Rasio Kewirausahaan Ditargetkan Mencapai 4%

Selasa, 21 Maret 2017 - 21:10 WIB
Rasio Kewirausahaan...
Rasio Kewirausahaan Ditargetkan Mencapai 4%
A A A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga menargetkan rasio wirausaha di Indonesia mencapai 4% pada awal 2017. Target tersebut akan tercapai dengan kerja sama semua pihak, baik dari pemerintah pusat, daerah, hingga kalangan akademisi.

Kemenkop dan UKM telah merilis rasio wirausaha 2016 di Tanah Air mencapai 3,1%, meningkat dari rasio sebelumnya 1,67%. "Ini berarti rasio kewirausahaan Indonesia sudah melampui batas minimal rasio kewirausahaan sebuah negara, yaitu 2%. Mudah-mudahan tahun depan naik menjadi 4%," ujar dia dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Menurutnya, penduduk Indonesia 250 juta jiwa namun jumlah kewirausahaan masih kecil. "Kita ingin rasionya paling tidak sama dengan Malaysia yang mencapai 5%, tidak perlu seperti Jepang dan Amerika Serikat yang sudah mencapai lebih dari 10%," tutur Puspayoga.

Dia mengatakan, target 4% tersebut sangat mungkin dicapai jika ada kerja sama semua pihak. Mahasiswa dan kampus merupakan sasaran paling potensial untuk menumbuhkan kewirausahaan. Pemerintah daerah juga diminta merancang program-program yang mendukung kewirausahaan sehingga terjadi sinergi optimal.

"Kita datangi kampus-kampus untuk meningkatkan rasio ini. Selama ini saya sudah mendatangi banyak kampus, yang belum akan kita kunjungi," jelasnya.

Pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan pemerintah akan efektif jika diikuti dengan pembiayaan. Karena itu, pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kemudahan pembiayaan seperti kredit usaha rakyat (KUR), kredit ultra mikro dengan plafon maksimal Rp10 juta, Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE), dan kemudahan biaya ekspor.

"Kebijakan itu dikeluarkan pemerintah dengan tujuan membantu biaya produksi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sehingga berdaya saing kuat," imbuhnya.

Puspayoga secara khusus meminta agar sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas. Dengan berkembangnya sektor pariwisata maka secara otomatis akan menumbuhkan wirausaha dari berbagai sektor produksi mulai dari kuliner, kerajinan, hingga penginapan.

"Homestay yang dikelola pelaku UKM maupun koperasi mulai menjamur di daerah-daerah wisata," tuturnya.

Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS mengaku optimistis target 4% bisa tercapai. Dia menilai upaya kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia selama dua tahun ini terbukti berhasil.

Rasio wirausaha yang baru dilansir dihitung berdasarkan data jumlah pelaku usaha yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Ekonomi Penduduk 2016. Data BPS menyebutkan jumlah pelaku usaha bidang nonpertanian sebanyak 26,7 juta orang, dengan perincian jumlah penduduk yang usahanya tidak menetap sebanyak 18,9 juta orang dan menetap sebanyak 7,8 juta orang.

"Dengan jumlah penduduk Indonesia 250 juta jiwa, maka dari data BPS tersebut kami menghitung bahwa rasio wirausaha Indonesia mencapai 3,1%," jelas Prakoso.

Data BPS juga menunjukkan, terjadi peningkatan kelas pelaku usaha dari pemula menjadi usaha mikro naik 12%, pelaku mikro ke usaha kecil naik 9% sedangkan dari pelaku usaha kecil ke menengah sekitar 1%.

Menurut Prakoso, seseorang dianggap sebagai wirausaha jika mempunyai usaha menetap dan tenaga kerja minimal satu orang. Dia mengakui sektor pariwisata menjadi andalan untuk meningkatkan jumlah wirausaha sebab multiplayer effect-nya sangat luar biasa.

"Karena itu, pelatihan, magang dan berbagai peningkatan kompetensi lainnya akan terus dilakukan, termasuk juga program Wirausaha Pemula (WP)," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0966 seconds (0.1#10.140)