BNI Perkuat Kontribusi Segmen Ritel
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan tahun 2017 ini kontribusi bisnis konsumer ritel sebesar 18% dari total laba perseroan. Diharapkan pertumbuhan bisnis segmen ini bisa mencapai 14-18% tahun ini.
Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan porsi kontribusi sektor konsumer ritel terhadap total bisnis perseroan tidak berubah dari tahun lalu. Hal ini dikarenakan karena segmen bisnis lainnya juga mengalami pertumbuhan sehingga komposisinya relatif hampir sama di bandingkan tahun lalu.
Lebih lanjut dia menerangkan pihaknya terus menggenjot pertumbuhan bisnis melalui acara ikonik seperti Java Jazz dan Garuda Travel Fair di Maret 2017. Dua agenda besar ini diyakini dapat membangun brand BNI di kelas menengah ke atas yang membutuhkan layanan transaksi digital.
“Acara Java Jazz dan GATF yang kami dukung akan mendekatkan kami pada nasabah. Kami ingin mengenalkan layanan digital BNI di acara ini dan harapannya dapat terus digunakan seterusnya oleh pengunjung. Akuisisi baru untuk kartu debit, kredit, tap cash dan UnikQu menjadi yang paling relevan dalam acara tersebut,” ujar Anggoro di sela-sela acara Java Jazz 2017 di Jakarta.
Dia mengakui bisnis di kuartal pertama memiliki tren yang lebih lambat dibandingkan kuartal dua dan seterusnya. Karena itu diharapkan acara Java Jazz dapat menjadi motor penggerak untuk mencapai transaksi yang lebih besar di GATF.
Kartu tap cash atau uang elektronik disebutnya lebih cocok di acara ini karena konsepnya untuk transaksi cepat, dengan nilai tidak terlalu besar. Misalnya dalam membeli makanan atau minuman yang nilainya kecil dan dilakukan dengan cepat. “Namun nanti di GATF itu transaksinya lebih besar sehingga penetrasi kartu kredit akan lebih pas,” ujarnya.
Pihaknya menargetkan penjualan 20 ribu kartu TapCash selama ajang Java Jazz Festival 2017. Dia mengatakan target utama Bank BNI pada Java Jazz Festival bukan bisnis melainkan jumlah penggunaan kartu TapCash. "Secara bisnis mungkin nilainya tidak terlalu signifikan. Sehingga targetnya lebih kepada jumlah kartu TapCash yang digunakan," katanya.
Target penonton BNI Java Jazz Festival 2017 sebanyak 125.000 orang dengan jumlah kartu tapcash yang disediakan 20.000 kartu dan volume transaksi diharapkan meningkat 15% dari acara BNI Java Jazz Festival di 2016. Di ajang Java Jazz Festival tahun lalu, BNI mampu menjual 11.500 kartu dengan volume transaksi mencapai Rp 2,5 miliar.
"Total TapCash yang terjual tahun lalu 11.500 dengan volume transaksinya itu Rp 2,5 miliar, kecil kan karena target utamanya adalah penetrasi dari kartu Tapcash itu," tambahnya.
Anggoro juga ingin menyasar segmen anak muda untuk menggenjot penetrasi kartu kredit BNI. Dia secara khusus memberikan kartu kredit kepada Afgan, agar para penonton BNI Java Jazz Festival yang mayoritas anak-anak muda mau membuka kartu kredit di Bank BNI.
Selama ini, kata dia, citra Bank BNI merupakan perbankan yang hanya melayani orang-orang tua atau usia 35 tahun ke atas. Namun kini BNI ingin menunjukkan juga dapat melayani segmen anak muda. Bahkan karyawan BNI kini didominasi 45 % berusia di bawah 35 tahun. Oleh karenanya, guna menyasar anak-anak muda di Indonesia, Bank BNI menggunakan Afgan sebagai sosok panutan anak muda dan diharapkan bisa dicontoh oleh generasi muda.
Dalam kesempatan berbeda Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) BNI Bety Ismawati Kulsum juga mengatakan, pihaknya siap mendukung target manajemen untuk tumbuh agresif tahun ini. Namun dia juga mengingatkan pentingnya kompetensi SDM dalam menghadapi era perbankan digital.
“Era digital dibutuhkan untuk memenangkan persaingan bisnis. Kami ingin manajemen melengkapi kompetensi SDM generasi muda yang akan menjadi tulang punggung pertumbuhan. Kami sadar dan paham bahwa hal tersebut adalah tuntutan pasar yang semakin kompetitif dalam memenangkan persaingan," ujar Bety di tempat berbeda akhir pekan lalu.
Dia juga melihat kedepannya layanan digital akan mengurangi peran SDM di posisi customer service dan teller. Perbankan tidak akan membutuhkan tenaga manusia terlalu banyak. Namun selain tantangan juga ada kesempatan untuk frontliner dalam meningkatkan kompetensi dan BNI memberikan akselerasi untuk karir dengan promosi. Apabila karyawan memiliki kemampuan maka akan diakomodasi oleh Club 46 khususnya talenta yang sangat bagus dan inovatif.
“Namun bagaimanapun peran manusia tetap dibutuhkan untuk layanan atau komplain tertentu. Kami kembangkan anak anak muda di BNI lewat komunitas karena mereka butuh kegiatan supaya mereka diakui,” ujarnya.
Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan porsi kontribusi sektor konsumer ritel terhadap total bisnis perseroan tidak berubah dari tahun lalu. Hal ini dikarenakan karena segmen bisnis lainnya juga mengalami pertumbuhan sehingga komposisinya relatif hampir sama di bandingkan tahun lalu.
Lebih lanjut dia menerangkan pihaknya terus menggenjot pertumbuhan bisnis melalui acara ikonik seperti Java Jazz dan Garuda Travel Fair di Maret 2017. Dua agenda besar ini diyakini dapat membangun brand BNI di kelas menengah ke atas yang membutuhkan layanan transaksi digital.
“Acara Java Jazz dan GATF yang kami dukung akan mendekatkan kami pada nasabah. Kami ingin mengenalkan layanan digital BNI di acara ini dan harapannya dapat terus digunakan seterusnya oleh pengunjung. Akuisisi baru untuk kartu debit, kredit, tap cash dan UnikQu menjadi yang paling relevan dalam acara tersebut,” ujar Anggoro di sela-sela acara Java Jazz 2017 di Jakarta.
Dia mengakui bisnis di kuartal pertama memiliki tren yang lebih lambat dibandingkan kuartal dua dan seterusnya. Karena itu diharapkan acara Java Jazz dapat menjadi motor penggerak untuk mencapai transaksi yang lebih besar di GATF.
Kartu tap cash atau uang elektronik disebutnya lebih cocok di acara ini karena konsepnya untuk transaksi cepat, dengan nilai tidak terlalu besar. Misalnya dalam membeli makanan atau minuman yang nilainya kecil dan dilakukan dengan cepat. “Namun nanti di GATF itu transaksinya lebih besar sehingga penetrasi kartu kredit akan lebih pas,” ujarnya.
Pihaknya menargetkan penjualan 20 ribu kartu TapCash selama ajang Java Jazz Festival 2017. Dia mengatakan target utama Bank BNI pada Java Jazz Festival bukan bisnis melainkan jumlah penggunaan kartu TapCash. "Secara bisnis mungkin nilainya tidak terlalu signifikan. Sehingga targetnya lebih kepada jumlah kartu TapCash yang digunakan," katanya.
Target penonton BNI Java Jazz Festival 2017 sebanyak 125.000 orang dengan jumlah kartu tapcash yang disediakan 20.000 kartu dan volume transaksi diharapkan meningkat 15% dari acara BNI Java Jazz Festival di 2016. Di ajang Java Jazz Festival tahun lalu, BNI mampu menjual 11.500 kartu dengan volume transaksi mencapai Rp 2,5 miliar.
"Total TapCash yang terjual tahun lalu 11.500 dengan volume transaksinya itu Rp 2,5 miliar, kecil kan karena target utamanya adalah penetrasi dari kartu Tapcash itu," tambahnya.
Anggoro juga ingin menyasar segmen anak muda untuk menggenjot penetrasi kartu kredit BNI. Dia secara khusus memberikan kartu kredit kepada Afgan, agar para penonton BNI Java Jazz Festival yang mayoritas anak-anak muda mau membuka kartu kredit di Bank BNI.
Selama ini, kata dia, citra Bank BNI merupakan perbankan yang hanya melayani orang-orang tua atau usia 35 tahun ke atas. Namun kini BNI ingin menunjukkan juga dapat melayani segmen anak muda. Bahkan karyawan BNI kini didominasi 45 % berusia di bawah 35 tahun. Oleh karenanya, guna menyasar anak-anak muda di Indonesia, Bank BNI menggunakan Afgan sebagai sosok panutan anak muda dan diharapkan bisa dicontoh oleh generasi muda.
Dalam kesempatan berbeda Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) BNI Bety Ismawati Kulsum juga mengatakan, pihaknya siap mendukung target manajemen untuk tumbuh agresif tahun ini. Namun dia juga mengingatkan pentingnya kompetensi SDM dalam menghadapi era perbankan digital.
“Era digital dibutuhkan untuk memenangkan persaingan bisnis. Kami ingin manajemen melengkapi kompetensi SDM generasi muda yang akan menjadi tulang punggung pertumbuhan. Kami sadar dan paham bahwa hal tersebut adalah tuntutan pasar yang semakin kompetitif dalam memenangkan persaingan," ujar Bety di tempat berbeda akhir pekan lalu.
Dia juga melihat kedepannya layanan digital akan mengurangi peran SDM di posisi customer service dan teller. Perbankan tidak akan membutuhkan tenaga manusia terlalu banyak. Namun selain tantangan juga ada kesempatan untuk frontliner dalam meningkatkan kompetensi dan BNI memberikan akselerasi untuk karir dengan promosi. Apabila karyawan memiliki kemampuan maka akan diakomodasi oleh Club 46 khususnya talenta yang sangat bagus dan inovatif.
“Namun bagaimanapun peran manusia tetap dibutuhkan untuk layanan atau komplain tertentu. Kami kembangkan anak anak muda di BNI lewat komunitas karena mereka butuh kegiatan supaya mereka diakui,” ujarnya.
(akr)