Kemenhub Canangkan Airport City Bandara Adi Soemarmo
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mencanangkan kawasan terpadu atau Surakarta Airport City di sekitar Bandara Adi Soemarmo Solo dalam rangka mendorong geliat bisnis dan ekonomi domestik kedua daerah tersebut.
Desain Surakarta Airport City dilakukan bertahap dengan menggandeng pemangku kepentingan di daerah. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan, Bandara Adi Soemarmo saat ini telah diapit moda kereta api dan jalan tol, sehingga pengelolaannya memungkinkan dijadikan sebagai Airport City.
"Tidak seperti Bandara Kertajati yang desainnya sudah dibentuk sejak awal, untuk Bandara Adi Soemarmo ini baru akan dilaksanakan bertahap karena bandaranya sudah ada terlebih dahulu," kata dia di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Menurutnya, pengembangan konsep bandara sebagai Airport City akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dengan menggalakkan potensi-potensi ekonomi dari pusat perbelanjaan, apartemen, hotel gedung, maupun tempat rekreasi.
"Tidak menutup kemungkinan, bandara ini juga bisa menjadi pusat perawatan pesawat (maintenance repair ovehaul/MRO), karena bandara ini telah menjadi bandara pengumpul," ujarnya.
Salah satu maskapai yang telah menjadikan bandara Adi Sumarmo sebagai bandara hub atau pengumpul adalah maskapai Lion Air. Saat ini Lion Air telah menempatkan pesawatnya di bandara pengumpul Adi Soemarmo mengingat kapasitas bandara Internasional Soekarno-Hatta sangat padat.
Bandara Adi Soemarmo saat ini juga telah dilengkapi berbagai fasilitas di antaranya apron atau tempat parkir pesawat seluas 420x135 meter dengan daya tampung mencapai sepuluh pesawat.
Bandara ini juga memiliki landasan pacu sepanjang 2.600 x45 m dengan kapasitas terminal bandara sebanyak 1,52 juta per tahun dengan kapasitas tempat parkir, mampu menampung 330 mobil.
Dalam rencana pengembangannya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mendapatkan dukungan dari TNI-AU menjadikan pengoperasian bandara tersebut sabagai bandara sipil.
"Bandara Adi Soemarmo merupakan bandara militer yang melayani penerbangan komersial sebagai enclove civil atau bandara sipil yang melayani penerbangan sipil. Jadi, tidak ada masalah, makanya mengajukan konsep ini," ungkap dia.
Sepanjang tahun lalu, trafik penumpang kedatangan domestik Adi Soemarmo mencapai 1,05 juta penumpang, naik 49% dari 2015. Sementara arus penumpang keberangkatan tumbuh 47% atau mencapai 1,05 juta penumpang.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi mengatakan, pengembangan Bandara Adi Soemarmo sebagai Aiport City membutuhkan anggaran sekitar Rp1 triliun.
Anggaran tersebut, termasuk memanfaatkan dana APBN dalam pengembangan stasiun kereta bandara. "Ini belum kita hitung lagi, namun, kasarnya sekitar Rp1 triliun, dan Angkasa Pura I diberi target dua tahun," tuturnya.
Dia menjelaskan, potensi Bandara Adi Soemarmo juga cukup besar dari jumlah pergerakan penumpang. Selain itu, bandara ini juga punya potensi pada pelaksanaan haji atau umroh. Jadi potensinya sudah sangat besar.
"Misalnya tahun lalu, total trafik penumpang saja sudah mencapai 2,2 juta penumpang, sedangkan kapasitas masih satu setengah juta penumpang. Selain itu, bandara ini juga punya potensi di haji atau umroh," terangnya.
Pengembangan akan dilakukan melalui perluasan terminal dari 14.000 meter persegi menjadi 24.000 meter persegi dengan daya tampung sebanyak tiga juta penumpang. Sedangkan untuk mengangkut haji atau umroh, perpanjangan landasan akan dilakukan dari 2.600 meter landasan paju menjadi 3.000 meter.
"Ini semua akan kita susun masterplan-nya kemudian kita bangun dalam dua tahun mendatang," kata Israwadi.
Desain Surakarta Airport City dilakukan bertahap dengan menggandeng pemangku kepentingan di daerah. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan, Bandara Adi Soemarmo saat ini telah diapit moda kereta api dan jalan tol, sehingga pengelolaannya memungkinkan dijadikan sebagai Airport City.
"Tidak seperti Bandara Kertajati yang desainnya sudah dibentuk sejak awal, untuk Bandara Adi Soemarmo ini baru akan dilaksanakan bertahap karena bandaranya sudah ada terlebih dahulu," kata dia di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Menurutnya, pengembangan konsep bandara sebagai Airport City akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dengan menggalakkan potensi-potensi ekonomi dari pusat perbelanjaan, apartemen, hotel gedung, maupun tempat rekreasi.
"Tidak menutup kemungkinan, bandara ini juga bisa menjadi pusat perawatan pesawat (maintenance repair ovehaul/MRO), karena bandara ini telah menjadi bandara pengumpul," ujarnya.
Salah satu maskapai yang telah menjadikan bandara Adi Sumarmo sebagai bandara hub atau pengumpul adalah maskapai Lion Air. Saat ini Lion Air telah menempatkan pesawatnya di bandara pengumpul Adi Soemarmo mengingat kapasitas bandara Internasional Soekarno-Hatta sangat padat.
Bandara Adi Soemarmo saat ini juga telah dilengkapi berbagai fasilitas di antaranya apron atau tempat parkir pesawat seluas 420x135 meter dengan daya tampung mencapai sepuluh pesawat.
Bandara ini juga memiliki landasan pacu sepanjang 2.600 x45 m dengan kapasitas terminal bandara sebanyak 1,52 juta per tahun dengan kapasitas tempat parkir, mampu menampung 330 mobil.
Dalam rencana pengembangannya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mendapatkan dukungan dari TNI-AU menjadikan pengoperasian bandara tersebut sabagai bandara sipil.
"Bandara Adi Soemarmo merupakan bandara militer yang melayani penerbangan komersial sebagai enclove civil atau bandara sipil yang melayani penerbangan sipil. Jadi, tidak ada masalah, makanya mengajukan konsep ini," ungkap dia.
Sepanjang tahun lalu, trafik penumpang kedatangan domestik Adi Soemarmo mencapai 1,05 juta penumpang, naik 49% dari 2015. Sementara arus penumpang keberangkatan tumbuh 47% atau mencapai 1,05 juta penumpang.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi mengatakan, pengembangan Bandara Adi Soemarmo sebagai Aiport City membutuhkan anggaran sekitar Rp1 triliun.
Anggaran tersebut, termasuk memanfaatkan dana APBN dalam pengembangan stasiun kereta bandara. "Ini belum kita hitung lagi, namun, kasarnya sekitar Rp1 triliun, dan Angkasa Pura I diberi target dua tahun," tuturnya.
Dia menjelaskan, potensi Bandara Adi Soemarmo juga cukup besar dari jumlah pergerakan penumpang. Selain itu, bandara ini juga punya potensi pada pelaksanaan haji atau umroh. Jadi potensinya sudah sangat besar.
"Misalnya tahun lalu, total trafik penumpang saja sudah mencapai 2,2 juta penumpang, sedangkan kapasitas masih satu setengah juta penumpang. Selain itu, bandara ini juga punya potensi di haji atau umroh," terangnya.
Pengembangan akan dilakukan melalui perluasan terminal dari 14.000 meter persegi menjadi 24.000 meter persegi dengan daya tampung sebanyak tiga juta penumpang. Sedangkan untuk mengangkut haji atau umroh, perpanjangan landasan akan dilakukan dari 2.600 meter landasan paju menjadi 3.000 meter.
"Ini semua akan kita susun masterplan-nya kemudian kita bangun dalam dua tahun mendatang," kata Israwadi.
(izz)