Anggaran Besar, Kesenjangan di Indonesia Masih Lebar
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo mengaku heran dengan masih tingginya tingkat ketimpangan dan kesenjangan sosial di Indonesia. Padahal, dari waktu ke waktu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terus mengalami peningkatan.
Dia menyebutkan, saat ini APBN mencapai Rp1.000 triliun dan dana transfer ke daerah sudah meningkat cukup signifikan dari Rp300 triliun menjadi Rp700 triliun. "Transfer ke daerah dulu masih Rp300 triliun, dan sekarang sudah Rp700 triliun. Tapi dari jumlah itu nggak nendang. Nggak inline dengan yang didapat rakyat, dan sejahtera," katanya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Tak hanya itu, sambung Mardiasmo, program pengampunan pajak atau tax amnesty yang meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp100 triliun tak juga membuat kesenjangan di Indonesia semakin menurun. "Masih saja kesenjangan, ketimpangan, gini rasio masih 0,41," imbuh dia.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan gebrakan melalui reformasi agraria. Dengan harapan, masyarakat menengah ke bawah akan lebih mudah mendapatkan akses terhadap lahan. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan akses masyarakat kecil terhadap informasi. Hal ini berkaca pada kenyataan masyarakat kecil saat ini tidak paham mengenai pasar modal.
"Pemerintah sekarang juga bukan regulator. Tapi akselarator. Kalau regulator hanya buat aturan saja. Kita sudah saatnya akselarasi. Blusukan itu akselarasi, agar yang dikeluarkan diimplementasikan, langsung ada hasil," pungkasnya.
Dia menyebutkan, saat ini APBN mencapai Rp1.000 triliun dan dana transfer ke daerah sudah meningkat cukup signifikan dari Rp300 triliun menjadi Rp700 triliun. "Transfer ke daerah dulu masih Rp300 triliun, dan sekarang sudah Rp700 triliun. Tapi dari jumlah itu nggak nendang. Nggak inline dengan yang didapat rakyat, dan sejahtera," katanya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Tak hanya itu, sambung Mardiasmo, program pengampunan pajak atau tax amnesty yang meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp100 triliun tak juga membuat kesenjangan di Indonesia semakin menurun. "Masih saja kesenjangan, ketimpangan, gini rasio masih 0,41," imbuh dia.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan gebrakan melalui reformasi agraria. Dengan harapan, masyarakat menengah ke bawah akan lebih mudah mendapatkan akses terhadap lahan. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan akses masyarakat kecil terhadap informasi. Hal ini berkaca pada kenyataan masyarakat kecil saat ini tidak paham mengenai pasar modal.
"Pemerintah sekarang juga bukan regulator. Tapi akselarator. Kalau regulator hanya buat aturan saja. Kita sudah saatnya akselarasi. Blusukan itu akselarasi, agar yang dikeluarkan diimplementasikan, langsung ada hasil," pungkasnya.
(akr)