PLTD Karimunjawa Butuh 4.000 Liter Solar/Hari
A
A
A
KARIMUNJAWA - PLTD Legon Bajak Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, membutuhkan 4.000 liter solar per hari untuk mengoperasikan pembangkit tersebut. PT PLN memastikan tidak akan ada kekurangan pasokan untuk menunjang pengoperasian pembangkit berkapasitas 2x2,2 MW tersebut.
Teknisi Senior Mesin Indonesia Power, Agus Kurniawan menilai, pengoperasian mesin PLTD berkapasitas besar dengan penyerapan energi listrik kecil membuat kinerja tidak efisien.
"Kapasitas mesin PLTD perbandingan dengan kebutuhan solar mencapai 0,7 liter untuk per kWh (kilo watt hour). Angka tersebut tergolong boros," katanya, Rabu (5/4/2017).
Dia menambahkan, penyeimbang sangat diperlukan dengan menambah jumlah pelanggan atau konsumen listrik di Karimunjawa. Kebutuhan solar per hari mencapai 4.000 liter/hari untuk membangkitkan PLTD Legon Bajak.
Namun begitu, pihaknya telah menyiapkan penyimpanan minyak di sana untuk kebutuhan selama tiga bulan."Kami membeli sekali bahan bakar solar sekitar empat ribu kiloliter memenuhi kebutuhan tiga bulan dipasok dari Grati Pasuruan," terangnya.
Dia menegaskan, pasokan tidak perlu dikhawatirkan karena sebelum bahan bakar yang tersedia habis sudah ada pengiriman ke Karimunjawa. Sebelum pasokan habis, biasanya jauh hari sudah ada pengiriman ke Karimunjawa menggunakan kapal.
Manager PLN Area Kudus, Didi Rahmad mengatakan, kapasitas daya yang tersedia dari PLTD Legon Bajak 2x2,2 MW masih melimpah. Sedangkan, daya yang digunakan baru sekitar 11%. "Sedari awal PLTD melayani konsumen di Karimunjawa 350 KW berkembang sampai akhir tahun sebesar 613 KW. Jadi masih banyak cadangan energi yang tersedia," katanya.
Dia menjelaskan, salah satu kendala dalam pemasangan adalah posisi penduduk yang tersebar di sejumlah pulau. Selain itu, calon pelanggan dibebani biaya penyambungan dengan nominal tertentu. "Bagi masyarakat kurang mampu bisa dicicil," katanya.
Dia menilai, potensi Karimunjawa sangat menjanjikan. Sejumlah investor sudah melirik kawasan tersebut. Diantaranya Pabrik Es, Java Paradise Resort, Grand Mega Resort dan D'season Bandara. "Total empat infrastruktur tersebut membutuhkan listrik sekitar 1 MW," pungkasnya.
Teknisi Senior Mesin Indonesia Power, Agus Kurniawan menilai, pengoperasian mesin PLTD berkapasitas besar dengan penyerapan energi listrik kecil membuat kinerja tidak efisien.
"Kapasitas mesin PLTD perbandingan dengan kebutuhan solar mencapai 0,7 liter untuk per kWh (kilo watt hour). Angka tersebut tergolong boros," katanya, Rabu (5/4/2017).
Dia menambahkan, penyeimbang sangat diperlukan dengan menambah jumlah pelanggan atau konsumen listrik di Karimunjawa. Kebutuhan solar per hari mencapai 4.000 liter/hari untuk membangkitkan PLTD Legon Bajak.
Namun begitu, pihaknya telah menyiapkan penyimpanan minyak di sana untuk kebutuhan selama tiga bulan."Kami membeli sekali bahan bakar solar sekitar empat ribu kiloliter memenuhi kebutuhan tiga bulan dipasok dari Grati Pasuruan," terangnya.
Dia menegaskan, pasokan tidak perlu dikhawatirkan karena sebelum bahan bakar yang tersedia habis sudah ada pengiriman ke Karimunjawa. Sebelum pasokan habis, biasanya jauh hari sudah ada pengiriman ke Karimunjawa menggunakan kapal.
Manager PLN Area Kudus, Didi Rahmad mengatakan, kapasitas daya yang tersedia dari PLTD Legon Bajak 2x2,2 MW masih melimpah. Sedangkan, daya yang digunakan baru sekitar 11%. "Sedari awal PLTD melayani konsumen di Karimunjawa 350 KW berkembang sampai akhir tahun sebesar 613 KW. Jadi masih banyak cadangan energi yang tersedia," katanya.
Dia menjelaskan, salah satu kendala dalam pemasangan adalah posisi penduduk yang tersebar di sejumlah pulau. Selain itu, calon pelanggan dibebani biaya penyambungan dengan nominal tertentu. "Bagi masyarakat kurang mampu bisa dicicil," katanya.
Dia menilai, potensi Karimunjawa sangat menjanjikan. Sejumlah investor sudah melirik kawasan tersebut. Diantaranya Pabrik Es, Java Paradise Resort, Grand Mega Resort dan D'season Bandara. "Total empat infrastruktur tersebut membutuhkan listrik sekitar 1 MW," pungkasnya.
(ven)