Mendag Peringatkan Spekulan Jangan Berani Timbun Bahan Pokok
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menekankan para distributor bahan pokok untuk mengikuti aturan dan menjauhi praktik spekulasi. Hal ini disampaikan saat Mendag bersama Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi menggelar rapat koordinasi (Rakor) Identifikasi Barang Kebutuhan Pokok di Daerah, yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Medan.
“Jangan pernah para spekulan berpikir bisa menimbun barang. Kami pasti akan distribusikan berapa pun kebutuhannya karena kami memiliki persediaan yang cukup. Jangan berani menimbun,” tegas Mendag Enggar lewat keterangan tertulis.
Selain itu, Mendag juga menugaskan pejabat eselon I turun ke daerah untuk mengadakan rakor dan memantau stok serta harga bahan pokok. Tercatat hingga 28 April 2017, telah dilakukan Rakor Identifikasi Barang Kebutuhan Pokok dan pemantauan harga di 23 provinsi.
Lebih lanjut dia juga menerangkan bahwa pemerintah sebelumnya pada Maret 2017, lalu sudah menggelar rakor dengan Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia untuk membahas kesiapan stok dan harga bapok menjelang puasa dan Lebaran tahun ini.
Kementrian Perdagangan dijelaskan juga sudah bekerja sama dengan para produsen, distributor, jaringan pedagang pasar tradisional serta pengusaha ritel modern untuk menjalankan Harga Eceran Tertinggi (HET) produk Gula, Minyak dan Daging. Penetapan ini diklaim menjadi penyumbang terbesar turunnya angka Inflasi bulan April 2017 sebesar 1,13 %.
Di pasaran saat ini Harga Eceran Tertinggi gula ialah Rp. 12.500/kg; Minyak Goreng sebesar Rp11.000/liter; dan Daging sebesar Rp80.000. Tidak ketinggalan, Mendag Enggar juga turun langsung ke sejumlah pabrik, gudang, pusat distribusi, dan pengecer bahan pokok di Kota Medan untuk memastikan keamanan stok menjelang bulan puasa dan Lebaran.
“Kondisi gula dan minyak goreng di Provinsi Sumatra Utara aman. Stok cukup untuk enam bulan lebih. Beras juga berlebih sehingga cadangan untuk bahan pokok sangat terkendali. Demikian juga dengan daging. Stok daging beku sangat cukup untuk lebih dari empat bulan. Hasil pantauan harga di pasar rakyat maupun ritel modern menunjukkan harga yang stabil,” papar Enggar
Dalam pemantauan kali ini, Mendag mengunjungi produsen minyak goreng PT Musim Mas dan produsen gula PT Medan Sugar Industry di Kawasan Industri Medan (KIM) 2, Medan, Sumatra Utara. Selain itu, Mendag juga mengunjungi gudang distributor gula, yaitu Gudang 77 CV Tetap Jaya di Tanjung Mulia serta menyempatkan diri menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatra Utara (P3TSU) periode 2017-2018 di Universitas Sari Mutiara, Medan.
Menurut Mendag, Pemerintah telah mengambil langkah antisipasi untuk menyambut bulan puasa dan Lebaran 2017, yaitu dengan mengidentifikasi ketersediaan stok dan harga bahan pokok, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Selain itu, diperlukan juga identifikasi langkah-langkah kesiapan instansi terkait dan pelaku usaha bahan pokok, terutama untuk menghindari terjadinya kekurangan stok, gangguan distribusi, dan aksi spekulasi.
Selain itu, menilik pengalaman yang kerap terjadi menjelang Lebaran, Mendag menekankan pentingnya pengawasan barang beredar agar masyarakat terhindar dari barang-barang kedaluwarsa, barang impor selundupan, dan barang yang tidak aman dikonsumsi.
Pastikan Implementasi HET
Sementara guna memastikan penerapan harga eceran tertinggi (HET) di Sumatra Utara Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti, dan Staf Khusus Mendag Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana, turun langsung untuk memantau harga komoditas gula, minyak goreng dalam kemasan sederhana, dan daging di tingkat ritel.
Ritel modern yang dikunjungi untuk memantau penerapan HET adalah Carrefour di Komplek Medan Fair Jalan Gatot Subroto, Swalayan Maju Bersama, dan Swalayan Brastagi di Jalan Imam Bonjol.
“Maju Bersama sudah menjual gula dengan harga Rp12.500/kg dan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 11.000/liter. Di Carrefour pun demikian. Jadi, memang sudah mengimplementasian nota kesepahaman yang dibuat oleh Aprindo dengan para produsen dan distributor barang-barang komoditas tersebut. Sementara itu, daging yang dijual di Carrefour pun sudah mengikuti kesepakatan bersama yang telah ditandatangani pada 4 April 2017,” ujar Tjahya.
Berdasarkan nota kesepahaman antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan distributor yang dilangsungkan pada 4 April 2017, telah ditetapkan HET untuk tiga komoditas. “Secara umum, ritel modern sudah menerapkan HET. Memang ada satu atau dua ritel yang masih belum sesuai, tapi kami sudah tegur,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Pasar Sei Sikambing, Medan, pada Selasa pagi (2/5), harga-harga komoditas terpantau stabil dibanding seminggu sebelumnya. Beras medium terpantau stabil pada Rp10.000/kg. Pedagang-pedagang di Pasar Sei Sikambing telah menjual gula pasir sesuai HET.
Selain memantau pelaksanaan HET di tingkat pengecer, Tjahya dan Eva juga mengunjungi gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Sumatra Utara di Medan pada Senin (1/5). Berdasarkan data Bulog per 29 April 2017, total beras untuk Provinsi Sumatra Utara adalah 64 ribu ton untuk enam bulan ke depan. Sementara itu, stok gula mencapai 13 ribu ton, cukup untuk tujuh bulan ke depan. “Stok cukup dan sudah diantisipasi hingga enam bulan ke depan. Insya Allah aman,” kata Tjahya.
“Jangan pernah para spekulan berpikir bisa menimbun barang. Kami pasti akan distribusikan berapa pun kebutuhannya karena kami memiliki persediaan yang cukup. Jangan berani menimbun,” tegas Mendag Enggar lewat keterangan tertulis.
Selain itu, Mendag juga menugaskan pejabat eselon I turun ke daerah untuk mengadakan rakor dan memantau stok serta harga bahan pokok. Tercatat hingga 28 April 2017, telah dilakukan Rakor Identifikasi Barang Kebutuhan Pokok dan pemantauan harga di 23 provinsi.
Lebih lanjut dia juga menerangkan bahwa pemerintah sebelumnya pada Maret 2017, lalu sudah menggelar rakor dengan Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia untuk membahas kesiapan stok dan harga bapok menjelang puasa dan Lebaran tahun ini.
Kementrian Perdagangan dijelaskan juga sudah bekerja sama dengan para produsen, distributor, jaringan pedagang pasar tradisional serta pengusaha ritel modern untuk menjalankan Harga Eceran Tertinggi (HET) produk Gula, Minyak dan Daging. Penetapan ini diklaim menjadi penyumbang terbesar turunnya angka Inflasi bulan April 2017 sebesar 1,13 %.
Di pasaran saat ini Harga Eceran Tertinggi gula ialah Rp. 12.500/kg; Minyak Goreng sebesar Rp11.000/liter; dan Daging sebesar Rp80.000. Tidak ketinggalan, Mendag Enggar juga turun langsung ke sejumlah pabrik, gudang, pusat distribusi, dan pengecer bahan pokok di Kota Medan untuk memastikan keamanan stok menjelang bulan puasa dan Lebaran.
“Kondisi gula dan minyak goreng di Provinsi Sumatra Utara aman. Stok cukup untuk enam bulan lebih. Beras juga berlebih sehingga cadangan untuk bahan pokok sangat terkendali. Demikian juga dengan daging. Stok daging beku sangat cukup untuk lebih dari empat bulan. Hasil pantauan harga di pasar rakyat maupun ritel modern menunjukkan harga yang stabil,” papar Enggar
Dalam pemantauan kali ini, Mendag mengunjungi produsen minyak goreng PT Musim Mas dan produsen gula PT Medan Sugar Industry di Kawasan Industri Medan (KIM) 2, Medan, Sumatra Utara. Selain itu, Mendag juga mengunjungi gudang distributor gula, yaitu Gudang 77 CV Tetap Jaya di Tanjung Mulia serta menyempatkan diri menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatra Utara (P3TSU) periode 2017-2018 di Universitas Sari Mutiara, Medan.
Menurut Mendag, Pemerintah telah mengambil langkah antisipasi untuk menyambut bulan puasa dan Lebaran 2017, yaitu dengan mengidentifikasi ketersediaan stok dan harga bahan pokok, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Selain itu, diperlukan juga identifikasi langkah-langkah kesiapan instansi terkait dan pelaku usaha bahan pokok, terutama untuk menghindari terjadinya kekurangan stok, gangguan distribusi, dan aksi spekulasi.
Selain itu, menilik pengalaman yang kerap terjadi menjelang Lebaran, Mendag menekankan pentingnya pengawasan barang beredar agar masyarakat terhindar dari barang-barang kedaluwarsa, barang impor selundupan, dan barang yang tidak aman dikonsumsi.
Pastikan Implementasi HET
Sementara guna memastikan penerapan harga eceran tertinggi (HET) di Sumatra Utara Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti, dan Staf Khusus Mendag Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana, turun langsung untuk memantau harga komoditas gula, minyak goreng dalam kemasan sederhana, dan daging di tingkat ritel.
Ritel modern yang dikunjungi untuk memantau penerapan HET adalah Carrefour di Komplek Medan Fair Jalan Gatot Subroto, Swalayan Maju Bersama, dan Swalayan Brastagi di Jalan Imam Bonjol.
“Maju Bersama sudah menjual gula dengan harga Rp12.500/kg dan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 11.000/liter. Di Carrefour pun demikian. Jadi, memang sudah mengimplementasian nota kesepahaman yang dibuat oleh Aprindo dengan para produsen dan distributor barang-barang komoditas tersebut. Sementara itu, daging yang dijual di Carrefour pun sudah mengikuti kesepakatan bersama yang telah ditandatangani pada 4 April 2017,” ujar Tjahya.
Berdasarkan nota kesepahaman antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan distributor yang dilangsungkan pada 4 April 2017, telah ditetapkan HET untuk tiga komoditas. “Secara umum, ritel modern sudah menerapkan HET. Memang ada satu atau dua ritel yang masih belum sesuai, tapi kami sudah tegur,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Pasar Sei Sikambing, Medan, pada Selasa pagi (2/5), harga-harga komoditas terpantau stabil dibanding seminggu sebelumnya. Beras medium terpantau stabil pada Rp10.000/kg. Pedagang-pedagang di Pasar Sei Sikambing telah menjual gula pasir sesuai HET.
Selain memantau pelaksanaan HET di tingkat pengecer, Tjahya dan Eva juga mengunjungi gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Sumatra Utara di Medan pada Senin (1/5). Berdasarkan data Bulog per 29 April 2017, total beras untuk Provinsi Sumatra Utara adalah 64 ribu ton untuk enam bulan ke depan. Sementara itu, stok gula mencapai 13 ribu ton, cukup untuk tujuh bulan ke depan. “Stok cukup dan sudah diantisipasi hingga enam bulan ke depan. Insya Allah aman,” kata Tjahya.
(akr)