Hitung-hitungan Bongkahan Emas Tambang Freeport di Papua
A
A
A
JAKARTA - Isu tentang PT Freeport Indonesia selalu menjadi perhatian di Indonesia. Hal ini mengingat perusahaan tersebut telah cukup lama mengeruk tambang emas di Bumi Cendrawasih, Papua.
Total cadangan emas, perak dan tembaga yang ada di tambang Grasberg, Papua sekitar 3,8 miliar ton. Freeport sendiri sejak era 1990-an telah mengeruk sekitar 1,7 miliar ton dan kini bersisa 2,1 miliar ton.
Lantas, berapa besar bongkahan emas yang akan diperoleh raksasa tambang Amerika Serikat (AS) tersebut dari sisa cadangan tersebut?
Pakar Tambang Bawah Tanah Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridho Kresna Wattimena mengungkapkan, Freeport mengeruk tambang di Papua dengan metode block caving yang merupakan metode pengerukan tambang bawah tanah (underground mining) yang paling murah yaitu sekitar USD2 miliar hingga USD10 miliar.
"Tapi untuk mendapatkan hasilnya butuh waktu cukup lama. Block caving biaya produksi paling murah sekitar USD2-10 miliar," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (8/5/2017).
Dengan menggunakan metode ini, kata dia, penambang butuh waktu 15 tahun hanya untuk membuat terowongan sekitar 1,6 kilometer (km) di bawah tanah. Hanya untuk membuat terowongan tersebut, dana yang digelontorkan sudah 70% dari total modal yang dikeluarkan.
Belum lagi, jika sudah mulai menambang dengan metode tersebut maka penambang tidak boleh berhenti. Sebab, alat-alat yang digunakan akan langsung rusak dalam waktu yang tidak lama.
"Jadi, jika kantong tidak kuat jangan coba-coba pakai metode block caving. Jangan sampai pakai blok caving terus berhenti. Ini hanya Freeport," imbuh dia.
Menurutnya, hasil tambang yang akan diperoleh Freeport dari dana fantastis tersebut pun sangat kecil. Untuk ukuran 5,5 ton bijih, emas yang terkandung hanya sekitar 5 gram, kemudian tembaga 55 kilogram (kg), dan perak sekitar 22 kg.
"Hasil tambang Freeport yang di dapat kecil. Dari 5,5 ton bijih yang didapat Freeport hasinya hanya 5 gram emasnya. Kadar 1 ton hanya 0,1 gram," tandasnya.
Total cadangan emas, perak dan tembaga yang ada di tambang Grasberg, Papua sekitar 3,8 miliar ton. Freeport sendiri sejak era 1990-an telah mengeruk sekitar 1,7 miliar ton dan kini bersisa 2,1 miliar ton.
Lantas, berapa besar bongkahan emas yang akan diperoleh raksasa tambang Amerika Serikat (AS) tersebut dari sisa cadangan tersebut?
Pakar Tambang Bawah Tanah Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridho Kresna Wattimena mengungkapkan, Freeport mengeruk tambang di Papua dengan metode block caving yang merupakan metode pengerukan tambang bawah tanah (underground mining) yang paling murah yaitu sekitar USD2 miliar hingga USD10 miliar.
"Tapi untuk mendapatkan hasilnya butuh waktu cukup lama. Block caving biaya produksi paling murah sekitar USD2-10 miliar," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (8/5/2017).
Dengan menggunakan metode ini, kata dia, penambang butuh waktu 15 tahun hanya untuk membuat terowongan sekitar 1,6 kilometer (km) di bawah tanah. Hanya untuk membuat terowongan tersebut, dana yang digelontorkan sudah 70% dari total modal yang dikeluarkan.
Belum lagi, jika sudah mulai menambang dengan metode tersebut maka penambang tidak boleh berhenti. Sebab, alat-alat yang digunakan akan langsung rusak dalam waktu yang tidak lama.
"Jadi, jika kantong tidak kuat jangan coba-coba pakai metode block caving. Jangan sampai pakai blok caving terus berhenti. Ini hanya Freeport," imbuh dia.
Menurutnya, hasil tambang yang akan diperoleh Freeport dari dana fantastis tersebut pun sangat kecil. Untuk ukuran 5,5 ton bijih, emas yang terkandung hanya sekitar 5 gram, kemudian tembaga 55 kilogram (kg), dan perak sekitar 22 kg.
"Hasil tambang Freeport yang di dapat kecil. Dari 5,5 ton bijih yang didapat Freeport hasinya hanya 5 gram emasnya. Kadar 1 ton hanya 0,1 gram," tandasnya.
(ven)