Rupiah Diramal Kembali Melemah
A
A
A
JAKARTA - Kekhawatiran terjadi di mana laju rupiah lebih memilih berada di zona merah ketimbang berbalik menguat. Di sisi lain, sentimen yang ada pun tampaknya belum memberikan kesempatan bagi rupiah untuk menguat, terlihat dari pergerakan rupiah yang sempat melampaui garis batas support yang kami buat.
"Potensi pelemahan kembali masih dapat terjadi, namun kami harapkan dapat lebih terbatas. Tetap cermati dan antisipasi berbagai sentimen yang dapat berpengaruh pada berubahnya arah pergerakan rupiah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Diperkirakan Reza, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.415/USD dan resisten Rp13.339/USD.
Meski sebelumnya, rilis kenaikan ADP private sector employment sebesar 298 ribu di atas estimasi 190.000, tampaknya belum cukup kuat mengangkat indeks saham AS, namun mampu mempertahankan laju USD di zona hijau.
Imbasnya tentu pada rupiah yang kembali mengalami pelemahan. Ditambah lagi dengan masih melemahnya EUR jelang pertemuan ECB dan masih adanya kekhawatiran akan pemilu di sejumlah wilayah Eropa.
Di sisi lain, penguatan USD juga terbantukan dengan perbedaan antara tingkat suku bunga diferensiasi AS dan Jepang yang masih membesar.
"Meski di dalam negeri terdapat sentimen positif dari potensi kerjasama antara Indonesia dengan beberapa negara lainnya namun, tampaknya belum cukup kuat mengangkat rupiah," pungkasnya.
"Potensi pelemahan kembali masih dapat terjadi, namun kami harapkan dapat lebih terbatas. Tetap cermati dan antisipasi berbagai sentimen yang dapat berpengaruh pada berubahnya arah pergerakan rupiah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Diperkirakan Reza, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.415/USD dan resisten Rp13.339/USD.
Meski sebelumnya, rilis kenaikan ADP private sector employment sebesar 298 ribu di atas estimasi 190.000, tampaknya belum cukup kuat mengangkat indeks saham AS, namun mampu mempertahankan laju USD di zona hijau.
Imbasnya tentu pada rupiah yang kembali mengalami pelemahan. Ditambah lagi dengan masih melemahnya EUR jelang pertemuan ECB dan masih adanya kekhawatiran akan pemilu di sejumlah wilayah Eropa.
Di sisi lain, penguatan USD juga terbantukan dengan perbedaan antara tingkat suku bunga diferensiasi AS dan Jepang yang masih membesar.
"Meski di dalam negeri terdapat sentimen positif dari potensi kerjasama antara Indonesia dengan beberapa negara lainnya namun, tampaknya belum cukup kuat mengangkat rupiah," pungkasnya.
(ven)