Bandara Soekarno Hatta Naik Kelas Versi Skytrax World Airport Award 2017

Rabu, 15 Maret 2017 - 13:49 WIB
Bandara Soekarno Hatta...
Bandara Soekarno Hatta Naik Kelas Versi Skytrax World Airport Award 2017
A A A
TANGERANG - Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) Tangerang meraih dua sukses. Pertama, sukses menembus peringkat 44 besar dunia versi Skytrax World Airport Award 2017, dari posisi sebelumnya di 2016 di papan 63 besar. “Kami melompat 19 point, capaian terbaik selama ini. Kami sebenarnya hanya menargetkan masuk di 50 besar dunia. Terima kasih atas support dari seluruh masyarakat Indonesia, termasuk Pak Arief Yahya dan seluruh jajaran Kemenpar RI,” jelas President Director AP II Muhammad Awaluddin, Rabu dini hari, 15 Maret 2017.

Kedua, Soetta Airport juga berhasil meraih penghargaan The World Most Improved Airport 2017, sebuah penghargaan prestisius berdasarkan The Skytrax World Airport Survey. Ini sudah melalui proses panjang dan detail dibandingkan 550 airport dari seluruh dunia, yang prosesnya dilakukan sangat independen. Yang disurvei adalah percepatan pembangunan fasilitas bandara, kualitas pelayanan, service excellence berstandar global.

“Kami berterima kasih pada seluruh masyarakat yang rela menyisihkan waktu khusus untuk mengisi quasionnaires yang sangat detail, hingga 50 pertanyaan itu. Kalau bukan karena cinta Merah Putih, bangga dengan Soekarno Hatta Airport, bandara andalan Indonesia, sepertinya sulit terjadi,” lagi-lagi Dirut AP II Awaluddin berendah hati dan mengapresiasi para online voters itu.

Bukan main-main, awarding tahun 2017 dilalui dengan sangat fair dan terbuka. Penilaian itu didasarkan pada 13,82 juta lembar jawaban survey secara online, yang diisi oleh travellers, dari 105 negara, dari Juli 2016 sampai Februari 2017 di 550 bandara internasional. Jika mengikuti website yang dipakai e-vote itu, http://bit.ly/voteCGK, jawaban dari pertanyaan kuesioner itu menunjukkan “performance indicators” dari kualitas layanan bandara.

Dari check in, arrivals, transfers, shopping, security, imigrasi, sampai depan pintu keberangkatan. Nah, sementara international flight di Soetta masih di Terminal 2, belum pindah ke Terminal 1. “Selamat atas dua sukses sekaligus Bandara Soekarno Hatta. Bandara yang sudah ditetapkan sebagai Tourism Airport oleh Pak Menhub Budi Karya Sumadi,” sebut Menpar Arief Yahya, dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, (15/3/2017).

Arief Yahya yang mantan Dirut PT Telkom itu juga berterima kasih kepada tim digital dan media social Kemenpar, yang terus mensosialisasikan dan mengajak public untuk menghibahkan votes-nya buat AP-2. Menteri Arief melihat ini adalah kepentingan nasional, maka dibutuhkan spirit Indonesia Incorporated. “Kalau Bandara kita hebat, berkualitas dunia, fasilitasnya lengkap, itu akan menjadi destinasi sendiri. Orang tidak takut transit dan berlama-lama di Jakarta,” ungkap Arief Yahya.

Reputasi sebagai airport kelas dunia, kata Arief Yahya, itu sangat penting. Pertama untuk calibration, menyamakan dengan global standart yang sudah dimiliki oleh Skytrax dan diakui oleh dunia. Lembaganya juga sangat berbobot, punya nama besar juga. Kedua, award itu akan menaikkan confidence level. “Rasa percaya diri, bahwa kita bisa hebat, bisa juara dunia, dan kita tidak merasa minder dengan bangsa-bangsa lain, karena kita juga bisa lebih hebat dari manapun,” jelas pria asal Banyuwangi Jawa Timur itu.

Ketiga, arwarding itu penting untuk membangun credibility, atau kepercayaan public terhadap lembaga ini. “Kalau sudah terpercaya, punya kredibilitas, maka value-nya naik. Kalau nilai valuasinya naik, maka harga pun masuk akan untuk lebih mahal dari airport yang lain,” paparnya.

Proses e-vote-nya juga cukup rumit. Bahkan paling rumit dibandingkan dengan e-voting lain untuk melihat respons public atas kinerja Kementerian. Pertama, harus buka website mereka. Kedua, harus masukkan data dan diemail, bisa melalui handphoe, smartphone, juga bisa dengan PC (Personal Computers). Kedua, satu email, satu akun, satu suara. Tidak boleh nge-vote lebih dari sekali, karena pasti akan langsung sinkronisasi data.

Ketiga, handicap kesulitan memenangkan The World’s Top 100 Airports itu, IP Address-nya tidak boleh sama. Artinya, kita tidak boleh menggunakan HP yang sama, computer yang sama, dan IP Address yang sama. Karena itu, harus dengan satu IP Address. “Kita ini bangsa besar, bangsa maritime, bangsa yang punya potensi wisata melimpah. Maka saya yakin, Indonesia bisa berkompetisi dengan sehat. Saya yakin, kalau bersatu, demi Merah Putih, tidak ada yang tidak bisa!” lanjut lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Doktor Unpad Bandung itu.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada sekolah-sekolah Tinggi Pariwisata yang ikut mensosialisasikan melalui online dan offline. “Selamat dan Sukses Soekarno Hatta Airport,” kalimat Menpar Arief dengan bahasa yang menggelegar.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0906 seconds (0.1#10.140)