Pemerintah Buat Rute Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah telah makin jauh melakukan studi kelayakan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Hasilnya, ada banyak tikungan di sepanjang jalur kurang lebih 700 kilometer (km) tersebut.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, setelah ditelaah, jumlah tikungannya ada 100. Sehingga, juga membuat biaya pembangunan naik. "Tadi berkembang studinya, pertanyaanya ternyata setelah dilihat, tikungannya lebih dari 100, cost-nya jadi naik juga," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Maka Rute baru tersebut masuk ke dalam rencana pemerintah ke depan juga karena ada banyak transportasi yang menuju Surabaya. Lebih lanjut Luhut menerangkan bahwa studinya sendiri baru selesai 20%.
"Apakah kita mau buat rute baru, lalu lintas ke Surabaya juga soalnya juga banyak, ada roro, ada kereta, ada tol road. Studinya sudah 20% dari BPPT dengan Kementerian Perhubungan dan Jepang," katanya.
Kendati demikian, jalur kereta cepat tetap tidak akan berubah dari Jakarta menuju Surabaya. Sehingga, bisa memangkas waktu tempuh dari yang tadinya menggunakan kereta biasa.
Sebelumnya Menteri Luhut meyebutkan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya mencapai USD2,5 miliar atau sekitar Rp32,500 triliun (kurs Rp13.000/USD). Namun, proyek tersebut tidak akan menggunakan anggaran negara dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan digarap oleh swasta.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, setelah ditelaah, jumlah tikungannya ada 100. Sehingga, juga membuat biaya pembangunan naik. "Tadi berkembang studinya, pertanyaanya ternyata setelah dilihat, tikungannya lebih dari 100, cost-nya jadi naik juga," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Maka Rute baru tersebut masuk ke dalam rencana pemerintah ke depan juga karena ada banyak transportasi yang menuju Surabaya. Lebih lanjut Luhut menerangkan bahwa studinya sendiri baru selesai 20%.
"Apakah kita mau buat rute baru, lalu lintas ke Surabaya juga soalnya juga banyak, ada roro, ada kereta, ada tol road. Studinya sudah 20% dari BPPT dengan Kementerian Perhubungan dan Jepang," katanya.
Kendati demikian, jalur kereta cepat tetap tidak akan berubah dari Jakarta menuju Surabaya. Sehingga, bisa memangkas waktu tempuh dari yang tadinya menggunakan kereta biasa.
Sebelumnya Menteri Luhut meyebutkan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya mencapai USD2,5 miliar atau sekitar Rp32,500 triliun (kurs Rp13.000/USD). Namun, proyek tersebut tidak akan menggunakan anggaran negara dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan digarap oleh swasta.
(akr)