Produk Kulit Asal Indonesia Tembus Pasar Dubai
A
A
A
JAKARTA - Produk kulit Indonesia berhasil menembus departement store dan butik- butik di Dubai. Hal ini diraih CV. Cardina dan PT. Ekanindya Karsa dalam pameran Leatherworld Middle East.
Total transaksi potensial selama pameran dari kedua perusahaan tersebut tercatat mencapai USD395 ribu. Hal ini disampaikan Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, Gusmalinda Sari.
Pameran Leatherworld Middle East yang berlangsung pada 30 April 2017-2 Mei 2017 di Dubai, United Arab Emirates (UAE) ini merupakan satu-satunya pameran dagang internasional di kawasan Timur Tengah. Pameran tersebut menjadi tempat bertemunya keseluruhan rantai nilai industri kulit global (produsen kulit, pedagang besar, distributor, ritel, dan desainer). Tahun ini adalah penyelenggaraan untuk ketiga kalinya.
"Pameran ini digelar oleh Messee Frankfurt yang awalnya hanya membidik pengunjung dari kawasan Timur Tengah, Sub-Kontinen Asia (India, Pakistan, Bangladesh), dan Afrika Utara. Namun, pada tahun ini berkembang ke Eropa dan Australia," imbuh Gusmalinda, Jakarta, Kamis (11/5/2017).
Pada pameran yang berlangsung selama tiga hari ini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Dubai dan ITPC Dubai memfasilitasi kedua perusahaan asal Indonesia tersebut, yaitu CV. Cardina dan PT. Ekanindya Karsa.
Dengan menampilkan produk terbaru bermerek Kyra, CV. Cardina berhasil mendapatkan kerja sama dengan sebuah Departement Store di Yass Mall yang merupakan salah satu mal eksklusif di Abu Dhabi serta Departement Store di Sunset Mall.
"Bahkan di Yass Mall, CV. Cardina jadi rebutan dua Departement Store eksklusif. Namun karena keduanya berada dalam satu mal, akhirnya diputuskan kerja sama dengan satu Departement Store saja. Dijadwalkan pertengahan bulan Mei 2017, produk-produk tersebut sudah dikirim dari Indonesia untuk kedua Department Store di kedua mal tersebut," sambungnya.
Menurut Gusmalinda, tahun lalu produk CV. Cardina sukses memasuki dua butik eksklusif dan satu toko di Dubai Mall dengan merek Doris Dorothea. Sementara itu, PT. Ekanindya Karsa juga mendapat peluang kerja sama dengan dua butik eksklusif di Dubai.
Ekanindya Karsa merupakan produsen produk kulit berbahan dasar kulit buaya yang terkenal memiliki kualitas dan ketahanan produk yang baik. Proses pembuatan kulit PT. Ekanindya Karsa juga sudah memiliki standar yang tinggi. Pada ajang ini produk yang dipamerkan adalah tas wanita dan lembaran kulit dengan merek Raflo.
"Kedua perusahaan asal Indonesia itu merupakan produsen kulit eksotis (kulit buaya dan ular piton) yang cukup diperhitungkan dalam pameran ini," tegas Gusmalinda.
Dalam pameran ini, stan peserta Indonesia selalu terlihat dipadati pengunjung. Tercatat lebih dari 1.000 orang mengunjungi stan Indonesia. Pengunjung tidak hanya dari kalangan konsumen pecinta produk kulit, namun juga dari kalangan pebisnis. Berbagai perusahaan ritel dan butik ternama sudah tertarik untuk menjalin kerja sama dalam bidang bisnis.
"Pada hari terakhir pameran, stan Indonesia nyaris terlihat kosong, produk-produk yang ditampilkan sudah hampir habis terjual. Sebagian besar dibeli penduduk lokal yang sangat menyukai produk kulit Indonesia dan sebagian lagi dibeli para pelaku usaha untuk dijual kembali," ungkapnya.
Gusmalinda menambahkan, pada Leatherworld Middle East tercatat 73 peserta pameran dari 18 negara, di antaranya UEA, Australia, Italia, Prancis, Turki, India, Pakistan, Arab Saudi, Lebanon, dan negara lainnya. Para peserta pameran tersebut merupakan produsen produk berbasis kulit terkemuka dari berbagai negara. Pameran ini bahkan diikuti oleh enam organisasi asosiasi kulit internasional.
Berbagai macam merek dan jenis produk kulit ditawarkan pada pameran yang dibuka oleh Vice Chairman of Dubai World Trade Centre, Butti Said Al Ghandi, mulai dari tas wanita, tas pria, jaket, sepatu, aksesori, maupun lembaran kulit. Jumlah pengunjung selama berlangsungnya pameran mencapai 4.456 orang dari 62 negara.
"Respons dan antusiasme yang sangat baik dari para pecinta kulit dan produk kulit eksotis dari Indonesia di Dubai, diharapkan dapat menjadi indikasi positif pada peningkatan ekspor kulit dan produk kulit Indonesia di masa mendatang," pungkas Gusmalinda.
Total transaksi potensial selama pameran dari kedua perusahaan tersebut tercatat mencapai USD395 ribu. Hal ini disampaikan Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, Gusmalinda Sari.
Pameran Leatherworld Middle East yang berlangsung pada 30 April 2017-2 Mei 2017 di Dubai, United Arab Emirates (UAE) ini merupakan satu-satunya pameran dagang internasional di kawasan Timur Tengah. Pameran tersebut menjadi tempat bertemunya keseluruhan rantai nilai industri kulit global (produsen kulit, pedagang besar, distributor, ritel, dan desainer). Tahun ini adalah penyelenggaraan untuk ketiga kalinya.
"Pameran ini digelar oleh Messee Frankfurt yang awalnya hanya membidik pengunjung dari kawasan Timur Tengah, Sub-Kontinen Asia (India, Pakistan, Bangladesh), dan Afrika Utara. Namun, pada tahun ini berkembang ke Eropa dan Australia," imbuh Gusmalinda, Jakarta, Kamis (11/5/2017).
Pada pameran yang berlangsung selama tiga hari ini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Dubai dan ITPC Dubai memfasilitasi kedua perusahaan asal Indonesia tersebut, yaitu CV. Cardina dan PT. Ekanindya Karsa.
Dengan menampilkan produk terbaru bermerek Kyra, CV. Cardina berhasil mendapatkan kerja sama dengan sebuah Departement Store di Yass Mall yang merupakan salah satu mal eksklusif di Abu Dhabi serta Departement Store di Sunset Mall.
"Bahkan di Yass Mall, CV. Cardina jadi rebutan dua Departement Store eksklusif. Namun karena keduanya berada dalam satu mal, akhirnya diputuskan kerja sama dengan satu Departement Store saja. Dijadwalkan pertengahan bulan Mei 2017, produk-produk tersebut sudah dikirim dari Indonesia untuk kedua Department Store di kedua mal tersebut," sambungnya.
Menurut Gusmalinda, tahun lalu produk CV. Cardina sukses memasuki dua butik eksklusif dan satu toko di Dubai Mall dengan merek Doris Dorothea. Sementara itu, PT. Ekanindya Karsa juga mendapat peluang kerja sama dengan dua butik eksklusif di Dubai.
Ekanindya Karsa merupakan produsen produk kulit berbahan dasar kulit buaya yang terkenal memiliki kualitas dan ketahanan produk yang baik. Proses pembuatan kulit PT. Ekanindya Karsa juga sudah memiliki standar yang tinggi. Pada ajang ini produk yang dipamerkan adalah tas wanita dan lembaran kulit dengan merek Raflo.
"Kedua perusahaan asal Indonesia itu merupakan produsen kulit eksotis (kulit buaya dan ular piton) yang cukup diperhitungkan dalam pameran ini," tegas Gusmalinda.
Dalam pameran ini, stan peserta Indonesia selalu terlihat dipadati pengunjung. Tercatat lebih dari 1.000 orang mengunjungi stan Indonesia. Pengunjung tidak hanya dari kalangan konsumen pecinta produk kulit, namun juga dari kalangan pebisnis. Berbagai perusahaan ritel dan butik ternama sudah tertarik untuk menjalin kerja sama dalam bidang bisnis.
"Pada hari terakhir pameran, stan Indonesia nyaris terlihat kosong, produk-produk yang ditampilkan sudah hampir habis terjual. Sebagian besar dibeli penduduk lokal yang sangat menyukai produk kulit Indonesia dan sebagian lagi dibeli para pelaku usaha untuk dijual kembali," ungkapnya.
Gusmalinda menambahkan, pada Leatherworld Middle East tercatat 73 peserta pameran dari 18 negara, di antaranya UEA, Australia, Italia, Prancis, Turki, India, Pakistan, Arab Saudi, Lebanon, dan negara lainnya. Para peserta pameran tersebut merupakan produsen produk berbasis kulit terkemuka dari berbagai negara. Pameran ini bahkan diikuti oleh enam organisasi asosiasi kulit internasional.
Berbagai macam merek dan jenis produk kulit ditawarkan pada pameran yang dibuka oleh Vice Chairman of Dubai World Trade Centre, Butti Said Al Ghandi, mulai dari tas wanita, tas pria, jaket, sepatu, aksesori, maupun lembaran kulit. Jumlah pengunjung selama berlangsungnya pameran mencapai 4.456 orang dari 62 negara.
"Respons dan antusiasme yang sangat baik dari para pecinta kulit dan produk kulit eksotis dari Indonesia di Dubai, diharapkan dapat menjadi indikasi positif pada peningkatan ekspor kulit dan produk kulit Indonesia di masa mendatang," pungkas Gusmalinda.
(akr)