Konsumen Inggris Paling Gemar Belanja Online
A
A
A
JAKARTA - Konsumen di Inggris tercatat paling gemar melakukan belanja online dibandingkan konsumen di negara, saat pergeseran dari toko ke internet makin gencar terjadi. Rumah tangga di Inggris rata-rata menghabiskan USD5.900 atau setara dengan Rp78,5 juta melalui kartu pembayaran online pada 2015, menurut asosiasi kartu kredit Inggris.
Seperti dilansir BBC, Jumat (21/4/2017) apa yang dihabiskan konsumen Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan Norwegia sebesar USD5.400 dan Australia USD4.000. Asosiasi menerangkan frekuensi debet dan kartu kredit semakin meningkat, seiring dengan kemudahan yang ditawarkan dalam pembelian online. Angka-angka terbaru dari Asosiasi menunjukkan bahwa 154 miliar pounds telah dihabiskan dengan menggunakan kartu kredit di internet pada 2016.
Sektor hiburan seperti tiket bioskop dan konser, pesanan takeaway dan download lagu menyumbang satu dari empat kartu pembelian online di Inggris. Tercatat sekitar 67% berasal dari pengeluaran tiket konser dan 61% untuk bioskop, teater dan tari seperti data yang ditunjukkan asosiasi. Popularitas pembaruan kontrak seperti asuransi juga sudah merambah dunia online.
Hingga pembayaran rekening bank serta beberapa aktivitas keuangan sudah bisa dilakukan secara online. Lebih dari seperempat yakni 27% merupakan sumbangsing jasa keuangan online. Namun pergerakan pembayaran toko online dinilai masih rendah dibandingkan dengan penggunaan kartu kredit pada toko-toko dan supermarket. Pembelian makanan dan minuman mencapai sebesar 41% dibandingkan melalui interner yang hanya 7%.
Kebiasaan belanja online para pelanggan telah dirasakan dampaknya sangat signifikan terhadap toko-toko tradisional. Awal pekan ini, jaringan toko Debenhams mengumumkan perubahan strategi yang sebagian besar menerapkan 'mobile interaksi'. Diperkirakan 10 dari 176 toko-toko di Inggris terancam tutup selama lima tahun ke depannya.
Seperti dilansir BBC, Jumat (21/4/2017) apa yang dihabiskan konsumen Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan Norwegia sebesar USD5.400 dan Australia USD4.000. Asosiasi menerangkan frekuensi debet dan kartu kredit semakin meningkat, seiring dengan kemudahan yang ditawarkan dalam pembelian online. Angka-angka terbaru dari Asosiasi menunjukkan bahwa 154 miliar pounds telah dihabiskan dengan menggunakan kartu kredit di internet pada 2016.
Sektor hiburan seperti tiket bioskop dan konser, pesanan takeaway dan download lagu menyumbang satu dari empat kartu pembelian online di Inggris. Tercatat sekitar 67% berasal dari pengeluaran tiket konser dan 61% untuk bioskop, teater dan tari seperti data yang ditunjukkan asosiasi. Popularitas pembaruan kontrak seperti asuransi juga sudah merambah dunia online.
Hingga pembayaran rekening bank serta beberapa aktivitas keuangan sudah bisa dilakukan secara online. Lebih dari seperempat yakni 27% merupakan sumbangsing jasa keuangan online. Namun pergerakan pembayaran toko online dinilai masih rendah dibandingkan dengan penggunaan kartu kredit pada toko-toko dan supermarket. Pembelian makanan dan minuman mencapai sebesar 41% dibandingkan melalui interner yang hanya 7%.
Kebiasaan belanja online para pelanggan telah dirasakan dampaknya sangat signifikan terhadap toko-toko tradisional. Awal pekan ini, jaringan toko Debenhams mengumumkan perubahan strategi yang sebagian besar menerapkan 'mobile interaksi'. Diperkirakan 10 dari 176 toko-toko di Inggris terancam tutup selama lima tahun ke depannya.
(akr)