Ekspor Indonesia ke Turki Terbebani Tarif Bea Masuk

Senin, 10 Juli 2017 - 19:37 WIB
Ekspor Indonesia ke Turki Terbebani Tarif Bea Masuk
Ekspor Indonesia ke Turki Terbebani Tarif Bea Masuk
A A A
JAKARTA - Penghilangan bea masuk untuk ekspor dan impor beberapa komoditas yang menjadi salah satu poin penting dalam Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dengan Turki (Indonesia Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement/IT-CEPA) disambut baik. Penghapusan tersebut diyakini bakal mendongkrak volume perdagangan kedua negara tahun depan.

"Perdagangan kita dengan Turki pada 2016 mencapai 1,3 miliar dolar AS dan kita surplus sekitar 700 jutaan, tapi turun sekitar 14%. Di sisi lain, Malaysia meningkat 49,11%. Salah satu penyebab menurunnya ekspor ke Turki adalah tarif bea masuk yang diterapkan," kata Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita melalui pernyataan tertulis di Jakarta.

Sementara Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih menyambut positif kebijakan bebas bea masuk ini. Menurutnya Indonesia perlu melakukan pengembangan dan ekspansi pasar selain harus bisa memperbanyak eskpor barang jadi, ketimbang barang mentah.

“Indonesia perlu mengembangkan dan mencari pasar baru. Turki sama-sama negara dengan mayoritas muslim sehingga komoditas seperti baju muslim dari Indonesia bisa diekspor ke sana. Sementara selama ini banyak impor permadani dari Turki ke sini,” kata Lana, Senin (10/7/2017).

Diharapkan penghilangan tarif dapat berlangsung semaksimal mungkin, kalau bisa hingga 0%. Namun, dia mengingatkan, komoditas yang diperdagangkan harus sama strategisnya.

“Kita harus lihat, apa kepentingan Turki di Indonesia. Pada komoditas apa penghilangan bea masuk diterapkan. Jangan sampai kita 0%, Turki 0% tapi barang-barangnya tidak strategis sehingga perjanjian ini tidak bermakna strategis untuk kita,” ujarnya yang juga menjadi ekonom di Samuel Sekuritas.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani yang turut serta ke Turki dalam kunjungan tersebut juga menyambut baik negosiasi CTEPA yang dianggapnya sangat produktif dan menjadi terobosan berarti bagi dunia usaha. Selama ini, Ia menerangkan, dunia usaha Indonesia terkendala tarif perdagangan yang membuat semakin tidak kompetitif.

"Tarif ini membuat kita tidak kompetitif, kalau ini bisa dihapuskan akan sangat membantu kami. Kita juga bisa meningkatkan volume perdagangan kemudian dunia usaha makin berkembang sehingga penyerapan tenaga kerja makin tumbuh. Ini dampaknya akan sangat luas," paparnya.

Melihat posisi geografisnya yang strategis, Indonesia dapat menjadikan Turki sebagai pintu masuk ke pasar Eropa. Hal ini dengan memanfaatkan status Turki sebagai anggota European Customs Union.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4057 seconds (0.1#10.140)