Pertamina EP Bukukan Laba Bersih Rp2,59 Triliun hingga April 2017

Minggu, 04 Juni 2017 - 19:09 WIB
Pertamina EP Bukukan Laba Bersih Rp2,59 Triliun hingga April 2017
Pertamina EP Bukukan Laba Bersih Rp2,59 Triliun hingga April 2017
A A A
JAKARTA - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas, membukukan laba bersih sebesar USD192 juta atau setara Rp2,59 triliun (kurs Rp13.500) hingga akhir April 2017. Capaian tersebut sekitar 32% dari target laba bersih sepanjang 2017 sebesar USD596 juta.

Direktur Utama Pertamina EP Abdul Manaf mengemukakan, pendapatan perusahaan hingga April tercatat USD802 juta atau 32% dari target tahun ini sebesar USD2,814 miliar.

“Kalau produksi tidak naik, kita harus makin giat efisiensi agar profit tetap bagus,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Minggu (4/6/2017).

Menurut Nanang, efisiensi dilakukan terus. Biaya-biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produksi dievaluasi. Tidak hanya itu, dari sisi operasional efisiensi dilakukan, salah satunya dengan melakukan renegosiasi kontrak dengan perusahaan jasa migas.

“Kami lakukan renegosiasi, biar sama-sama bangkit dari kondisi saat ini. Kegiatan itu kedepan akan terus dilakukan, biar profit terjaga karena produksi belum tercapai,” imbuh dia.

Hingga 29 Mei 2017, produksi minyak Pertamina EP mencapai 85 ribu barel per hari atau sekitar 94% dan gas 969 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 93% dari target sebesar 1.041 MMSCFD. Realisasi tersebut hampir mencapai target yang sudah dicanangkan, namun hasil beberapa pemboran di akhir 2016 belum menunjukkan hasil seperti proyeksi di awal.

“Kami masih mempunyai banyak potensi lain untuk dikembangkan dalam rangka mencapai target produksi nasional,” tuturnya.

Menurut Nanang, secara garis besar seluruh lapangan fluktuatif dengan kecenderungan stabil pada kisaran angka target produksi, saat ini yang sudah mencapai target adalah dari Pertamina EP Asset 4.

Untuk mencapai target produksi dan lifting sesuai dengan RKAP adalah dengan percepatan dan penambahan RK baik bor, workover maupun well intervention, serta peningkatan kualitas kandidat sumur maupun proses pelaksanaan pekerjaannya, kemudian melakukan percepatan proses PSE dan penyusunan POD sumur eksplorasi.

Hingga akhir Mei 2017 terdapat enam proyek pengembangan di wilayah kerja Pertamina EP antara lain Paku Gajah Development Project di Sumsel, Pondok Makmur Development Project di Bekasi, Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah, Cikarang Tegal Pacing di Jawa Barat, Jawa Gas Development Project di Cepu, dan Jirak Phase-1 Development Project di Sumsel.

Nanang mengatakan seluruh proyek Pertamina masih on going dan sudah ada yang commisioning seperti di Matindok ditargetkan akhir Juni 2017 sudah full production dengan plan kapasitas 50 MMSCFD.

“Matindok sudah commisioning, bahkan pernah kami lakukan penjualan. Tapi karena ada yang belum sinkron, kami adakan perbaikan. Harapannya, pada 4 Juni kami mulai lagi 65 MMSCFD gross, nett-nya 55 MMSCFD,” terangnya.

Menurut Nanang, upaya perusahaan agar mencapai target adalah dengan percepatan dan penambahan RK dalam rangka "Journey to 100.000 BOPD", peningkatan aktifitas eksplorasi untuk pencapaian target penemuan sumber daya (2C), optimalisasi dan efisiensi ABI untuk mendukung penambahan RK pemboran dan Surface Facility Operational Excellence, penambahan kontrak rig, dan penyiapan lokasi pemboran.

Pencapaian sampai Mei 2017 sebanyak 516 km seeismik 2D berhasil dilaksanakan dari Rencana Kerja sebanyak 883 (pencapaian 58%), sedangkan untuk seeismik 3D sebanyak 171 km2 dari target 821 (pencapaian 21%), untuk sumur bor sampai Mei 2017 sebanyak 4 sumur dari Rencana Kerja 12 sumur (33%), sedangkan temuan cadangan (Recoverable Resource -2C) sebanyak 14 gas serta 2 oil and gas. Paling banyak berada di asset 3 yaitu sebanyak 3 sumur (WGT-1, PIN-1, dan HGD-1).

Terkait kegiatan inovasi teknologi, kegiatan eksplorasi dan produksi migas oleh Pertamina EP hingga akhir Mei 2017, dari sisi peralatan sudah diterapkan di beberapa lokasi seperti PIN, HGD, & WGT dengan menggunakan casing antara berupa liner 16 inchi untuk menghindari lubang kecil pada section produksi dan BOP 20" x 3000 psi untuk menanggulangi drilling hazard pressure tinggi pada kedalaman dangkal (<400 meter).
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7112 seconds (0.1#10.140)