Serikat Pekerja JICT Nilai Data Dwelling Time Tak Akurat

Kamis, 23 Maret 2017 - 10:00 WIB
Serikat Pekerja JICT...
Serikat Pekerja JICT Nilai Data Dwelling Time Tak Akurat
A A A
JAKARTA - Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menilai data yang disampaikan oleh Pelindo II, terkait lamanya waktu tunggu bongkar muat petikemas (dwelling time) tidak akurat. Direksi Pelindo II menurut Ketua Serikat Pekerja JICT Nova Sofyan Hakim membuat pernyataan yang tidak mengenai dwelling time impor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

"Pelindo II bilang dwelling time sudah 2,7 hari ternyata faktanya masih 3,9 hari. Kemudian akan ada perbaikan dwelling time lagi, tapi sejak 2016, sampai sekarang belum ada," ujar Nova lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Lebih lanjut dia menyayangkan data dwelling time 2,7 hari yang sempat dikutip sebagai pencapaian sangat fatal mengingat angka tersebut merupakan dwelling time petikemas ekspor tanpa menyertakan data impor. "Petikemas ekspor kan hampir tidak pernah bermasalah. Dwelling time ekspor rendah karena pelabuhan ada waktu tenggat petikemas masuk terminal atau closing time," tuturnya.

Menurut Nova, mengutip kajian world bank, salah satu komponen dwelling time yaitu post clearance atau proses di pelabuhan. Dalam fase ini dwelling time dihitung saat kapal ditarik ke dermaga sampai petikemas keluar dari pelabuhan.

"Ambil contoh di JICT, bulan Oktober sampai November 2016, rata-rata waktu penarikan kapal sampai pelabuhan mencapai 4,6 jam. Ini tidak pernah diperhitungkan sebelumnya padahal ada ranah Pelindo II disana," terang dia

Dia menambahkan waktu penarikan kapal yang terhitung masih sangat lama dan menyumbang waktu tunggu cukup tinggi sangat disayangkan. "Data faktual belum 2,7 hari. JICT yang sudah tersistem dan modern saja masih diatas 3,5 hari. Lalu bagaimana pelabuhan lainnya? Apakah alat-alatnya handal seperti JICT? Ini tidak menjadi perhatian Pelindo II," kata Nova.

Ditegaskan oleh dia sendiri meragukan apakah data yang disampaikan sudah sesuai dengan fakta lapangan. Hal ini menurutnya akan fatal terhadap perbaikan dwelling time. "Setahun terakhir tidak ada progres pembenahan. Buktinya dwelling time masih tinggi. Dirut Pelindo II harus melakukan tindakan yang berbeda. pelabuhan tidak dapat disamakan dengan sektor keuangan tempat dia (Elvyn) sebelumnya," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)