Kredit Perbankan Tembus Rp4.338,1 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Januari 2017 tercatat sebesar Rp4.338,1 triliun atau tumbuh 8,2% (yoy) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,8% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, akselerasi pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI). "KMK tercatat sebesar Rp1.967,3 triliun atau tumbuh 7,0% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,7% (yoy)," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara di Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Sementara, pertumbuhan KI juga mengalami peningkatan dari 8,8% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 9,3% (yoy). Peningkatan pertumbuhan KMK terutama dipicu oleh peningkatan pertumbuhan kredit yang disalurkan pada sektor industri pengolahan dan konstruksi masing-masing tumbuh dari 1,8% (yoy) dan 27,0% (yoy) menjadi 2,1% (yoy) dan 28,9% (yoy).
Sementara, akselerasi pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan hotel and restoran yang masing-masing tumbuh meningkat dari 3,8% (yoy) dan 8,8% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 4,8% dan 10,8% (yoy).
Selain itu, posisi kredit UMKM yang disalurkan bank umum pada Januari 2017 tercatat sebesar Rp780,2 triliun atau tumbuh 8,5% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 8,4% (yoy).
Berdasarkan skala usahanya, pertumbuhan kredit untuk skala kecil dan menengah tumbuh meningkat dari masing-masing sebesar 11,8% (yoy) dan 5,2% (yoy) menjadi sebesar 12,4% (yoy) dan 5,7% (yoy) pada Januari 2017.
"Sementara untuk kredit UMKM skala mikro tumbuh melambat dari 10,9% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 9,3% (yoy). Sejalan dengan pertumbuhan kredit UMKM, kredit yang disalurkan pada sektor properti tumbuh meningkat pada Januari 2017," kata Tirta.
Adapun posisi kredit properti tercatat sebesar Rp702,0 triliun atau tumbuh 15,1% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 15,0% (yoy). "Kenaikan tersebut bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit yang disalurkan melalui KPR dan KPA dan kredit konstruksi," ungkapnya.
Sementara, KPR dan KPA tumbuh 8,3% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 8,1% (yoy) sejalan dengan kebijakan pelonggaran LTV (Loan to Value) yang berlaku sejak 29 Agustus 2016. Kredit konstruksi juga tumbuh meningkat dari 24,2% (yoy) menjadi 25,2% (yoy) pada Januari 2017.
Sedangkan, kredit real estate tumbuh melambat dari 22,2% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 21,5% (yoy). Di sisi lain, suku bunga kredit tercatat menurun, dengan suku bunga simpanan berjangka bergerak bervariasi.
Berdasarkan jenis penggunaan, akselerasi pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI). "KMK tercatat sebesar Rp1.967,3 triliun atau tumbuh 7,0% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,7% (yoy)," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara di Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Sementara, pertumbuhan KI juga mengalami peningkatan dari 8,8% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 9,3% (yoy). Peningkatan pertumbuhan KMK terutama dipicu oleh peningkatan pertumbuhan kredit yang disalurkan pada sektor industri pengolahan dan konstruksi masing-masing tumbuh dari 1,8% (yoy) dan 27,0% (yoy) menjadi 2,1% (yoy) dan 28,9% (yoy).
Sementara, akselerasi pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan hotel and restoran yang masing-masing tumbuh meningkat dari 3,8% (yoy) dan 8,8% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 4,8% dan 10,8% (yoy).
Selain itu, posisi kredit UMKM yang disalurkan bank umum pada Januari 2017 tercatat sebesar Rp780,2 triliun atau tumbuh 8,5% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 8,4% (yoy).
Berdasarkan skala usahanya, pertumbuhan kredit untuk skala kecil dan menengah tumbuh meningkat dari masing-masing sebesar 11,8% (yoy) dan 5,2% (yoy) menjadi sebesar 12,4% (yoy) dan 5,7% (yoy) pada Januari 2017.
"Sementara untuk kredit UMKM skala mikro tumbuh melambat dari 10,9% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 9,3% (yoy). Sejalan dengan pertumbuhan kredit UMKM, kredit yang disalurkan pada sektor properti tumbuh meningkat pada Januari 2017," kata Tirta.
Adapun posisi kredit properti tercatat sebesar Rp702,0 triliun atau tumbuh 15,1% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 15,0% (yoy). "Kenaikan tersebut bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit yang disalurkan melalui KPR dan KPA dan kredit konstruksi," ungkapnya.
Sementara, KPR dan KPA tumbuh 8,3% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 8,1% (yoy) sejalan dengan kebijakan pelonggaran LTV (Loan to Value) yang berlaku sejak 29 Agustus 2016. Kredit konstruksi juga tumbuh meningkat dari 24,2% (yoy) menjadi 25,2% (yoy) pada Januari 2017.
Sedangkan, kredit real estate tumbuh melambat dari 22,2% (yoy) pada Desember 2016 menjadi 21,5% (yoy). Di sisi lain, suku bunga kredit tercatat menurun, dengan suku bunga simpanan berjangka bergerak bervariasi.
(izz)