Rupiah Diramal Bakal Bergerak Melemah
A
A
A
JAKARTA - Laju rupiah pada hari ini diramal masih akan cenderung melanjutkan pergerakan sideways-nya seiring masih minimnya sentimen yang ada.
Sentimen selanjutnya di mana terlihat dari pelemahan USD yang tampaknya tidak berpengaruh pada laju rupiah kali ini. "Tetap perlu dicermati imbas data-data ekonomi lainnya serta antisipasi terhadap perubahan arah rupiah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin (20/2/2017).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak pada kisaran support di level Rp13.338/USD dan resisten Rp13.290/USD. Sementara, laju rupiah akhir pekan kemarin bergerak datar cenderung melemah tipis.
Meski BPS sebelumnya mengumumkan surplus neraca perdagangan Januari 2017 mencapai USD1,40 miliar yang berasal dari nilai ekspor sebesar USD13,4 miliar dan nilai impor sebesar USD11,9 miliar dan keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% dan bunga penyimpanan dana 4%, serta bunga fasilitas penyediaan dana 5,5%.
"Namun, kurang kuat mempertahankan rupiah di zona hijau. Padahal, pada saat yang sama, laju USD juga sedang melemah dengan ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed," pungkas dia.
Sentimen selanjutnya di mana terlihat dari pelemahan USD yang tampaknya tidak berpengaruh pada laju rupiah kali ini. "Tetap perlu dicermati imbas data-data ekonomi lainnya serta antisipasi terhadap perubahan arah rupiah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin (20/2/2017).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak pada kisaran support di level Rp13.338/USD dan resisten Rp13.290/USD. Sementara, laju rupiah akhir pekan kemarin bergerak datar cenderung melemah tipis.
Meski BPS sebelumnya mengumumkan surplus neraca perdagangan Januari 2017 mencapai USD1,40 miliar yang berasal dari nilai ekspor sebesar USD13,4 miliar dan nilai impor sebesar USD11,9 miliar dan keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% dan bunga penyimpanan dana 4%, serta bunga fasilitas penyediaan dana 5,5%.
"Namun, kurang kuat mempertahankan rupiah di zona hijau. Padahal, pada saat yang sama, laju USD juga sedang melemah dengan ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed," pungkas dia.
(izz)