Menteri Desa PDTT Mediasi Pertemuan Bisnis Indonesia-Malaysia
A
A
A
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo menjadi mediator pertemuan bisnis Indonesia-Malaysia Business Networking. Dalam pertemuan yang mendiskusikan prospek investasi tersebut, Menteri Eko ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Pejabat Penghubung Investasi untuk memediasi pertemuan para pengusaha Indonesia dengan 12 perusahaan Malaysia.
Perusahaan Malaysia di antaranya Tenaga Nasional Berhad (TNB), Khazanah, YTL Corporation Berhad, United Engineers Malaysia (UEM), Axiata, dan CIMB Investment Banking. Sementara 14 perusahaan dari Indonesia yang turut menjadi delegasi pertemuan tersebut, antara lain PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, Rajawali Group, Sinarmas Group, PT Sampoerna, Triputra Group, Salim Group, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja. Kegiatan tersebut berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20-21 April 2017.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan investasi luar negeri ke Indonesia. Kunjungan kemarin berpotensi membawa investasi Malaysia ke Indonesia lebih dari Rp50 triliun yang akan ditindaklanjuti B to B (business to business) dan awal Mei delegasi Malaysia akan ke Indonesia. Kita bantu jika ada hambatan birokrasi di Indonesia," ujar Menteri Eko Putro dalam keterangan resminya, Rabu (26/4/2017).
Berikut hasil dan komitmen strategis Indonesia-Malaysia Business Networking:
1. Pertemuan dengan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRA)
Dalam pertemuan ini, Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, berkomitmen untuk membantu kelancaran investasi pelaku bisnis Malaysia di Indonesia. Menteri Eko juga meyakinkan komitmen tersebut dengan menjelaskan peringkat ease of doing business di Indonesia yang terus membaik, yakni menjadi peringkat 91 di tahun 2016 dari sebelumnya peringkat 106 di tahun 2015 lalu. MATRADE juga telah menjalin kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
2. Pertemuan dengan Eversendai Corporation Berhad
Eversendai merupakan salah satu kontraktor baja terbesar di dunia. Dalam pertemuan ini, mereka memiliki keinginan berinvestasi di Indonesia untuk proyek migas, petrokimia, listrik, dan konstruksi/ EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Sejumlah megaproyek telah dikerjakan, diantaranya adalah Petronas Twin Tower 2 dan Burj Al-Khalifa. Dalam diskusi yang juga dihadiri PT Pembangunan Perumahan, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja, beberapa proyek akan dibahas lebih detail bersama Eversendai pada pertemuan lanjutan awal Mei
mendatang di Jakarta.
3. Pertemuan dengan YTL Corporation Berhad
Mendes PDTT menawarkan YTL untuk berinvestasi pada rencana proyek elektrifikasi untuk sejumlah desa di Indonesia yang masih belum memiliki akses elektrifikasi. Salah satu proyek investasi YTL Power International Berhad, anak perusahaan dari YTL Corporation Berhad, adalah pembangunan PLTU Tanjung Jati B dengan investasi sebesar Rp 32,4 triliun. PLTU tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 2x600MW. Prospek kerjasama untuk bidang telekomunikasi dan pendidikan juga akan dimediasi Menteri Eko dengan melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
4. Pertemuan dengan United Engineers Malaysia Group BHD
UEM adalah perusahaan infrastruktur dan konstruksi Malaysia. Sejumlah proyek besar telah dikerjakan, diantaranya di India, Singapura, Australia, dan Selandia baru. Saat ini, UEM berinvestasi dalam proyek tol Cirebon-Palimanan melalui PT Lintas Marga Sedaya. Mayoritas saham PT Lintas Marga Sedaya dimiliki oleh UEM (55%). Dalam diskusi tersebut, prospek kerjasama dan investasi yang dapat dilakukan yakni proyek listrik, konstruksi, apartemen,pelabuhan, dan pembangunan jalan tol.
5. Pertemuan dengan The Federation Land Development Authority (FELDA)
FELDA adalah lembaga yang didirikan pemerintah Malaysia untuk menangani penataan kawasan pedesaan tertinggal dengan tujuan peningkatan menjadi suatu kawasan pedesaan baru dan berkembang. Dalam diskusinya bersama Chairman FELDA, Tan Sri Shahrir Abdul Samad, Mendes PDTT Eko Sandjojo menilai sejumlah kisah sukses FELDA dapat menjadi motivasi dan pembelajaran. Salah satu metode unik yang akan ditelaah lebih jauh untuk memberi terobosan baru pada program transmigrasi yakni metode pemberian lahan kepada para transmigran dalam bentuk cicilan sangat lunak dengan jangka waktu mencapai 20 tahun.
6. Pertemuan dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB)
TNB merupakan perusahaan listrik terbesar di Malaysia dengan total aset USD25,6 miliar. Bisnis utama TNB adalah membangun, mengembangkan dan mengoperasikan tenaga listrik, dan menyalurkan ke pelanggan. Dalam diskusi tersebut, terdapat prospek kerjasama dalam investasi proyek listrik. Menteri Eko pun menawarkan set up three party meeting dengan PLN, PTBA, dan TNB. Beberapa proyek lain akan dibahas lebih detil di Jakarta awal Mei mendatang dengan melibatkan PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja.
7. Pertemuan dengan AXIATA Berhad
Axiata Group Berhad adalah salah satu grup telekomunikasi terkemuka di Asia. Dalam pertemuan ini, prospek kerjasama yang dapat terjalin yakni melalui program Kiosk XL yang akan ditawarkan kepada CIMB Niaga. Tujuan yang diharapkan yakni transaksi sederhana jasa perbankan di desa dapat terbantu. Selain itu, prospek kerjasama tersebut juga dapat mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selain itu, prospek kerjasama untuk memperkuat jaringan telekomunikasi di wilayah Indonesia Timur juga dibicarakan.
8. Pertemuan dengan Ministry of International Trade dan Industry (MITI)
Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai pentingnya sinergi dan koordinasi secara lebih intensif dari pihak MITI kepada Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo. Selain itu, juga dibicarakan mengenai pembaruan database para pelaku bisnis Malaysia di Indonesia. Sehingga ke depan, pelayanan dan tindaklanjut adanya kesepakatan bisnis dapat dikontrol dengan baik.
Sejumlah hal strategis yang juga akan dibahas yakni mengenai (1) TNB dan counterpart PLN dan Bukit Asam; (2) Axiata dengan Telkom; (3) Halal product; dan (4) Perbatasan Tebbedu – Entikong.
Perusahaan Malaysia di antaranya Tenaga Nasional Berhad (TNB), Khazanah, YTL Corporation Berhad, United Engineers Malaysia (UEM), Axiata, dan CIMB Investment Banking. Sementara 14 perusahaan dari Indonesia yang turut menjadi delegasi pertemuan tersebut, antara lain PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, Rajawali Group, Sinarmas Group, PT Sampoerna, Triputra Group, Salim Group, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja. Kegiatan tersebut berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20-21 April 2017.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan investasi luar negeri ke Indonesia. Kunjungan kemarin berpotensi membawa investasi Malaysia ke Indonesia lebih dari Rp50 triliun yang akan ditindaklanjuti B to B (business to business) dan awal Mei delegasi Malaysia akan ke Indonesia. Kita bantu jika ada hambatan birokrasi di Indonesia," ujar Menteri Eko Putro dalam keterangan resminya, Rabu (26/4/2017).
Berikut hasil dan komitmen strategis Indonesia-Malaysia Business Networking:
1. Pertemuan dengan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRA)
Dalam pertemuan ini, Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, berkomitmen untuk membantu kelancaran investasi pelaku bisnis Malaysia di Indonesia. Menteri Eko juga meyakinkan komitmen tersebut dengan menjelaskan peringkat ease of doing business di Indonesia yang terus membaik, yakni menjadi peringkat 91 di tahun 2016 dari sebelumnya peringkat 106 di tahun 2015 lalu. MATRADE juga telah menjalin kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
2. Pertemuan dengan Eversendai Corporation Berhad
Eversendai merupakan salah satu kontraktor baja terbesar di dunia. Dalam pertemuan ini, mereka memiliki keinginan berinvestasi di Indonesia untuk proyek migas, petrokimia, listrik, dan konstruksi/ EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Sejumlah megaproyek telah dikerjakan, diantaranya adalah Petronas Twin Tower 2 dan Burj Al-Khalifa. Dalam diskusi yang juga dihadiri PT Pembangunan Perumahan, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja, beberapa proyek akan dibahas lebih detail bersama Eversendai pada pertemuan lanjutan awal Mei
mendatang di Jakarta.
3. Pertemuan dengan YTL Corporation Berhad
Mendes PDTT menawarkan YTL untuk berinvestasi pada rencana proyek elektrifikasi untuk sejumlah desa di Indonesia yang masih belum memiliki akses elektrifikasi. Salah satu proyek investasi YTL Power International Berhad, anak perusahaan dari YTL Corporation Berhad, adalah pembangunan PLTU Tanjung Jati B dengan investasi sebesar Rp 32,4 triliun. PLTU tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 2x600MW. Prospek kerjasama untuk bidang telekomunikasi dan pendidikan juga akan dimediasi Menteri Eko dengan melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
4. Pertemuan dengan United Engineers Malaysia Group BHD
UEM adalah perusahaan infrastruktur dan konstruksi Malaysia. Sejumlah proyek besar telah dikerjakan, diantaranya di India, Singapura, Australia, dan Selandia baru. Saat ini, UEM berinvestasi dalam proyek tol Cirebon-Palimanan melalui PT Lintas Marga Sedaya. Mayoritas saham PT Lintas Marga Sedaya dimiliki oleh UEM (55%). Dalam diskusi tersebut, prospek kerjasama dan investasi yang dapat dilakukan yakni proyek listrik, konstruksi, apartemen,pelabuhan, dan pembangunan jalan tol.
5. Pertemuan dengan The Federation Land Development Authority (FELDA)
FELDA adalah lembaga yang didirikan pemerintah Malaysia untuk menangani penataan kawasan pedesaan tertinggal dengan tujuan peningkatan menjadi suatu kawasan pedesaan baru dan berkembang. Dalam diskusinya bersama Chairman FELDA, Tan Sri Shahrir Abdul Samad, Mendes PDTT Eko Sandjojo menilai sejumlah kisah sukses FELDA dapat menjadi motivasi dan pembelajaran. Salah satu metode unik yang akan ditelaah lebih jauh untuk memberi terobosan baru pada program transmigrasi yakni metode pemberian lahan kepada para transmigran dalam bentuk cicilan sangat lunak dengan jangka waktu mencapai 20 tahun.
6. Pertemuan dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB)
TNB merupakan perusahaan listrik terbesar di Malaysia dengan total aset USD25,6 miliar. Bisnis utama TNB adalah membangun, mengembangkan dan mengoperasikan tenaga listrik, dan menyalurkan ke pelanggan. Dalam diskusi tersebut, terdapat prospek kerjasama dalam investasi proyek listrik. Menteri Eko pun menawarkan set up three party meeting dengan PLN, PTBA, dan TNB. Beberapa proyek lain akan dibahas lebih detil di Jakarta awal Mei mendatang dengan melibatkan PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja.
7. Pertemuan dengan AXIATA Berhad
Axiata Group Berhad adalah salah satu grup telekomunikasi terkemuka di Asia. Dalam pertemuan ini, prospek kerjasama yang dapat terjalin yakni melalui program Kiosk XL yang akan ditawarkan kepada CIMB Niaga. Tujuan yang diharapkan yakni transaksi sederhana jasa perbankan di desa dapat terbantu. Selain itu, prospek kerjasama tersebut juga dapat mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selain itu, prospek kerjasama untuk memperkuat jaringan telekomunikasi di wilayah Indonesia Timur juga dibicarakan.
8. Pertemuan dengan Ministry of International Trade dan Industry (MITI)
Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai pentingnya sinergi dan koordinasi secara lebih intensif dari pihak MITI kepada Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo. Selain itu, juga dibicarakan mengenai pembaruan database para pelaku bisnis Malaysia di Indonesia. Sehingga ke depan, pelayanan dan tindaklanjut adanya kesepakatan bisnis dapat dikontrol dengan baik.
Sejumlah hal strategis yang juga akan dibahas yakni mengenai (1) TNB dan counterpart PLN dan Bukit Asam; (2) Axiata dengan Telkom; (3) Halal product; dan (4) Perbatasan Tebbedu – Entikong.
(wbs)