Penyebab Pertumbuhan Industri Pembiayaan di Indonesia Melambat
A
A
A
JAKARTA - Industri pembiayaan di Indonesia saat ini sedang melakukan berbagai langkah agar bisnis mereka tetap tumbuh dan berkembang. Ironisnya, di tengah pembangunan berjalan pesat konsumsi masyarakat justru menurun. Apa penyebabnya?
Chief Executive Officer (CEO) PT Astra Credit Companies (ACC), Jodjana Jody mengungkapkan ada beberapa variabel yang memengaruhi industri pembiayaan di Indonesia, yakni dari sisi ekonomi dan politik.
Dia memandang progres ekonomi pada pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini sangat mendukung iklim usaha. "Pertama bunga turun. Ini merupakan bunga terendah dalam sejarah. Kemudian, Indonesia dapat investment grade, sejak 1998. Ini pencapaian yang luar biasa," ujarnya, saat berbincang dengan wartawan.
Jody menuturkan pembangunan infstruktur yang saat ini gencar dilakukan pemerintah sangat pendukung aktivitas perekonomian.
"Spanding untuk infrastruktur sangat positif, GDP growth bagus sekali. Terus indeks harga cukup merata. Sampai harga semen dan minyak pun di Papua mau disamakan," katanya.
Jody menilai langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot iklim ekonomi sudah baik. "Jadi yang sekarang dilakukan pemerintah semua positif. Cuma konsumsi saja yang kami bingung, kenapa orang tidak belanja," ujarnya.
Dia memandang salah satu faktor yang membuat konsumen ragu berbelanja adalah situasi politik yang kurang kondusif. "Filling-nya karena urusan politik, jadi orang menahan belanja. Jadi konsumsi masyarakat cermat istilahnya. Mereka menunggu situasi lebih baik," tandas Jody.
Chief Executive Officer (CEO) PT Astra Credit Companies (ACC), Jodjana Jody mengungkapkan ada beberapa variabel yang memengaruhi industri pembiayaan di Indonesia, yakni dari sisi ekonomi dan politik.
Dia memandang progres ekonomi pada pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini sangat mendukung iklim usaha. "Pertama bunga turun. Ini merupakan bunga terendah dalam sejarah. Kemudian, Indonesia dapat investment grade, sejak 1998. Ini pencapaian yang luar biasa," ujarnya, saat berbincang dengan wartawan.
Jody menuturkan pembangunan infstruktur yang saat ini gencar dilakukan pemerintah sangat pendukung aktivitas perekonomian.
"Spanding untuk infrastruktur sangat positif, GDP growth bagus sekali. Terus indeks harga cukup merata. Sampai harga semen dan minyak pun di Papua mau disamakan," katanya.
Jody menilai langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot iklim ekonomi sudah baik. "Jadi yang sekarang dilakukan pemerintah semua positif. Cuma konsumsi saja yang kami bingung, kenapa orang tidak belanja," ujarnya.
Dia memandang salah satu faktor yang membuat konsumen ragu berbelanja adalah situasi politik yang kurang kondusif. "Filling-nya karena urusan politik, jadi orang menahan belanja. Jadi konsumsi masyarakat cermat istilahnya. Mereka menunggu situasi lebih baik," tandas Jody.
(dmd)