Kisruh Freeport Indonesia Berujung Derita di Lantai Bursa
A
A
A
Kisruh Freeport dengan pemerintah Indonesia bukan hanya berujung dari ketidakjelasan ribuan pekerja, tapi berdampak buruk di lantai bursa.
Mengutip data Yahoo Finance, pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (22/2/2017) harga saham FCX (kode saham Freeport McMoran) turun 2,83% ke level US$13,73. Kalau melihat rentang satu bulan, saham FCX sudah ambrol sekitar 19%.
Lunglainya saham FCX tak lepas dari aksi jual sejumlah investor. Makanya, ada sejumlah analis di sana yang kemudian memangkas target saham Freeport hingga ke level USD 12,50 per saham. Malahan, seperti yang dilaporkan Streetinsider.com, analis Deutsche Bank merekomendasikan untuk menjual saham FCX.
Deutsche Bank menaksir nilai saham PTFI di Grasberg sebesar USD 17,8 miliar, setara USD 8,3 per lembar, turun dari USD 12,9 miliar atau USD 9,1 per lembar. Analis Deutsche juga menilai Tambang Grasberg memiliki kualitas tinggi, berumur panjang, berbiaya rendah, tetapi risiko operasional dan kepemilikannya berlanjut meningkat.
Analis saham dalam negeri Reza Priyambada memiliki penilaian tersendiri. Menurutnya, bila perseteruan ini tidak kunjung menemukan titik terang, pelemahan akan berlanjut dalam waktu lama. "Pasar akan terus bereaksi negatif. Ini akan jadi bumerang bagi Freeport," katanya kepada SINDO Weekly.
Bagaimana nasib saham Freeport di lantai bursa? Secara lugas Majalah SINDO Weekly, Edisi 52/V/2017, yang terbit Senin (27/2/2017) mengulasnya untuk Anda.
Mengutip data Yahoo Finance, pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (22/2/2017) harga saham FCX (kode saham Freeport McMoran) turun 2,83% ke level US$13,73. Kalau melihat rentang satu bulan, saham FCX sudah ambrol sekitar 19%.
Lunglainya saham FCX tak lepas dari aksi jual sejumlah investor. Makanya, ada sejumlah analis di sana yang kemudian memangkas target saham Freeport hingga ke level USD 12,50 per saham. Malahan, seperti yang dilaporkan Streetinsider.com, analis Deutsche Bank merekomendasikan untuk menjual saham FCX.
Deutsche Bank menaksir nilai saham PTFI di Grasberg sebesar USD 17,8 miliar, setara USD 8,3 per lembar, turun dari USD 12,9 miliar atau USD 9,1 per lembar. Analis Deutsche juga menilai Tambang Grasberg memiliki kualitas tinggi, berumur panjang, berbiaya rendah, tetapi risiko operasional dan kepemilikannya berlanjut meningkat.
Analis saham dalam negeri Reza Priyambada memiliki penilaian tersendiri. Menurutnya, bila perseteruan ini tidak kunjung menemukan titik terang, pelemahan akan berlanjut dalam waktu lama. "Pasar akan terus bereaksi negatif. Ini akan jadi bumerang bagi Freeport," katanya kepada SINDO Weekly.
Bagaimana nasib saham Freeport di lantai bursa? Secara lugas Majalah SINDO Weekly, Edisi 52/V/2017, yang terbit Senin (27/2/2017) mengulasnya untuk Anda.
(bbk)