DPR Apresiasi Kinerja Positif Bank BTN
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mendapat apresiasi atas kinerja perseroan 2016 yang ditutup berada di atas rata-rata industri. Laporan keuangan audited per 31 Desember 2016 BTN mencatat perolehan laba bersih Rp2,61 triliun.
Nilai tersebut tumbuh 41,49% secara tahunan dari perolehan laba bersih tahun sebelumnya senilai Rp1,85 triliun. Sementara, penyaluran kredit tumbuh 18,34% dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp164,44 pada akhir 2016 atau di atas rata-rata industri, di mana kredit perbankan nasional tumbuh 7,8% pada 2016.
Atas paparan kinerja Bank BTN tersebut, Komisi XI DPR RI memberikan apresiasi kepada perseroan. Komisi XI DPR RI meminta manajemen BTN untuk terus mempertahankan kinerjanya sekaligus berupaya untuk meningkatkannya.
Direktur Utama Maryono mengatakan, ekonomi nasional butuh dukungan perbankan dan untuk itu bank nasional terutama Bank BUMN harus menjadi pioner dalam mencetak pertumbuhan usaha yang positif.
"Kami optimistis Bank BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif tersebut pada tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti," kata dia.
Secara umum kinerja Bank BTN pada 2016 berada pada posisi yang sangat baik. Termasuk dalam hal ini rasio keuangan yang berhasil dikelola secara baik oleh perseroan. Ini menujukkan manajemen Bank BTN telah bekerja dengan baik membawa perseroan pada pertumbuhan usaha yang sangat positif.
Hal tersebut terlihat dari kemampuan perseroan untuk menekan dana mahal, sehingga operasional bisnis perseroan dapat ditopang oleh dana berbiaya murah, sehingga terjadi efisiensi dalam bisnis Bank BTN.
Current account and saving account/CASA perseroan naik ke level 50,36% pada akhir 2016 dari 48,63% di periode yang sama tahun sebelumnya. Per 31 Desember 2016, CASA Bank BTN tercatat Rp80,68 triliun, naik 29,85% dari Rp62,13 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, BTN berhasil memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari 16,97% pada Desember 2015 menjadi 20,34% di Desember 2016.
Komisi XI DPR RI juga memberikan dukungan atas peran Bank BTN sebagai pelaksana program sejuta rumah. Ini sejalan dengan eksistensi Bank BTN sebagai satu-satunya bank fokus perumahan di Indonesia dengan tugas ikut mendukung program pemerintah dalam mengatasi kebutuhan perumahan nasional.
"Hanya BTN yang selama ini fokus dan memberikan kontribusi sangat besar terhadap program perumahan nasional. Kami akan terus berusaha bagaimana BTN ke depan akan tetap mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung program perumahan nasional," jelas Maryono.
Kemudian mengait pemberitaan seputar surat dari OJK mengenai pemalsuan deposito, Bank BTN menegaskan bahwa operasional perseroan sampai dengan saat ini berjalan lancar. Masyarakat masih tetap dapat melakukan transaksi seperti biasa di kantor cabang Bank BTN seluruh Indonesia.
Nilai tersebut tumbuh 41,49% secara tahunan dari perolehan laba bersih tahun sebelumnya senilai Rp1,85 triliun. Sementara, penyaluran kredit tumbuh 18,34% dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp164,44 pada akhir 2016 atau di atas rata-rata industri, di mana kredit perbankan nasional tumbuh 7,8% pada 2016.
Atas paparan kinerja Bank BTN tersebut, Komisi XI DPR RI memberikan apresiasi kepada perseroan. Komisi XI DPR RI meminta manajemen BTN untuk terus mempertahankan kinerjanya sekaligus berupaya untuk meningkatkannya.
Direktur Utama Maryono mengatakan, ekonomi nasional butuh dukungan perbankan dan untuk itu bank nasional terutama Bank BUMN harus menjadi pioner dalam mencetak pertumbuhan usaha yang positif.
"Kami optimistis Bank BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif tersebut pada tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti," kata dia.
Secara umum kinerja Bank BTN pada 2016 berada pada posisi yang sangat baik. Termasuk dalam hal ini rasio keuangan yang berhasil dikelola secara baik oleh perseroan. Ini menujukkan manajemen Bank BTN telah bekerja dengan baik membawa perseroan pada pertumbuhan usaha yang sangat positif.
Hal tersebut terlihat dari kemampuan perseroan untuk menekan dana mahal, sehingga operasional bisnis perseroan dapat ditopang oleh dana berbiaya murah, sehingga terjadi efisiensi dalam bisnis Bank BTN.
Current account and saving account/CASA perseroan naik ke level 50,36% pada akhir 2016 dari 48,63% di periode yang sama tahun sebelumnya. Per 31 Desember 2016, CASA Bank BTN tercatat Rp80,68 triliun, naik 29,85% dari Rp62,13 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, BTN berhasil memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari 16,97% pada Desember 2015 menjadi 20,34% di Desember 2016.
Komisi XI DPR RI juga memberikan dukungan atas peran Bank BTN sebagai pelaksana program sejuta rumah. Ini sejalan dengan eksistensi Bank BTN sebagai satu-satunya bank fokus perumahan di Indonesia dengan tugas ikut mendukung program pemerintah dalam mengatasi kebutuhan perumahan nasional.
"Hanya BTN yang selama ini fokus dan memberikan kontribusi sangat besar terhadap program perumahan nasional. Kami akan terus berusaha bagaimana BTN ke depan akan tetap mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung program perumahan nasional," jelas Maryono.
Kemudian mengait pemberitaan seputar surat dari OJK mengenai pemalsuan deposito, Bank BTN menegaskan bahwa operasional perseroan sampai dengan saat ini berjalan lancar. Masyarakat masih tetap dapat melakukan transaksi seperti biasa di kantor cabang Bank BTN seluruh Indonesia.
(izz)