Menanti Hasil Audit Cadangan Minyak Saudi Aramco
A
A
A
DHAHRAN - Ketika Saudi Aramco (IPO-ARMO.SE) mengungkapkan hasil audit cadangan minyak mereka, investor akan mencari dua jawaban yakni berapa banyak minyak yang dimiliki raksasa minyak pelat merah Arab Saudi. Selain itu para investor juga menanti detail langkah selanjutnya Aramco.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (10/3/2017) Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih telah mengisyaratkan bakal ada kejutan terkait cadangan milik Aramco 2018, yang bakal diumumkan tahun ini. Sementara para pengamat memperkirakan stok minyak mereka menipis dengan tidak banyak detail yang diutarakan.
Cadangan minyak Arab Saudi telah lama dikenal sebagai yang terbesar di dunia. Tetapi cukup lama juga telah muncul pertanyaan tentang volume dan kualitas dari stok minyak mereka. Selama hampir 30 tahun, meskipun adanya lonjakan produksi dan fluktuatif harga minyak serta peningkatan teknologi, Riyadh selalu melaporkan jumlah yang sama untuk cadangan mereka yakni 261 miliar barel berdasarkan BP Statistik.
Sementara itu disebutkan Aramco telah menugaskan dua perusahaan Amerika Serikat untuk mengaudit cadangan minyak dan gas mereka demi kepentingan IPO (penjualan saham perdana). Seperti diketahui perusahaan-perusahaan yang listing di New York diwajibkan untuk memiliki US Securities and Exchange Commission audit.
Sejumlah sumber mengatakan Aramco, diperkirakan memiliki 15% dari total cadangan minyak global, menunjuk Cline and Associates, anak usaha dari perusahaan Baker Hughes-Gaffney, untuk melakukan kajian. Di sisi lain tahun lalu SEC meluncurkan data perusahan minyak terdaftar ExxonMobil (XOM.N), melaporkan cadangan mereka hampir tidak berubah selama bertahun-tahun, meskipun harga minyak dunia merosot. Hingga akhirnya Exxon merevisi cadangan bulan lalu yang lebih rendah.
Melakukan audit yang diakui secara internasional telah menjadi kunci bagi Aramco dalam upaya rencana melakukan IPO untuk 5% dari nilai perusahan Pilihan IPO telah memaksa Aramco membuka data cadangan migas mereka kepada publik. Tahun lalu, berdasarkan hasil audit independen, Kementerian Energi Arab Saudi menaksir cadangan terbukti Aramco mencapai 260 miliar barel.
Dengan sumber daya sebesar itu, aset Aramco tercatat senilai USD2 triliun. Aramco sendiri ternyata mencari sumber dana segar lainnya, antara lain dengan menerbitkan obligasi syariah alias sukuk senilai USD 10 miliar. Aksi jumbo ini bakal dimulai jika penjualan 5% saham rampung. Sebagaimana dilansir Oilprice.com, Aramco menyewa empat bank sebagai konsultan penjualan sukuk pertamanya. Bank tersebut adalah HSBC Saudi Arabiya, Riyad Capital, NCB Capital Co, dan Alinma Investment Co.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (10/3/2017) Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih telah mengisyaratkan bakal ada kejutan terkait cadangan milik Aramco 2018, yang bakal diumumkan tahun ini. Sementara para pengamat memperkirakan stok minyak mereka menipis dengan tidak banyak detail yang diutarakan.
Cadangan minyak Arab Saudi telah lama dikenal sebagai yang terbesar di dunia. Tetapi cukup lama juga telah muncul pertanyaan tentang volume dan kualitas dari stok minyak mereka. Selama hampir 30 tahun, meskipun adanya lonjakan produksi dan fluktuatif harga minyak serta peningkatan teknologi, Riyadh selalu melaporkan jumlah yang sama untuk cadangan mereka yakni 261 miliar barel berdasarkan BP Statistik.
Sementara itu disebutkan Aramco telah menugaskan dua perusahaan Amerika Serikat untuk mengaudit cadangan minyak dan gas mereka demi kepentingan IPO (penjualan saham perdana). Seperti diketahui perusahaan-perusahaan yang listing di New York diwajibkan untuk memiliki US Securities and Exchange Commission audit.
Sejumlah sumber mengatakan Aramco, diperkirakan memiliki 15% dari total cadangan minyak global, menunjuk Cline and Associates, anak usaha dari perusahaan Baker Hughes-Gaffney, untuk melakukan kajian. Di sisi lain tahun lalu SEC meluncurkan data perusahan minyak terdaftar ExxonMobil (XOM.N), melaporkan cadangan mereka hampir tidak berubah selama bertahun-tahun, meskipun harga minyak dunia merosot. Hingga akhirnya Exxon merevisi cadangan bulan lalu yang lebih rendah.
Melakukan audit yang diakui secara internasional telah menjadi kunci bagi Aramco dalam upaya rencana melakukan IPO untuk 5% dari nilai perusahan Pilihan IPO telah memaksa Aramco membuka data cadangan migas mereka kepada publik. Tahun lalu, berdasarkan hasil audit independen, Kementerian Energi Arab Saudi menaksir cadangan terbukti Aramco mencapai 260 miliar barel.
Dengan sumber daya sebesar itu, aset Aramco tercatat senilai USD2 triliun. Aramco sendiri ternyata mencari sumber dana segar lainnya, antara lain dengan menerbitkan obligasi syariah alias sukuk senilai USD 10 miliar. Aksi jumbo ini bakal dimulai jika penjualan 5% saham rampung. Sebagaimana dilansir Oilprice.com, Aramco menyewa empat bank sebagai konsultan penjualan sukuk pertamanya. Bank tersebut adalah HSBC Saudi Arabiya, Riyad Capital, NCB Capital Co, dan Alinma Investment Co.
(akr)