Ekonomi Dunia Tumbuh, Bank Dunia Peringatkan Negara Berkembang

Senin, 05 Juni 2017 - 13:07 WIB
Ekonomi Dunia Tumbuh, Bank Dunia Peringatkan Negara Berkembang
Ekonomi Dunia Tumbuh, Bank Dunia Peringatkan Negara Berkembang
A A A
JAKARTA - Bank Dunia tetap menyoroti kekhawatiran tentang meningkatnya utang dan defisit termasuk di negara berkembang, lantaran kemungkinan kenaikan suku bunga secara tiba-tiba ataupun kondisi pinjaman yang lebih berat mungkin memberi tekanan. Hal ini disampaikan setelah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan menguat menjadi 2,7% di 2017.

(Baca Juga: Bank Dunia Ramal Ekonomi Global Tumbuh 2,7% Tahun Ini
Kepala Ekonom Bank Dunia Paul Romer mengatakan pada akhir tahun 2016, utang pemerintah melampaui tingkat pada 2007 sebesar lebih dari 10% poin PDB di lebih dari setengah pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang. Ditambah neraca fiskal memburuk dari tahun 2007 sebesar lebih dari 5% poin PDB di sepertiga negara-negara tersebut.

"Berita yang meyakinkan adalah bahwa perdagangan mulai pulih. Namun yang membawa kekhawatiran adalah investasi tetap lemah. Sebagai tanggapannya, kami mengalihkan prioritas kami untuk melakukan pinjaman ke proyek-proyek yang dapat memacu investasi lanjutan oleh sektor swasta," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/6/2017)

Dia menambahkan titik terang dalam prospek tersebut adalah pemulihan dalam pertumbuhan perdagangan menjadi 4% pasca krisis finansial dengan titik terendah sebesar 2,5% tahun lalu. Laporan ini menyoroti kelemahan utama perdagangan global, perdagangan antar perusahaan yang tidak terhubung melalui kepemilikan.

Direktur Prospek Ekonomi Pembangunan Bank Dunia Ayhan Kose mengatakan, perdagangan semacam itu melalui jalur outsourcing telah melambat jauh lebih tajam daripada perdagangan antar perusahaan dengan kepemilikan yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya ini mengingatkan pentingnya jaringan perdagangan global yang sehat bagi perusahaan yang kurang terintegrasi yang merupakan mayoritas perusahaan.

Setelah perlambatan yang berkepanjangan, percepatan aktivitas baru-baru ini di beberapa pasar yang sedang tumbuh merupakan perkembangan yang disambut baik untuk pertumbuhan di wilayah mereka dan ekonomi global.

"Sekarang, merupakan waktu yang tepat untuk pasar negara maju dan negara berkembang untuk menilai kerentanan mereka dan memperkuat penyangga kebijakan untuk melawan guncangan yang merugikan," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4343 seconds (0.1#10.140)