Pasar Gypsum di Jawa Tengah Ditarget Capai 30%

Kamis, 27 April 2017 - 05:12 WIB
Pasar Gypsum di Jawa Tengah Ditarget Capai 30%
Pasar Gypsum di Jawa Tengah Ditarget Capai 30%
A A A
SEMARANG - Penggunaan gypsum sebagai plafon rumah, membuat hunian tampak elegan. Namun sayangnya di Indonesia, penggunaan gypsum masih rendah. Konsumsi masyarakat Indonesia memanfaatkan gypsum masih di bawah satu meter persegi per kapita.

Ini berdampak pada pertumbuhan pasar gypsum di Indonesia, yang tahun kemarin tumbuh 20%. Dan tahun ini juga tidak berbeda bahkan stagnan, alias dipatok tumbuh 20%.

Penggunaan gypsum yang masih rendah di Indonesia, kalah jauh dibanding negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. "Singapura dan Malaysia sudah di atas satu meter persegi per kapita. Kita memiliki gap yang sangat besar," ujar Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI), Hantarman Budiono di Semarang, Rabu (26/4/2017).

SGCPI sebagai produsen papan gypsum merk Gyproc siap membantu mengurangi gap dengan negara tetangga. Gyproc, klaim dia, memiliki keunggulan mempercepat pembangun dan membuat rumah lebih nyaman.

"Speed up sekitar 28% lebih cepat. Sedangkan total building cost akan turun hampir mencapai 20 persen hingga 25 persen. Ini sebuah kondisi menjadi alternatif high risk building mulai dibangun agar melirik ke sistem ini, apalagi investor asing," katanya.

SGCPI pun membidik pasar Jawa Tengah, dimana antusiasme masyarakat menggunakan gypsum cukup baik. Produk SGCPI yang asal Eropa ini, sudah bisa dipakai untuk residensial, hotel, apartemen, universitas dan rumah sakit.

Hantarman lantas menargetkan penjualan SGCPI di pasar Jawa Tengah bisa mencapai 30%. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pengenalan produk demi meningkatkan brand awareness dan penjualan.

"Pengenalan terus dilakukan karena potensi menjanjikan. Masyarakat masih berpikir gypsum hanya untuk plafon padahal belum tentu. Inovasi terbaru dihadirkan dengan teknologi drywall system," katanya.

Drywall system, lanjut dia, merupakan sistem partisi atau dinding dalam ruangan yang terdiri dari papan gypsum dipasang pada sebuah rangka dengan menggunakan bantuan sekrup khusus.

Marketing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Won Siew Yee menambahkan, teknologi terbaru diharapkan penghuni mempunyai banyak kesempatan melakukan evakuasi ketika terjadi kebakaran. "Produk ini memiliki kemampuan tahan terhadap api selama empat jam," katanya.

Produk ini, lanjut dia, memiliki ketahanan terhadap api lebih tinggi dibandingkan dengan dinding bata. Bentuk proteksi pasif terhadap api karena mampu mencegah perluasan api, penyebaran dari asap dan api ke bangunan lain.

"Selain itu, mampu mempertahankan struktur bangunan, mempermudah penyelamatan diri dan pemadaman kebakaran serta menjaga keseluruhan aset dan kegiatan bisnis," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5703 seconds (0.1#10.140)