Chappy Hakim Mundur, Bos BEI Batal Kunjungi Freeport Lagi
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengaku sudah membicarakan kunjungan (site visit) ke tambang Freeport di Papua dengan eks Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim untuk kedua kali. Namun, harus dibatalkan karena Chappy memutuskan mundur dari jabatannya.
Sebelum Chappy mundur, Tito mengaku sudah memiliki keinginan untuk berkunjung ke tambang Freeport lagi. Sayangnya, itu tidak jadi terlaksana.
"Tahun lalu ke Freeport, sekarang kelanjutannya? Sudah ngomong sama Pak Chappy, Pak saya mau visit. Pak Chappy-nya tiba-tiba mau istirahat, (Presdir) yang baru enggak tahu siapa," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Kendati demikian, Tito masih tetap ingin mengunjungi markas perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu di Papua. Sekarang, dia masih menunggu siapa sosok pengganti Chappy untuk membicarakan hal ini.
"Dulu sudah, sudah ngomong gue sama Pak Chappy tapi Pak Chappy-nya pensiun, gimana dong? Ya enggak tahu kesana lagi atau enggak, Presdirnya nanti belum kenal, ya pengen kedua kali tapi belum tahu siapa (Presdirnya)," kata dia.
Dia menambahkan, pilihan terbaik buat Freeport yakni dengan melakukan pengurangan (divestasi) sebagian saham lewat pasar modal Indonesia. Dari sana akan terbentuk keterbukaan yang membuat publik makin mengenal Freeport.
"Tapi yang saya dengar ya, buat saya the best way Freeport adalah IPO. Keterbukaan di situ, transparansinya, banyak enggak tahu Freeport karena melihat mereka bukan public company," terang Tito.
Sebelum Chappy mundur, Tito mengaku sudah memiliki keinginan untuk berkunjung ke tambang Freeport lagi. Sayangnya, itu tidak jadi terlaksana.
"Tahun lalu ke Freeport, sekarang kelanjutannya? Sudah ngomong sama Pak Chappy, Pak saya mau visit. Pak Chappy-nya tiba-tiba mau istirahat, (Presdir) yang baru enggak tahu siapa," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Kendati demikian, Tito masih tetap ingin mengunjungi markas perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu di Papua. Sekarang, dia masih menunggu siapa sosok pengganti Chappy untuk membicarakan hal ini.
"Dulu sudah, sudah ngomong gue sama Pak Chappy tapi Pak Chappy-nya pensiun, gimana dong? Ya enggak tahu kesana lagi atau enggak, Presdirnya nanti belum kenal, ya pengen kedua kali tapi belum tahu siapa (Presdirnya)," kata dia.
Dia menambahkan, pilihan terbaik buat Freeport yakni dengan melakukan pengurangan (divestasi) sebagian saham lewat pasar modal Indonesia. Dari sana akan terbentuk keterbukaan yang membuat publik makin mengenal Freeport.
"Tapi yang saya dengar ya, buat saya the best way Freeport adalah IPO. Keterbukaan di situ, transparansinya, banyak enggak tahu Freeport karena melihat mereka bukan public company," terang Tito.
(izz)