Asing Ciptakan Roket, Jokowi Sindir Susi Soal Cantrang

Kamis, 04 Mei 2017 - 13:45 WIB
Asing Ciptakan Roket,...
Asing Ciptakan Roket, Jokowi Sindir Susi Soal Cantrang
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku miris dengan tingkah dan pola masyarakat Indonesia yang tidak pernah berubah dan tidak mau bergerak cepat mengikuti perkembangan dunia.

(Baca Juga: Menteri Susi Bolehkan Penggunaan Cantrang Sampai Akhir 2017)

Betapa tidak, pada saat masyarakat dunia sudah berlomba-lomba mencipakan teknologi supermutakhir, namun Indonesia hingga saat ini masih berurusan dengan masalah cantrang (alat penangkap ikan).

Isu cantrang muncul setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 2 tahun 2015 tentang Larangan Tangkap Ikan dengan Alat yang Tidak Ramah Lingkungan. Dalam aturan tersebut, Susi mengharamkan nelayan menangkap ikan menggunakan alat seperti trawis (pukat) dan cantrang.

Dia mengaku bosan karena dari tahun ke tahun urusan cantrang tak kunjung kelar. Nelayan seharusnya berubah dan tidak terus berkutat bekerja dengan pola yang lama.

"Padahal, dunia berubahnya sangat cepat sekali, saya selalu ngomong mengenai Elon Musk. Yang berbicara mengenai SpaceX, yang berbicara mengenai Tesla. Mobil masa depan. Berbicara mengenai ruang angkasa masa depan. Berbicara mengenai hyperloop, perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan begitu cepatnya. Kita masih urusan cantrang belum selesai. Mau ke mana kita?" katanya di Gedung Sasana Kriya TMII, Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Elon Musk merupakan tokoh bisnis, penemu, dan industrialis asal Amerika Serikat (AS). Dia merupakan pendiri dan CEO Space Exploration Technologies (Space), yang mengembangkan dan memproduksi wahana luncur antariksa sambil memajukan teknologi roket. Dua wahana luncur pertama buatannya adalah roket Falcon 1 dan Falon 9.

"Nelayan kita jangan terus diajak bekerja dengan pola lama. Harus berani kita loncatkan ke dunia yang lain. Sudah berapa puluh tahun kita urusan cantrang. Setiap tahun urusan cantrang, setiap tahun urusan cantrang. Enggak habis-habisnya kita ngurusi cantrang. Sehingga melupakan strategi besar menuju ke tempat yang lain yang memiliki nilai tambah lebih baik," tutur dia.

Menurutnya, sudah saatnya nelayan di Indonesia diajarkan mengenai teknologi offshore dan teknik budidaya aqua culture. Sebab, nilai tambah yang dihasilkan puluhan kali lipat dibanding teknik yang selama ini digunakan nelayan.

"Kenapa kita tidak pernah berbicara ini? Lihatlah Norwegia, lihatlah Taiwan, sekarang setiap hari berbicara mengenai offshore dan aqua culture ini. Ajari nelayan kita untuk mengetahui apa, barang apa ini? Nilai tambahnya bisa puluhan kali dari apa yang kita kerjakan saat ini yang sudah berpuluh tahun tidak pernah kita meloncat berani melompat," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5278 seconds (0.1#10.140)