BI Bentuk Tim Pengendalian Inflasi Jelang Ramadan
BI Bentuk Tim Pengendalian Inflasi Jelang Ramadan
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan, akan membentuk tim pengendalian inflasi daerah untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Ramadan. Kesiapannya mulai dari kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mencukupi supply serta menghimbau ke berbagai pihak pemuka daerah bagaimana melakukan konsumsi dengan baik dan benar.
"Puasa kan harus bisa tahan hawa nafsu kita, kalau puasa makannya jangan lebih banyak daripada tidak puasa. Itu akan pengaruhi inflasi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng di Jakarta, Senin.
Selain itu, BI berharap tidak ada penimbunan stok bahan pokok yang dilakukan produsen pada saat bulan puasa tahun ini. "Kami harapkan beberapa waktu ini jangan ada penimbunan dilakukan. Mudah-mudahan," harapnya
K edepan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4±1%. Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food apalagi menjelang bulan puasa.
Seperti diketahui sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2017 sebesar 0,09%. Sementara, untuk inflasi tahun kalender tercatat 1,28% dan inflasi year on year (YoY) sebesar 4,17%.
"Puasa kan harus bisa tahan hawa nafsu kita, kalau puasa makannya jangan lebih banyak daripada tidak puasa. Itu akan pengaruhi inflasi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng di Jakarta, Senin.
Selain itu, BI berharap tidak ada penimbunan stok bahan pokok yang dilakukan produsen pada saat bulan puasa tahun ini. "Kami harapkan beberapa waktu ini jangan ada penimbunan dilakukan. Mudah-mudahan," harapnya
K edepan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4±1%. Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food apalagi menjelang bulan puasa.
Seperti diketahui sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2017 sebesar 0,09%. Sementara, untuk inflasi tahun kalender tercatat 1,28% dan inflasi year on year (YoY) sebesar 4,17%.
(akr)
Explore More