Jakarta-Banyuwangi Cukup 90 Menit
A
A
A
BANYUWANGI - Penerbangan langsung rute Jakarta-Banyuwangi resmi dibuka pada Jumat (16/6/2017). Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan langsung rute penerbangan dengan waktu sekitar 90 menit ini.
Kelompok usaha penerbangan Sriwijaya Air dengan membawa bendera Nam Air memulai penerbangan tersebut dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat jenis Boeing 737 seri 500 yang membawa 150 penumpang berangkat dari Jakarta pukul 07.05 WIB, dan mendarat di Banyuwangi pukul 08.35 WIB.
Dalam seremonial tersebut turut hadir Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) M Awaluddin, CEO Sriwijaya Group Chandra Lie, dan Presiden komisaris Sriwijaya Group Hendrie Lie.
Budi menilai langkah Sriwijaya Grup membuka jalur Jakarta-Banyuwangi sangat tepat, mengingat Banyuwangi adalah daerah yang sangat potensial. "Saya kalau bicara tentang Banyuwangi selalu semangat, karena daerah ini sangat potensial. Selalu ada kegiatan aktif yang dilakukan warganya," kata Budi.
Ekspansi Sriwijaya ke Banyuwangi ini juga dinilai Budi berperan mengembangkan dunia pariwisata nasional. Sesuai pesan Presiden Jokowi, pariwisata adalah unggulan pemerintah untuk mendapatkan devisa. "Saya sangat mendukung ekspansi ini. Apalagi yang dipilih adalah daerah yang potensial. Saya ingin dunia aviasi dihiasi dengan kesan-kesan keberhasilan daerah," jelas Budi.
Arief mengatakan, rute penerbangan ini dari sisi pasar sangat potensial. Pasarnya tidak hanya orang Banyuwangi, namun daerah sekitarnya seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan kawasan Bali barat. "Jumlah penduduk ke lima daerah itu total sekitar enam juta. Anggap saja satu persennya terbang, berarti ada 600 orang, padahal kapasitas pesawat hanya 150 penumpang. Sangat potensial," jelas Menpar Arief.
Arief menambahkan, rute ini semakin memudahkan wisatawan menuju Banyuwangi. "Harus diingat, Jakarta adalah pasar terbesar dengan daya beli sangat tinggi. Jakarta juga pintu masuk wisatawan mancanegara terbesar kedua setelah Bali. Kunci pengembangan wisata adalah aksesibilitas, sehingga pembukaan rute ini adalah langkah penting," ujarnya.
Menurut Arief, syarat 3A yaitu aksesibilitas, atraksi, dan amenitas dalam pengembangan wisata sudah semakin dimiliki Banyuwangi. Daerah di ujung timur Pulau Jawa ini dikenal punya atraksi wisata beragam dalam event Banyuwangi Festival yang memadukan kekayaan budaya dan pesona alam.
Dari sisi amenitas atau infrastruktur penunjang, Banyuwangi juga terus memperbaiki diri. Hotel-hotel baru banyak hadir di Banyuwangi. "Tanggal 21 Juni, saya juga kembali untuk meresmikan hotel berbintang empat di Banyuwangi," papar Arief.
Menteri yang kelahiran Banyuwangi ini optimistis, pembukaan rute Jakarta-Banyuwangi bakal semakin menggeliatkan ekonomi Banyuwangi. "Teorinya, flow of people pasti diikuti flow of money. Rumusnya TTI. Ada tourism, ada trade (perdagangan), ada investment. Dan itu hampir semuanya berpusat di Jakarta. Dengan rute ini, TTI itu akan bergerak. Saya kira ini juga akan menggerakkan daerah sekitarnya, Situbondo, Jember, Bondowoso," katanya.
Arief menantang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk terus berinovasi, sehingga bisa mengerek kedatangan wisatawan. Dia menargetkan kunjungan wisman ke Banyuwangi mencapai 100 ribu orang per tahun pada 2019, naik dari posisi saat ini 60.000 orang. "Dengan 100 ribu wisman, ada potensi devisa USD100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut gembira rute baru ini. "Banyuwangi memulai dari bawah, dari tak ada penerbangan sampai sekarang ada empat kali penerbangan tiap hari. Surabaya-Banyuwangi tiga kali sehari, Jakarta-Banyuwangi sekali sehari.
Dengan arus wisatawan, dunia usaha, kalangan pendidikan, dan masyarakat luas ke Banyuwangi, tentu ini memberi dampak ekonomi yang positif. Hal itu terkonfirmasi dari peningkatan pendapatan per kapita warga, dan penurunan kemiskinan," ujar Anas.
Kelompok usaha penerbangan Sriwijaya Air dengan membawa bendera Nam Air memulai penerbangan tersebut dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Pesawat jenis Boeing 737 seri 500 yang membawa 150 penumpang berangkat dari Jakarta pukul 07.05 WIB, dan mendarat di Banyuwangi pukul 08.35 WIB.
Dalam seremonial tersebut turut hadir Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) M Awaluddin, CEO Sriwijaya Group Chandra Lie, dan Presiden komisaris Sriwijaya Group Hendrie Lie.
Budi menilai langkah Sriwijaya Grup membuka jalur Jakarta-Banyuwangi sangat tepat, mengingat Banyuwangi adalah daerah yang sangat potensial. "Saya kalau bicara tentang Banyuwangi selalu semangat, karena daerah ini sangat potensial. Selalu ada kegiatan aktif yang dilakukan warganya," kata Budi.
Ekspansi Sriwijaya ke Banyuwangi ini juga dinilai Budi berperan mengembangkan dunia pariwisata nasional. Sesuai pesan Presiden Jokowi, pariwisata adalah unggulan pemerintah untuk mendapatkan devisa. "Saya sangat mendukung ekspansi ini. Apalagi yang dipilih adalah daerah yang potensial. Saya ingin dunia aviasi dihiasi dengan kesan-kesan keberhasilan daerah," jelas Budi.
Arief mengatakan, rute penerbangan ini dari sisi pasar sangat potensial. Pasarnya tidak hanya orang Banyuwangi, namun daerah sekitarnya seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan kawasan Bali barat. "Jumlah penduduk ke lima daerah itu total sekitar enam juta. Anggap saja satu persennya terbang, berarti ada 600 orang, padahal kapasitas pesawat hanya 150 penumpang. Sangat potensial," jelas Menpar Arief.
Arief menambahkan, rute ini semakin memudahkan wisatawan menuju Banyuwangi. "Harus diingat, Jakarta adalah pasar terbesar dengan daya beli sangat tinggi. Jakarta juga pintu masuk wisatawan mancanegara terbesar kedua setelah Bali. Kunci pengembangan wisata adalah aksesibilitas, sehingga pembukaan rute ini adalah langkah penting," ujarnya.
Menurut Arief, syarat 3A yaitu aksesibilitas, atraksi, dan amenitas dalam pengembangan wisata sudah semakin dimiliki Banyuwangi. Daerah di ujung timur Pulau Jawa ini dikenal punya atraksi wisata beragam dalam event Banyuwangi Festival yang memadukan kekayaan budaya dan pesona alam.
Dari sisi amenitas atau infrastruktur penunjang, Banyuwangi juga terus memperbaiki diri. Hotel-hotel baru banyak hadir di Banyuwangi. "Tanggal 21 Juni, saya juga kembali untuk meresmikan hotel berbintang empat di Banyuwangi," papar Arief.
Menteri yang kelahiran Banyuwangi ini optimistis, pembukaan rute Jakarta-Banyuwangi bakal semakin menggeliatkan ekonomi Banyuwangi. "Teorinya, flow of people pasti diikuti flow of money. Rumusnya TTI. Ada tourism, ada trade (perdagangan), ada investment. Dan itu hampir semuanya berpusat di Jakarta. Dengan rute ini, TTI itu akan bergerak. Saya kira ini juga akan menggerakkan daerah sekitarnya, Situbondo, Jember, Bondowoso," katanya.
Arief menantang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk terus berinovasi, sehingga bisa mengerek kedatangan wisatawan. Dia menargetkan kunjungan wisman ke Banyuwangi mencapai 100 ribu orang per tahun pada 2019, naik dari posisi saat ini 60.000 orang. "Dengan 100 ribu wisman, ada potensi devisa USD100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut gembira rute baru ini. "Banyuwangi memulai dari bawah, dari tak ada penerbangan sampai sekarang ada empat kali penerbangan tiap hari. Surabaya-Banyuwangi tiga kali sehari, Jakarta-Banyuwangi sekali sehari.
Dengan arus wisatawan, dunia usaha, kalangan pendidikan, dan masyarakat luas ke Banyuwangi, tentu ini memberi dampak ekonomi yang positif. Hal itu terkonfirmasi dari peningkatan pendapatan per kapita warga, dan penurunan kemiskinan," ujar Anas.
(ven)