Jelang Ramadhan, Gas Elpiji 3 Kilogram Langka
A
A
A
MUARADUA - Jelang bulan suci Ramadhan 1438 Hijriah tidak hanya sembako mulai yang naik dirisaukan kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan. Mereka juga diresahkan dengan kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram alias gas melon.
Kondisi ini membuat warga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak hanya tinggal diam, segera turun dalam mengatasi kelangkaan gas di pangkalan dan agen yang beroperasi di Bumi Serasan Seandanan. Bahkan, akibat kelangkaan tersebut marak beredar gas elpiji berlabel untuk jatah di kabupaten lain.
Menurut Kristina, salah seorang IRT di Talang Kates, Kelurahan Batu Belang Jaya, akibat kelangkaan gas melon tersebut membuat kalangan IRT kesulitan memenuhi kebutuhan memasak sehari-harinya.
"Gas elpiji 3 kilogram sulit didapat di warung-warung dan pengecer, bahkan ada warung yang kosong stoknya beberapa minggu terakhir. Kalau ada, dalam setiap tabung dijual seharga Rp24 ribu-Rp25 ribu," ujarnya, Selasa (2/5/2017).
Dia khawatir, jika tidak segera diambil langkah tegas, kelangkaan gas akan terus berlanjut hingga Ramadhan mendatang. Sehingga Instansi terkait segera turun mengatasi kelangkaan gas tersebut.
"Kami bingung mau memasak kalau masih terus langka. Apalagi, berdasarkan keterangan warga ada di daerah lain, tabung gas 3 kilogram sulit didapat hampir sebulan terakhir," terangnya.
Kepala Bagian Ekonomi dan SDM Setda Kabupaten OKU Selatan Darmawan menyebutkan, guna memastikan kelangkaan gas elpiji tersebut pihaknya dan tim gabungan akan turun ke agen gas.
"Tim gabungan terdiri dari Diskoperindakkop, TPID, Pol PP, Dinas Perizinan, akan turun dalam mengatasi tingginya harga gas melon di pasaran, dan isu sudah masuknya gas melon yang berlebel bukan untuk wilayah OKU Selatan," tambahnya.
Dia menyatakan, jika nantinya ternyata mendapati ada pangkalan, pengecer dan agen menjual gas melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) ataupun kejanggalan dan tindak kecurangan, pihaknya tidak akan segan mencabut izin mereka.
"Kami tidak main-main dalam menyikapi hal ini, jika memang ada permainan harga di tingkat agen, pangkalan dan pengecer resmi. Mereka bisa kami rekomendasikan supaya izinnya dicabut," ucapnya.
Disinggung maraknya tabung gas melon beredar yang berlabel bukan untuk OKU Selatan, Darmawan menyatakan akan menyerahkannya ke berwenang mengurus hal ini meski pihaknya tak akan menutupinya.
"Silakan kalau memang ditemukan, pihak yang berwenang mengambil langkah tegas. Kami besok bersama tim akan mendatangi langsung seluruh agen resmi dan pangkalan," jelasnya.
Kondisi ini membuat warga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak hanya tinggal diam, segera turun dalam mengatasi kelangkaan gas di pangkalan dan agen yang beroperasi di Bumi Serasan Seandanan. Bahkan, akibat kelangkaan tersebut marak beredar gas elpiji berlabel untuk jatah di kabupaten lain.
Menurut Kristina, salah seorang IRT di Talang Kates, Kelurahan Batu Belang Jaya, akibat kelangkaan gas melon tersebut membuat kalangan IRT kesulitan memenuhi kebutuhan memasak sehari-harinya.
"Gas elpiji 3 kilogram sulit didapat di warung-warung dan pengecer, bahkan ada warung yang kosong stoknya beberapa minggu terakhir. Kalau ada, dalam setiap tabung dijual seharga Rp24 ribu-Rp25 ribu," ujarnya, Selasa (2/5/2017).
Dia khawatir, jika tidak segera diambil langkah tegas, kelangkaan gas akan terus berlanjut hingga Ramadhan mendatang. Sehingga Instansi terkait segera turun mengatasi kelangkaan gas tersebut.
"Kami bingung mau memasak kalau masih terus langka. Apalagi, berdasarkan keterangan warga ada di daerah lain, tabung gas 3 kilogram sulit didapat hampir sebulan terakhir," terangnya.
Kepala Bagian Ekonomi dan SDM Setda Kabupaten OKU Selatan Darmawan menyebutkan, guna memastikan kelangkaan gas elpiji tersebut pihaknya dan tim gabungan akan turun ke agen gas.
"Tim gabungan terdiri dari Diskoperindakkop, TPID, Pol PP, Dinas Perizinan, akan turun dalam mengatasi tingginya harga gas melon di pasaran, dan isu sudah masuknya gas melon yang berlebel bukan untuk wilayah OKU Selatan," tambahnya.
Dia menyatakan, jika nantinya ternyata mendapati ada pangkalan, pengecer dan agen menjual gas melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) ataupun kejanggalan dan tindak kecurangan, pihaknya tidak akan segan mencabut izin mereka.
"Kami tidak main-main dalam menyikapi hal ini, jika memang ada permainan harga di tingkat agen, pangkalan dan pengecer resmi. Mereka bisa kami rekomendasikan supaya izinnya dicabut," ucapnya.
Disinggung maraknya tabung gas melon beredar yang berlabel bukan untuk OKU Selatan, Darmawan menyatakan akan menyerahkannya ke berwenang mengurus hal ini meski pihaknya tak akan menutupinya.
"Silakan kalau memang ditemukan, pihak yang berwenang mengambil langkah tegas. Kami besok bersama tim akan mendatangi langsung seluruh agen resmi dan pangkalan," jelasnya.
(ven)