China, Negara dengan Parlemen Kumpulan Para Miliarder
A
A
A
BEIJING - Pesatnya pertumbuhan ekonomi China membuat mereka sekarang menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia. Menurut data PricewaterhouseCoopers, jumlah miliarder di China pun sudah mengalahkan jumlah miliarder di Amerika Serikat. Bahkan pada 2015, China menciptakan satu miliarder baru hampir setiap minggu.
Banyaknya jumlah orang super kaya di Negeri Tirai Bambu berdampak ke bidang politik. Para konglomerat itu menyerbu masuk ke parlemen. Sebagai informasi, China memiliki sistem parlemen unikameral: Kongres Nasional Rakyat (NPC) sebagai badan legislatif dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (PCC) yang merupakan dewan penasihat politik untuk Partai Komunis China.
Hurun, lembaga yang rajin membuat daftar orang-orang tajir di China, melaporkan 150 anggota parlemen di China merupakan miliarder. Mereka pun menjuluki parlemen China laksana klub elit orang-orang tajir.
Laporan Hurun ini seiring dengan rapat tahunan parlemen China yang mulai digelar Jumat ini. Rapat yang dihadiri 3.000 orang anggota delegasi memiliki agenda untuk menyetujui proposal dari Partai Komunis, partai penguasa.
Mengutip dari CNBC, Jumat (3/3/2017), beberapa pengusaha bidang properti dan energi di China, kini banyak duduk di parlemen. Termasuk pengusaha bidang teknologi, seperti Ma Huateng pemilik dari Tencent, Robin Li pemilik Baidu, dan Lei Jun bos Xiaomi.
Adapun CNN pada Jumat (3/3) menyatakan Ma Huateng merupakan anggota parlemen China terkaya, dengan kekayaan bersih sebesar USD24 miliar atau setara Rp321 triliun (estimasi kurs Rp13.375/USD). Nomor dua adalah Robin Li dengan kekayaan USD14 miliar ekuivalen Rp187 triliun.
Selain dihuni 150 miliarder, ada 209 delegasi parlemen yang berstatus pengusaha. Bila kekayaan ke-209 delegasi itu digabung maka mencapai USD500 miliar atau setara Rp6.687 triliun. Kekayaan mereka mengalahkan Produk Domestik Bruto tahunan dari Swedia dan Nigeria atau setara PDB tahunan Belgia!
Hadirnya para miliarder dalam parlemen China itu, mengingatkan pada pendapat tokoh reformasi China, Deng Xiaoping bahwa menjadi kaya adalah mulia.
Banyaknya jumlah orang super kaya di Negeri Tirai Bambu berdampak ke bidang politik. Para konglomerat itu menyerbu masuk ke parlemen. Sebagai informasi, China memiliki sistem parlemen unikameral: Kongres Nasional Rakyat (NPC) sebagai badan legislatif dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (PCC) yang merupakan dewan penasihat politik untuk Partai Komunis China.
Hurun, lembaga yang rajin membuat daftar orang-orang tajir di China, melaporkan 150 anggota parlemen di China merupakan miliarder. Mereka pun menjuluki parlemen China laksana klub elit orang-orang tajir.
Laporan Hurun ini seiring dengan rapat tahunan parlemen China yang mulai digelar Jumat ini. Rapat yang dihadiri 3.000 orang anggota delegasi memiliki agenda untuk menyetujui proposal dari Partai Komunis, partai penguasa.
Mengutip dari CNBC, Jumat (3/3/2017), beberapa pengusaha bidang properti dan energi di China, kini banyak duduk di parlemen. Termasuk pengusaha bidang teknologi, seperti Ma Huateng pemilik dari Tencent, Robin Li pemilik Baidu, dan Lei Jun bos Xiaomi.
Adapun CNN pada Jumat (3/3) menyatakan Ma Huateng merupakan anggota parlemen China terkaya, dengan kekayaan bersih sebesar USD24 miliar atau setara Rp321 triliun (estimasi kurs Rp13.375/USD). Nomor dua adalah Robin Li dengan kekayaan USD14 miliar ekuivalen Rp187 triliun.
Selain dihuni 150 miliarder, ada 209 delegasi parlemen yang berstatus pengusaha. Bila kekayaan ke-209 delegasi itu digabung maka mencapai USD500 miliar atau setara Rp6.687 triliun. Kekayaan mereka mengalahkan Produk Domestik Bruto tahunan dari Swedia dan Nigeria atau setara PDB tahunan Belgia!
Hadirnya para miliarder dalam parlemen China itu, mengingatkan pada pendapat tokoh reformasi China, Deng Xiaoping bahwa menjadi kaya adalah mulia.
(ven)