Kuartal I 2017, Penjualan Dharma Satya Naik 62%
A
A
A
JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (kode emiten: DSNG) mencatat penjualan kuartal I tahun 2017 sebesar Rp1,26 triliun, mengalami kenaikan sebesar 62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong kenaikan produksi Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan dan membaiknya harga CPO selama tiga bulan pertama tahun ini.
Direktur Utama Perseroan Andrianto Oetomo mengatakan TBS yang diproduksi Perseroan selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai 389 ribu ton.
"Angka tersebut naik sekitar 53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang disebabkan mulai normalnya curah hujan setelah dampak El-Nino tahun lalu dan juga karena naiknya jumlah hektare kebun inti yang sudah menghasilkan sekitar 4.248 hektare," katanya dalam rilis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Sampai dengan akhir Maret 2017, jumlah lahan tertanam kebun sawit Perseroan mencapai 90.288 hektare dengan total kebun yang sudah menghasilkan mencapai 72.006 hektare dan usia rata-rata mencapai 8,6 tahun.
Akibat dari hal tersebut, lanjut dia, produksi CPO Perseroan juga naik sekitar 37% menjadi 99 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2016 lalu yang mencapai 72 ribu ton.
Selain itu, harga CPO juga cenderung membaik dalam beberapa bulan terakhir ini. Pada kuartal I 2017, harga penjualan rata-rata CPO Perseroan mencapai Rp8,8 juta per ton, atau naik sekitar 15% dibandingkan kuartal I 2016 sekitar Rp7,7 juta per ton.
"Sementara itu, untuk segmen usaha produk kayu, Perseroan masih mampu meningkatkan volume penjualan engineered floor sebesar 10%, meskipun harga rata-ratanya turun sekitar 4,9%," papar dia.
Pada kuartal I 2017, Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp407 miliar naik sebesar 124% dibandingkan kuartal I 2016, dengan margin laba kotor sekitar 32%. Sedangkan laba usaha juga naik sekitar 239% menjadi Rp247 miliar, dengan margin laba operasi sekitar 20%.
Dengan demikian, Perseroan berhasil membukukan laba bersih (yang diatribusikan kepada entitas induk) sebesar Rp120 miliar, naik signifikan sekitar 749% dibandingkan kuartal I 2016 yang hanya Rp14 miliar.
Adapun pada Maret 2017, Perseroan juga sudah memulai proses uji coba produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ketujuh yang berlokasi di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi sekitar 60 ton TBS per jam. Sehingga total kapasitas produksi PKS Perseroan mencapai 450 ton per jam.
Direktur Utama Perseroan Andrianto Oetomo mengatakan TBS yang diproduksi Perseroan selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai 389 ribu ton.
"Angka tersebut naik sekitar 53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang disebabkan mulai normalnya curah hujan setelah dampak El-Nino tahun lalu dan juga karena naiknya jumlah hektare kebun inti yang sudah menghasilkan sekitar 4.248 hektare," katanya dalam rilis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Sampai dengan akhir Maret 2017, jumlah lahan tertanam kebun sawit Perseroan mencapai 90.288 hektare dengan total kebun yang sudah menghasilkan mencapai 72.006 hektare dan usia rata-rata mencapai 8,6 tahun.
Akibat dari hal tersebut, lanjut dia, produksi CPO Perseroan juga naik sekitar 37% menjadi 99 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2016 lalu yang mencapai 72 ribu ton.
Selain itu, harga CPO juga cenderung membaik dalam beberapa bulan terakhir ini. Pada kuartal I 2017, harga penjualan rata-rata CPO Perseroan mencapai Rp8,8 juta per ton, atau naik sekitar 15% dibandingkan kuartal I 2016 sekitar Rp7,7 juta per ton.
"Sementara itu, untuk segmen usaha produk kayu, Perseroan masih mampu meningkatkan volume penjualan engineered floor sebesar 10%, meskipun harga rata-ratanya turun sekitar 4,9%," papar dia.
Pada kuartal I 2017, Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp407 miliar naik sebesar 124% dibandingkan kuartal I 2016, dengan margin laba kotor sekitar 32%. Sedangkan laba usaha juga naik sekitar 239% menjadi Rp247 miliar, dengan margin laba operasi sekitar 20%.
Dengan demikian, Perseroan berhasil membukukan laba bersih (yang diatribusikan kepada entitas induk) sebesar Rp120 miliar, naik signifikan sekitar 749% dibandingkan kuartal I 2016 yang hanya Rp14 miliar.
Adapun pada Maret 2017, Perseroan juga sudah memulai proses uji coba produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ketujuh yang berlokasi di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi sekitar 60 ton TBS per jam. Sehingga total kapasitas produksi PKS Perseroan mencapai 450 ton per jam.
(ven)