Harga Minyak Mentah Dunia Jatuh Lebih dari 2%
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia mengalami kejatuhan lebih dari 2%, setelah produksi minyak Rusia tidak berubah pada bulan Februari. Kondisi ini menjadi sinyal lemahnya kesepakatan pengurangan produksi dalam upaya mencegah banjir pasokan global.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (3/3/2017) output minyak Rusia pada bulan kedua tahun ini tidak berubah dari Januari sebesar 11,11 juta barel per hari (bpd). Data Departemen Energi menunjukkan, pengurangan yang dilakukan hanya 100,000 barrel per hari atau hanya sepertiga dari yang pernah dijanjikan Moskow di bawah kesepakatan dengan organisasi negara pengekspor minyak dunia (OPEC).
Tercatat harga minyak Brent berjangka mengakhiri sesi berkurang USD1,28 atau setara dengan 2,3% lebih rendah pada posisi USD55,08 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka AS berkurang USD1,22 atau 2,3% menjadi USD 52,61 per barel. Penguatan USD juga menjadi salah satu penyebab untuk membuat harga minyak lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain.
USD naik ke level tertinggi dalam tujuh pekan terhadap beberapa mata uang utama lainnya, setelah hawkish komentar petinggi The Fed atau Bank Sentral AS menimbulkan harapan investor yang menanti kenaikan suku bunga acuan bulan lini. Kondisi ini membuat harga minyak dunia memperpanjang kerugian dari tengah pekan kemarin, ketika data pemerintah menunjukkan stok minyak Amerika Serikat semakin meningkat mencapau 520,2 juta barel minggu lalu.
Pasar minyak dunia sedikit mendapatkan dorongan sejak produsen minyak dunia yang tergabung dalam OPEC terus berusaha mengurangi kelebihan pasokan internasional yang telah menekan harha minyak lebih dari dua tahun belakangan. "Saya pikir perhatian kini kepada risiko pasar dan pada perdagangan itu sendiri," ucap senior investasi US Bank Wealth Management Rob Haworth.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (3/3/2017) output minyak Rusia pada bulan kedua tahun ini tidak berubah dari Januari sebesar 11,11 juta barel per hari (bpd). Data Departemen Energi menunjukkan, pengurangan yang dilakukan hanya 100,000 barrel per hari atau hanya sepertiga dari yang pernah dijanjikan Moskow di bawah kesepakatan dengan organisasi negara pengekspor minyak dunia (OPEC).
Tercatat harga minyak Brent berjangka mengakhiri sesi berkurang USD1,28 atau setara dengan 2,3% lebih rendah pada posisi USD55,08 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka AS berkurang USD1,22 atau 2,3% menjadi USD 52,61 per barel. Penguatan USD juga menjadi salah satu penyebab untuk membuat harga minyak lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain.
USD naik ke level tertinggi dalam tujuh pekan terhadap beberapa mata uang utama lainnya, setelah hawkish komentar petinggi The Fed atau Bank Sentral AS menimbulkan harapan investor yang menanti kenaikan suku bunga acuan bulan lini. Kondisi ini membuat harga minyak dunia memperpanjang kerugian dari tengah pekan kemarin, ketika data pemerintah menunjukkan stok minyak Amerika Serikat semakin meningkat mencapau 520,2 juta barel minggu lalu.
Pasar minyak dunia sedikit mendapatkan dorongan sejak produsen minyak dunia yang tergabung dalam OPEC terus berusaha mengurangi kelebihan pasokan internasional yang telah menekan harha minyak lebih dari dua tahun belakangan. "Saya pikir perhatian kini kepada risiko pasar dan pada perdagangan itu sendiri," ucap senior investasi US Bank Wealth Management Rob Haworth.
(akr)