Pekan Pertama Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Stabil
A
A
A
SOLO - Harga kebutuhan pokok di Kota Solo, Jawa Tengah, stabil saat pekan pertama bulan Ramadan. Sejumlah komoditas yang harganya biasa naik ketika memasuki puasa justru cenderung turun.
Hal itu terungkap saat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo menggelar inspeksi mendadak (Sidak) di tiga pasar tradisional di Kota Solo, Selasa (30/5/2017). Komoditas yang cenderung turun adalah bawang putih, cabai dan telur. Sedangkan bawang merah dan daging ayam ras mengalami kenaikan meski tidak signifikan.
“Harga cabai rata-rata turun Rp2.000 sampai Rp3.000 per kilogram,” kata Sumiati, salah satu pedagang cabai di Pasar Legi, Selasa (30/5) siang.
Seperti cabai merah keriting kini Rp17.000 dari sebelumnya Rp20.000 per kg. Sedangkan cabai rawit merah dari Rp35.500 menjadi Rp32.500. Penurunan harga mulai berlangsung dua hari terakhir.
Distributor bawang putih di Pasar Legi, Ario mengatakan, selama dua minggu terakhir harga bawang putih relatif stabil setelah mengalami penurunan. Diantaranya karena gelontoran impor dari China kembali lancar. Tiga minggu lalu masih Rp55.000/kg untuk jenis kating. Namun sekarang sudah turun menjadi Rp45.500/kg.
Selain barangnya melimpah, juga ada varian bawang putih impor dari India. Yakni bawang putih bulin yang harganya cuma Rp15.000/kg. “Sehingga harga bawang putih kini tidak lagi tinggi,” ucapnya.
Mengenai stok, Ario mengaku bahwa distributor dan pengepul dilarang menumpuk stok di gudang. Sehingga barang yang tersedia tinggal yang ada di kios pasar. “Tapi tidak masalah karena distribusinya lancar, jadi tidak sampai kehabisan. Katanya nanti boleh stok kalau H-7,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo menegaskan, pekan pertama puasa tidak ada kenaikan harga yang luar biasa. Bahkan mayoritas komoditas kebutuhan pokok justru menurun. “Apalagi komoditas cabai dan bawang banyak yang turun. Mungkin karena panen melimpah, distribusi juga baik dan stok aman,” urai Purnomo.
Wakil Ketua TPID Solo Bandoe Widiarto berharap tren harga stabil dan cenderung turun akan bertahan hingga Idul Fitri nanti. Sehingga angka inflasi di kota bengawan bisa lebih rendah dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
Hal itu terungkap saat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo menggelar inspeksi mendadak (Sidak) di tiga pasar tradisional di Kota Solo, Selasa (30/5/2017). Komoditas yang cenderung turun adalah bawang putih, cabai dan telur. Sedangkan bawang merah dan daging ayam ras mengalami kenaikan meski tidak signifikan.
“Harga cabai rata-rata turun Rp2.000 sampai Rp3.000 per kilogram,” kata Sumiati, salah satu pedagang cabai di Pasar Legi, Selasa (30/5) siang.
Seperti cabai merah keriting kini Rp17.000 dari sebelumnya Rp20.000 per kg. Sedangkan cabai rawit merah dari Rp35.500 menjadi Rp32.500. Penurunan harga mulai berlangsung dua hari terakhir.
Distributor bawang putih di Pasar Legi, Ario mengatakan, selama dua minggu terakhir harga bawang putih relatif stabil setelah mengalami penurunan. Diantaranya karena gelontoran impor dari China kembali lancar. Tiga minggu lalu masih Rp55.000/kg untuk jenis kating. Namun sekarang sudah turun menjadi Rp45.500/kg.
Selain barangnya melimpah, juga ada varian bawang putih impor dari India. Yakni bawang putih bulin yang harganya cuma Rp15.000/kg. “Sehingga harga bawang putih kini tidak lagi tinggi,” ucapnya.
Mengenai stok, Ario mengaku bahwa distributor dan pengepul dilarang menumpuk stok di gudang. Sehingga barang yang tersedia tinggal yang ada di kios pasar. “Tapi tidak masalah karena distribusinya lancar, jadi tidak sampai kehabisan. Katanya nanti boleh stok kalau H-7,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo menegaskan, pekan pertama puasa tidak ada kenaikan harga yang luar biasa. Bahkan mayoritas komoditas kebutuhan pokok justru menurun. “Apalagi komoditas cabai dan bawang banyak yang turun. Mungkin karena panen melimpah, distribusi juga baik dan stok aman,” urai Purnomo.
Wakil Ketua TPID Solo Bandoe Widiarto berharap tren harga stabil dan cenderung turun akan bertahan hingga Idul Fitri nanti. Sehingga angka inflasi di kota bengawan bisa lebih rendah dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
(ven)