik.
Airbus dan Eurofighter berdasarkan laporan Departemen Pertahanan telah mengubah hampir sebesar 10% untuk harga pembelian pesawat yang melibatkan kerja sama dengan kontraktor lokal. Langkah ini seharusnya telah didakwa secara terpisah dengan kemungkinan menggugat setidaknya untuk nilai sebesar 183.4 juta euro.
Sementara pihak Departemen Pertahanan mengatakan angka 1,1 miliar euro merupakan hasil perhitungan untuk perbedaan harga antara Eurofighter dan pilihan yang lebih murah. Menteri Pertahanan Hans Peter Doskozil menerangkan hasil investigasi menerangkan Austria tidak akan memutuskan membeli eurofighter tahun 2003 tanpa adanya penipuan.
Austria sendiri telah memesan 24 pesawat jet Eurofighter pada tahun 2002, tetapi kemudian berkurang jumlah menjadi 15. Lalu kemudian ada perintah untuk mengkaji ulang pembelian pada 2012 terkait adanya tuduhan suap. Doskozil mengatakan pemesanan pertama Eurofighters yang digunakan oleh tentara Jerman diketahui telah sangat mahal selama beroperasi.
Sedangkan biaya Eurofighter untuk Austria berkisar 80 juta euro pada 2017. Dirinya mengaku bahwa laporan terbaru menyarankan untuk mencari alternatif yang lebih murah. Program Eurofighter adalah perusahaan patungan antara Airbus, BAE Systems dan Italia Leonardo untuk memberikan jet tempur modern kepada Inggris, Jerman, Spanyol dan Italia, serta pembeli lain. Adapun Inggris telah membeli 160 pesawat.
"Airbus terkejut oleh laporan media terkait pengaduan pidana dan dugaan pembayaran klaim dari Kementerian Pertahanan Austria terhadap Airbus Defence and Space dan Eurofighter," bunyi pernyataan pihak Airbus.
"Kami telah menerima pemberitahuan terkait pengaduan pidana maupun informasi lainnya mengenai hal ini atau tuduhan Departemen Pertahanan. Tuduhan ini sudah pernah diajukan sebelumnya, kita justru tidak melihat dasar khususnya untuk tuduhan itikad buruk dan penipuan. Sebaliknya, hal ini tampaknya dibuat-buat oleh mereka, dan kita menyangkal mereka," sambungnya.
"Kami melihat pengumuman hari ini sebagai manuver politik. Kita, tentu saja, melanjutkan kebijakan kami secara aktif mendukung pemerintah Austria dalam menyelidiki adanya kecurigaan," tegas Airbus.
Dilansir BBC, Jumat (17/2/2017) kedua perusahaan terancam tuntutan sebesar 1,1 miliar euro. Sementara pihak Airbus mengaku terkejut dengan tuduhan yang dialamatkan kepada mereka serta mengklaim tuntutan ini terkait adanya manuver politik.
Airbus dan Eurofighter berdasarkan laporan Departemen Pertahanan telah mengubah hampir sebesar 10% untuk harga pembelian pesawat yang melibatkan kerja sama dengan kontraktor lokal. Langkah ini seharusnya telah didakwa secara terpisah dengan kemungkinan menggugat setidaknya untuk nilai sebesar 183.4 juta euro.
Sementara pihak Departemen Pertahanan mengatakan angka 1,1 miliar euro merupakan hasil perhitungan untuk perbedaan harga antara Eurofighter dan pilihan yang lebih murah. Menteri Pertahanan Hans Peter Doskozil menerangkan hasil investigasi menerangkan Austria tidak akan memutuskan membeli eurofighter tahun 2003 tanpa adanya penipuan.
Austria sendiri telah memesan 24 pesawat jet Eurofighter pada tahun 2002, tetapi kemudian berkurang jumlah menjadi 15. Lalu kemudian ada perintah untuk mengkaji ulang pembelian pada 2012 terkait adanya tuduhan suap. Doskozil mengatakan pemesanan pertama Eurofighters yang digunakan oleh tentara Jerman diketahui telah sangat mahal selama beroperasi.
Sedangkan biaya Eurofighter untuk Austria berkisar 80 juta euro pada 2017. Dirinya mengaku bahwa laporan terbaru menyarankan untuk mencari alternatif yang lebih murah. Program Eurofighter adalah perusahaan patungan antara Airbus, BAE Systems dan Italia Leonardo untuk memberikan jet tempur modern kepada Inggris, Jerman, Spanyol dan Italia, serta pembeli lain. Adapun Inggris telah membeli 160 pesawat.
"Airbus terkejut oleh laporan media terkait pengaduan pidana dan dugaan pembayaran klaim dari Kementerian Pertahanan Austria terhadap Airbus Defence and Space dan Eurofighter," bunyi pernyataan pihak Airbus.
"Kami telah menerima pemberitahuan terkait pengaduan pidana maupun informasi lainnya mengenai hal ini atau tuduhan Departemen Pertahanan. Tuduhan ini sudah pernah diajukan sebelumnya, kita justru tidak melihat dasar khususnya untuk tuduhan itikad buruk dan penipuan. Sebaliknya, hal ini tampaknya dibuat-buat oleh mereka, dan kita menyangkal mereka," sambungnya.
"Kami melihat pengumuman hari ini sebagai manuver politik. Kita, tentu saja, melanjutkan kebijakan kami secara aktif mendukung pemerintah Austria dalam menyelidiki adanya kecurigaan," tegas Airbus.
(akr)