PLN Bangun Infrastruktur Listrik di Atambua
A
A
A
ATAMBUA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berhasil membangun infrastruktur ketenagalistrikan di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan investasi senilai Rp560 miliar. Pembangunan infrastruktur listrik tersebut berupa GI Atambua berkapasitas 1 x 20 MVA dan Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT) berkapasitas 70 kiloVolt interkoneksi dari Kefamenanu ke Atambua dengan jarak 75 kilometer sirkuit.
"Jaringan ini mulai di bangun kontraknya akhir 2009. Nilai investasi GI sebesar 340 miliar dan transmisi 300 miliar jadi total Rp560 miiliar," ujar Direktur Bisnis Regional PLN Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon saat meresmikan pengoperasian GI Atambua dan SUTT 70 kms di Belu, Atambua, NTT, Selasa (25/4/2017).
Menurut dia beroperasinya GI dan SUTT Atambua PLN berhasil membuat potensi penghematan biaya pokok produksi listrik hingga Rp3,4 miliar per bulan yang didapatkan dari optimalisasi pengoperasian pembangkit dan pengurangan biaya pengangkutan BBM dari Kupang hingga Atambua.
Selain itu dengan beroperasinya infrastruktur listrik tersebut daya listrik yang diproduksi dari pembangkit listrik Sistem Timor sebesar 92,9 MW di antaranya PLTU Bolok 14 MW, MVPP 60 MW, PLTS Oelpuah 5 MW, PLTD Tenau dan Kuanino 6,4 MW, PLTD Soe 0,52, PLTD Kefa 1,4 MW, PLTD Atambua 5,5 MW dan keseluruhan ini dapat disalurkan sampai Kabupaten Belu sehingga kebutuhan listrik dan kehandalan Sistem Timor dari Kupang sampai Atambua dapat terpenuhi.
Adapun beban puncak di Atambua saat ini mencapai 9,5 MW atau sebesar 50% dari kapasitas GI Atambua. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian di NTT khususnya di Atambua. "Dengan komitmen dan kerja keras PLN berhasil mengoperasikan GI dan SUTT. Listrik di Atambua ini sudah terhubung dengan yang ada di Kupang. Artinya ketersediaan listrik di Atambua telah cukup, masyarakat di Atambua ini akan mendapat kualitas pelayanan listrik yang lebih baik lagi," kata dia.
Dia mengatakan meski sempat mengalami kendala pembebasan tanah, cuaca dan geografis yang ekstrem namun dengan kerja keras PLN, dukungan pemda NTT dan stakeholder serta masyarakat seluruh kendala akhirnya bisa teratasi. Pihaknya berharap dengan pengoperasian GI dan SUTT warga dapat merasakan pasokan listrik yang lebih handal dari PLN.
"Kami berharap seluruh aspek baik dari pemerintah daerag maupun masyarakat dapat membantu kami dalam membangun infrastruktur listrik khususnya di NTT," kata dia.
Dia melanjutkan saat ini PLN juga tengah membangun interkoneksi transmisi sistem di Flores. "Untuk itu PLN mohon dukungan dan bantuan dari pemerintag serta para stakeholder, agar pembangunan ini dapat selesai sesuai rencana," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Asisten III Setda NTT Benediktus Polo Maing bahwa pemda NTT bersedia membantu upaya PLN melistriki wilayah NTT terutama dalam hal pembebasan lahan. Pasalnya ketersediaan listrik yang handal merupakan kunci utama meningkatkan perekonomian daerah. "Pembangunan ini akan berdampak pada peningkatan aspek ekonomi investasi, aspek pendidikan, aspek kesehatan dan sosial yang lebih baik," ujar dia.
Lebih lanjut dia menandaskan, upaya PLN mengaliri listrik NTT di dukung penuh pemda NTT. Masyarakat Kabupaten Belu, NTT menyambut baik pengoperasian interkoneksi transmisi 70 kV Sistem Timor. "Penambahan sambungan listrik ini membuat layanan listrik tidak akan hidup-mati lagi. kita harus mendukung dengan kerja nyata PLN melistriki NTT," ujarnya.
"Jaringan ini mulai di bangun kontraknya akhir 2009. Nilai investasi GI sebesar 340 miliar dan transmisi 300 miliar jadi total Rp560 miiliar," ujar Direktur Bisnis Regional PLN Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon saat meresmikan pengoperasian GI Atambua dan SUTT 70 kms di Belu, Atambua, NTT, Selasa (25/4/2017).
Menurut dia beroperasinya GI dan SUTT Atambua PLN berhasil membuat potensi penghematan biaya pokok produksi listrik hingga Rp3,4 miliar per bulan yang didapatkan dari optimalisasi pengoperasian pembangkit dan pengurangan biaya pengangkutan BBM dari Kupang hingga Atambua.
Selain itu dengan beroperasinya infrastruktur listrik tersebut daya listrik yang diproduksi dari pembangkit listrik Sistem Timor sebesar 92,9 MW di antaranya PLTU Bolok 14 MW, MVPP 60 MW, PLTS Oelpuah 5 MW, PLTD Tenau dan Kuanino 6,4 MW, PLTD Soe 0,52, PLTD Kefa 1,4 MW, PLTD Atambua 5,5 MW dan keseluruhan ini dapat disalurkan sampai Kabupaten Belu sehingga kebutuhan listrik dan kehandalan Sistem Timor dari Kupang sampai Atambua dapat terpenuhi.
Adapun beban puncak di Atambua saat ini mencapai 9,5 MW atau sebesar 50% dari kapasitas GI Atambua. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian di NTT khususnya di Atambua. "Dengan komitmen dan kerja keras PLN berhasil mengoperasikan GI dan SUTT. Listrik di Atambua ini sudah terhubung dengan yang ada di Kupang. Artinya ketersediaan listrik di Atambua telah cukup, masyarakat di Atambua ini akan mendapat kualitas pelayanan listrik yang lebih baik lagi," kata dia.
Dia mengatakan meski sempat mengalami kendala pembebasan tanah, cuaca dan geografis yang ekstrem namun dengan kerja keras PLN, dukungan pemda NTT dan stakeholder serta masyarakat seluruh kendala akhirnya bisa teratasi. Pihaknya berharap dengan pengoperasian GI dan SUTT warga dapat merasakan pasokan listrik yang lebih handal dari PLN.
"Kami berharap seluruh aspek baik dari pemerintah daerag maupun masyarakat dapat membantu kami dalam membangun infrastruktur listrik khususnya di NTT," kata dia.
Dia melanjutkan saat ini PLN juga tengah membangun interkoneksi transmisi sistem di Flores. "Untuk itu PLN mohon dukungan dan bantuan dari pemerintag serta para stakeholder, agar pembangunan ini dapat selesai sesuai rencana," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Asisten III Setda NTT Benediktus Polo Maing bahwa pemda NTT bersedia membantu upaya PLN melistriki wilayah NTT terutama dalam hal pembebasan lahan. Pasalnya ketersediaan listrik yang handal merupakan kunci utama meningkatkan perekonomian daerah. "Pembangunan ini akan berdampak pada peningkatan aspek ekonomi investasi, aspek pendidikan, aspek kesehatan dan sosial yang lebih baik," ujar dia.
Lebih lanjut dia menandaskan, upaya PLN mengaliri listrik NTT di dukung penuh pemda NTT. Masyarakat Kabupaten Belu, NTT menyambut baik pengoperasian interkoneksi transmisi 70 kV Sistem Timor. "Penambahan sambungan listrik ini membuat layanan listrik tidak akan hidup-mati lagi. kita harus mendukung dengan kerja nyata PLN melistriki NTT," ujarnya.
(akr)