Rupiah Berbalik Menguat, Poundsterling Jatuh Imbas Penerapan Brexit
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan Rabu (29/3/2017) berakhir rebound alias berbalik menguat, setelah dibuka melemah di pagi hari. Rupiah di indeks Bloomberg naik 4 poin atau 0,03% ke level Rp13.314 per USD.
Awal hari, rupiah dibuka melemah ke level Rp13.318 per USD, kemudian terus menurun 4 poin atau 0,03% ke posisi Rp13.322 per USD. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.308-Rp13.335 per USD.
Sementara itu, mata uang NKRI di indeks Yahoo Finance juga merangkak naik ke zona positif, dengan bertambah 7 poin atau 0,05% ke posisi Rp13.302 per USD. Pada pembukaan pagi tadi, rupiah bergerak melemah 11 poin atau 0,08% menjadi Rp13.320 per USD. Sepenjang hari ini, rupiah bergerak di level Rp13.293-Rp13.332 per USD.
Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada Rabu ini juga menguat 19 poin ke Rp13.302 per USD, setelah pada pagi hari melemah ke level Rp13.321 per USD.
Sementara itu, dolar mulai menjauh dari titik terendahnya karena data ekonomi yang solid, terutama indeks kepercayaan konsumen Maret 2017 yang meningkat 125,6, tertinggi sejak Desember 2000. Hal ini mengembalikan kembali optimisme untuk menaikkan suku bunga The Fed pada tahun ini.
Melansir dari Reuters, data tersebut mendorong naik imbal hasil obligasi AS serta daya tarik dolar lebih lanjut. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 2,421% di perdagangan Asia, dari level penutupannya Selasa sebesar 2,409%.
Alhasil, indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,2% menjadi 99,911 DXY, lebih tinggi dari posisi awal pekan ini di level 98,858 DXY. Hasil ini membuat dolar perkasa terhadap euro naik 0,3% menjadi USD1,078 EUR dan
Adapun poundsterling Inggris jatuh setelah PM Theresa May pada hari ini meneken Pasal 50 Brexit, dimana Inggris Raya secara resmi benar-benar meninggalkan Uni Eropa. Hal ini membuat sterling turun 0,4% ke level USD1,2395 GBP.
Awal hari, rupiah dibuka melemah ke level Rp13.318 per USD, kemudian terus menurun 4 poin atau 0,03% ke posisi Rp13.322 per USD. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.308-Rp13.335 per USD.
Sementara itu, mata uang NKRI di indeks Yahoo Finance juga merangkak naik ke zona positif, dengan bertambah 7 poin atau 0,05% ke posisi Rp13.302 per USD. Pada pembukaan pagi tadi, rupiah bergerak melemah 11 poin atau 0,08% menjadi Rp13.320 per USD. Sepenjang hari ini, rupiah bergerak di level Rp13.293-Rp13.332 per USD.
Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada Rabu ini juga menguat 19 poin ke Rp13.302 per USD, setelah pada pagi hari melemah ke level Rp13.321 per USD.
Sementara itu, dolar mulai menjauh dari titik terendahnya karena data ekonomi yang solid, terutama indeks kepercayaan konsumen Maret 2017 yang meningkat 125,6, tertinggi sejak Desember 2000. Hal ini mengembalikan kembali optimisme untuk menaikkan suku bunga The Fed pada tahun ini.
Melansir dari Reuters, data tersebut mendorong naik imbal hasil obligasi AS serta daya tarik dolar lebih lanjut. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 2,421% di perdagangan Asia, dari level penutupannya Selasa sebesar 2,409%.
Alhasil, indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,2% menjadi 99,911 DXY, lebih tinggi dari posisi awal pekan ini di level 98,858 DXY. Hasil ini membuat dolar perkasa terhadap euro naik 0,3% menjadi USD1,078 EUR dan
Adapun poundsterling Inggris jatuh setelah PM Theresa May pada hari ini meneken Pasal 50 Brexit, dimana Inggris Raya secara resmi benar-benar meninggalkan Uni Eropa. Hal ini membuat sterling turun 0,4% ke level USD1,2395 GBP.
(ven)