Meski Naik, Harga Minyak Terus Bergulat
A
A
A
TOKYO - Harga minyak pada perdagangan di Asia, Selasa (20/6/2017) menunjukkan kenaikan. Namun kenaikan tersebut bersifat terbatas karena investor juga khawatir soal kenaikan pasokan minyak AS yang terus berlanjut, dimana hal ini telah merongrong upaya OPEC dan produsen lainnya untuk mendukung harga lebih tinggi.
Mengutip dari Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 13 sen menjadi USD47,04 per barel pada pukul 00.34 GMT. Sebelumnya pada Senin kemarin, si emas hitam turun 46 sen atau 1% ke level USD46,91 per barel.
Adapun harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate naik 13 sen ke posisi USD44,33 per barel. Sesi sebelumnya harga minyak turun 54 sen atau 1,2% ke USD44,20 per barel.
Berangkat dari kedua tolok ukur harga minyak menggambarkan harga si emas hitam masih terus bergulat naik turun. Harga minyak turun sekitar 15% sejak akhir Mei, saat OPEC dan Rusia memperpanjang pemotongan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari.
Morgan Stanley mencatat terus bergulatnya harga minyak sepanjang tahun 2017 berjalan karena data-data terbaru yang didapat tidak menggembirakan. Alih-alih ingin memangkas produksi, pasokan OPEC justru melonjak pada bulan Mei, dimana dua anggota OPEC yaitu Libya dan Nigeria meningkatkan produksinya.
Produksi minyak Libya telah meningkat lebih dari 50.000 barel per hari, setelah perusahaan minyak Libya menyelesaikan perselisihan dengan Wintershall dari Jerman.
Libya dan Nigeria selama ini dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi, untuk memulihkan negaranya dari konflik internal. Sedangkan AS meningkatkan produksi minyak mentahnya, sehingga menimbulkan kekenyakan pasokan global. Data hari Jumat pekan lalu bahkan menunjukkan sebuah rekor 22 pekan berturut-turut kenaikan rig minyak Amerika Serikat.
Mengutip dari Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 13 sen menjadi USD47,04 per barel pada pukul 00.34 GMT. Sebelumnya pada Senin kemarin, si emas hitam turun 46 sen atau 1% ke level USD46,91 per barel.
Adapun harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate naik 13 sen ke posisi USD44,33 per barel. Sesi sebelumnya harga minyak turun 54 sen atau 1,2% ke USD44,20 per barel.
Berangkat dari kedua tolok ukur harga minyak menggambarkan harga si emas hitam masih terus bergulat naik turun. Harga minyak turun sekitar 15% sejak akhir Mei, saat OPEC dan Rusia memperpanjang pemotongan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari.
Morgan Stanley mencatat terus bergulatnya harga minyak sepanjang tahun 2017 berjalan karena data-data terbaru yang didapat tidak menggembirakan. Alih-alih ingin memangkas produksi, pasokan OPEC justru melonjak pada bulan Mei, dimana dua anggota OPEC yaitu Libya dan Nigeria meningkatkan produksinya.
Produksi minyak Libya telah meningkat lebih dari 50.000 barel per hari, setelah perusahaan minyak Libya menyelesaikan perselisihan dengan Wintershall dari Jerman.
Libya dan Nigeria selama ini dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi, untuk memulihkan negaranya dari konflik internal. Sedangkan AS meningkatkan produksi minyak mentahnya, sehingga menimbulkan kekenyakan pasokan global. Data hari Jumat pekan lalu bahkan menunjukkan sebuah rekor 22 pekan berturut-turut kenaikan rig minyak Amerika Serikat.
(ven)