Harga Minyak Dunia Jatuh di Perdagangan Asia
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia di perdagangan Asia pada Senin pagi ini turun di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global setelah jumlah rig Amerika Serikat (AS) lebih tinggi menunjukkan kenaikan produksi shale AS. Sementara, USD yang lebih kuat juga memberikan tekanan pada minyak mentah.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/4/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) jatuh 5 sen menjadi USD50,55 per barel setelah menetap 25 sen lebih tinggi pada sesi sebelumnya.
Sementara, harga minyak Brent tergelincir 11 sen menjadi USD53,42 per barel. Di mana kontrak Maret ditutup pada sesi sebelumnya turun 13 sen menjadi USD52,83 per barel.
Kedua kontrak membukukan kerugian terburuk kuartalan mereka sejak akhir 2015 pada kuartal Maret. Di mana harga minyak AS turun hampir 6% dari kuartal sebelumnya, sementara Brent kehilangan 7% karena meningkatnya tingkat persediaan yang melebihi pemotongan produksi oleh OPEC dan non-anggota OPEC.
Harga minyak mentah pekan lalu sempat naik tiga hari di tengah adanya harapan dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-anggota OPEC seperti Rusia akan memperpanjang pemotongan produksi di luar Juni.
Tapi harga jatuh pada Jumat kemarin setelah perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan bahwa jumlah rig AS meningkat pada pekan lalu. Hal tersebut membuat kuartal pertama terkuat untuk penambahan rig minyak sejak pertengahan 2011.
Indeks USD naik terhadap mata uang pada hari ini dan membuat greenback termasuk komoditas minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Irak berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi minyaknya hingga 5 juta barel per hari sebelum akhir tahun ini, tetapi Baghdad telah meyakinkan OPEC sepenuhnya akan mematuhi perjanjian untuk memotong pasokan minyak.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/4/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) jatuh 5 sen menjadi USD50,55 per barel setelah menetap 25 sen lebih tinggi pada sesi sebelumnya.
Sementara, harga minyak Brent tergelincir 11 sen menjadi USD53,42 per barel. Di mana kontrak Maret ditutup pada sesi sebelumnya turun 13 sen menjadi USD52,83 per barel.
Kedua kontrak membukukan kerugian terburuk kuartalan mereka sejak akhir 2015 pada kuartal Maret. Di mana harga minyak AS turun hampir 6% dari kuartal sebelumnya, sementara Brent kehilangan 7% karena meningkatnya tingkat persediaan yang melebihi pemotongan produksi oleh OPEC dan non-anggota OPEC.
Harga minyak mentah pekan lalu sempat naik tiga hari di tengah adanya harapan dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-anggota OPEC seperti Rusia akan memperpanjang pemotongan produksi di luar Juni.
Tapi harga jatuh pada Jumat kemarin setelah perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan bahwa jumlah rig AS meningkat pada pekan lalu. Hal tersebut membuat kuartal pertama terkuat untuk penambahan rig minyak sejak pertengahan 2011.
Indeks USD naik terhadap mata uang pada hari ini dan membuat greenback termasuk komoditas minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Irak berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi minyaknya hingga 5 juta barel per hari sebelum akhir tahun ini, tetapi Baghdad telah meyakinkan OPEC sepenuhnya akan mematuhi perjanjian untuk memotong pasokan minyak.
(izz)