NPL Hampir Merah, Kredit Perbankan Pun Melambat
A
A
A
BANDUNG - Kinerja sektor perbankan di Jawa Barat pada triwulan II (April-Juni) 2017 mengalami perlambatan, terutama pada pertumbuhan kredit dan aset. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) naik dibanding periode sebelumnya.
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jabar mencatat, kinerja kredit dan aset perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan. Hingga Mei 2017, kredit tumbuh 8,06%. Angka itu lebih rendah daripada pencapaian triwulan I 2017, yaitu 8,40%. Perlambatan kredit terutama terjadi pada sektor konsumsi dan investasi.
Hingga Juni, Bank Indonesia mencatat total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp578,05 triliun. Kredit modal kerja menyerap 38,8%, investasi 19,1%, dan konsumsi 42,1%.
“Kami melihat perbankan masih melakukan konsolidasi dengan menahan ekspansi kredit di tengah risiko kredit yang kembali meningkat,” kata Kepala KPw BI Jabar Wiwiek Sisto Widayat pada pemaparan Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Terkini di Bandung, Jumat (7/7/2017).
Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit, pembiayaan perbankan justru mencatat kenaikan NPL dari 3,26% menjadi 3,36%. NPL tertinggi terjadi pada kredit investasi menjadi 4,7% pada Mei. Di posisi kedua NPL kredit modal kerja 4,3%.
“Ini perbankan harus hati-hati. Kenapa NPL naik pada masa-masa seperti ini. NPL investasi yang hampir menyentuh angka lima itu sudah berbahaya. Tapi ini juga mungkin karena potensi masyarakat membeli rumah turun. Sehingga ada tekanan di kredit konstruksi,” jelas dia.
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jabar mencatat, kinerja kredit dan aset perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan. Hingga Mei 2017, kredit tumbuh 8,06%. Angka itu lebih rendah daripada pencapaian triwulan I 2017, yaitu 8,40%. Perlambatan kredit terutama terjadi pada sektor konsumsi dan investasi.
Hingga Juni, Bank Indonesia mencatat total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp578,05 triliun. Kredit modal kerja menyerap 38,8%, investasi 19,1%, dan konsumsi 42,1%.
“Kami melihat perbankan masih melakukan konsolidasi dengan menahan ekspansi kredit di tengah risiko kredit yang kembali meningkat,” kata Kepala KPw BI Jabar Wiwiek Sisto Widayat pada pemaparan Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Terkini di Bandung, Jumat (7/7/2017).
Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit, pembiayaan perbankan justru mencatat kenaikan NPL dari 3,26% menjadi 3,36%. NPL tertinggi terjadi pada kredit investasi menjadi 4,7% pada Mei. Di posisi kedua NPL kredit modal kerja 4,3%.
“Ini perbankan harus hati-hati. Kenapa NPL naik pada masa-masa seperti ini. NPL investasi yang hampir menyentuh angka lima itu sudah berbahaya. Tapi ini juga mungkin karena potensi masyarakat membeli rumah turun. Sehingga ada tekanan di kredit konstruksi,” jelas dia.
(ven)