Rupiah Pulang Melemah 26 Poin Terimbas Lesunya Mata Uang Asia

Rabu, 21 Juni 2017 - 17:31 WIB
Rupiah Pulang Melemah...
Rupiah Pulang Melemah 26 Poin Terimbas Lesunya Mata Uang Asia
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (21/6/2017) kembali melemah, dimana indeks Bloomberg mencatat turun 26 poin atau 0,20% ke level Rp13.318 per USD, dari posisi kemarin di Rp13.292 per USD.

Sebelumnya, mata uang NKRI di pasar spot Bloomberg, dibuka memburuk 10 poin atau 0,08% ke level Rp13.302 per USD. Dan sepanjang hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.297-Rp13.338 per USD.

Data Yahoo Finance, rupiah pada Rabu ini ditutup jatuh 32 poin atau 0,24% ke level Rp13.312 per USD, dibanding posisi Selasa di Rp13.280 per USD.

Awal perdagangan, rupiah terpantau terperosok 20 poin atau 0,15% ke level Rp13.300 per USD. Dan Rabu ini diperdagangkan dengan kisaran Rp13.283-Rp13.331 per USD.

Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada hari ini ditutup berada di level Rp13.320 per USD. Rupiah terdepresiasi 24 poin dari posisi pembukaan di level Rp13.296 per USD.

Melemahnya rupiah seiring dengan pelemahan kurs Asia pada hari ini sebesar 0,75%. Dimana won Korea Selatan memimpin pelemahan mata uang Asia seiring turunnya bursa saham Asia menyusul merosotnya harga minyak mentah sebesar 2%.

Dilansir dari CNBC, Rabu (21/6), indeks USD yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama ditutup di posisi 97,747, lebih rendah dari kemarin di posisi 97,871.

Namun USD masih lebih kuat terhadap pound Inggris ke level USD1,2606 GBP. Poundsterling jatuh ke level terendah dua bulan setelah Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat karena ketidakpastian seputar Brexit.

Pasar juga terombang-ambing akibat perbedaan pernyataan pejabat The Fed. Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan kepada CNBC bahwa bank sentral dapat menunggu sampai akhir tahun sebelum mengambil keputusan umenaikkan suku bunga. Presiden Fed Boston Eric Rosengren terdengar lebih hawkish, mengatakan bahwa suku bunga rendah berarti kebijakan akan kurang mampu mengimbangi kejutan negatif.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2386 seconds (0.1#10.140)