CEO Aramco Ramal Prospek Curam Bisnis Minyak
A
A
A
ISTANBUL - Dunia diramalkan bakal mengalami kekurangan pasokan minyak mentah yang diikuti kejatuhan Investasi, ketika penemuan-penemuan sumber minyak segar juga menyusut tajam. Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden dan CEO dari Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco) Amin Nasser di Istanbul, Turki, Senin (10/7/2017).
Menurutnya produk minyak yang tak konvensional serta sumber energi alternatif adalah faktor penting untuk membantu memenuhi kebutuhan masa depan. Meski terang dia masih terlalu dini menganggap hal tersebut dapat dikembangkan dengan cepat untuk menggantikan minyak dan gas (Migas).
"Jika kita melihat situasi jangka panjang pasokan minyak misalnya, saya melihat gambaran bakal menjadi semakin mengkhawatirkan. Investor yang berhati-hati dan menjauh, membuat diperlukan investasi besar dalam eksplorasi minyak, pembangunan jangka panjang dan infrastruktur terkait," ujar Amin Nasser dalam konferensi di Istanbul.
Sambung dia investasi dalam kelipatan lebih kecil seperti shale oil yang bisa bertahan tanpa pengurangan. Nasser menambahkan telah kehilangan investasi sekitar USD1 triliun sejak kejatuhan harga minyak dari tahun 2014, lalu.
Studi menunjukkan bahwa 20 juta barel per hari dari produksi baru akan diperlukan untuk memenuhi peningkatan permintaan dan pengembangan mengalami penurunan dalam lima tahun ke depan. "Penemuan-penemuan baru juga pada tren pelemahan. Volume minyak konvensional ditemukan di seluruh dunia selama empat tahun terakhir, hanya lebih dari setengahnya dibandingkan dengan empat sebelumnya," kata Nasser.
Perusahaan raksasa minyak dunia Aramco, yang sedang mempersiapkan menjual sekitar 5% saham pada tahun depan melalui skema penawaran saham perdana ke publik (IPO) terlihat terus berinvestasi dalam mempertahankan kapasitas produksi minyak 12 juta barel per hari.
"Kami berencana untuk berinvestasi lebih dari USD300 miliar selama dekade yang akan datang untuk memperkuat posisi kami sebagai unggulan dalam minyak. Mempertahankan kapasitas produksi cadangan minyak, dan mengejar besar eksplorasi dan produksi program berpusat pada sumber daya gas konvensional dan tidak konvensional," paparnya.
Nasser mengatakan bahwa salah satu prioritas Aramco's adalah 'konversi langsung minyak mentah menjadi petrokimia'. Ditambahkan oleh pihak perusahaan juga memberikan fokus pengembangan proyek pada sektor energi matahari dan angin.
Menurutnya produk minyak yang tak konvensional serta sumber energi alternatif adalah faktor penting untuk membantu memenuhi kebutuhan masa depan. Meski terang dia masih terlalu dini menganggap hal tersebut dapat dikembangkan dengan cepat untuk menggantikan minyak dan gas (Migas).
"Jika kita melihat situasi jangka panjang pasokan minyak misalnya, saya melihat gambaran bakal menjadi semakin mengkhawatirkan. Investor yang berhati-hati dan menjauh, membuat diperlukan investasi besar dalam eksplorasi minyak, pembangunan jangka panjang dan infrastruktur terkait," ujar Amin Nasser dalam konferensi di Istanbul.
Sambung dia investasi dalam kelipatan lebih kecil seperti shale oil yang bisa bertahan tanpa pengurangan. Nasser menambahkan telah kehilangan investasi sekitar USD1 triliun sejak kejatuhan harga minyak dari tahun 2014, lalu.
Studi menunjukkan bahwa 20 juta barel per hari dari produksi baru akan diperlukan untuk memenuhi peningkatan permintaan dan pengembangan mengalami penurunan dalam lima tahun ke depan. "Penemuan-penemuan baru juga pada tren pelemahan. Volume minyak konvensional ditemukan di seluruh dunia selama empat tahun terakhir, hanya lebih dari setengahnya dibandingkan dengan empat sebelumnya," kata Nasser.
Perusahaan raksasa minyak dunia Aramco, yang sedang mempersiapkan menjual sekitar 5% saham pada tahun depan melalui skema penawaran saham perdana ke publik (IPO) terlihat terus berinvestasi dalam mempertahankan kapasitas produksi minyak 12 juta barel per hari.
"Kami berencana untuk berinvestasi lebih dari USD300 miliar selama dekade yang akan datang untuk memperkuat posisi kami sebagai unggulan dalam minyak. Mempertahankan kapasitas produksi cadangan minyak, dan mengejar besar eksplorasi dan produksi program berpusat pada sumber daya gas konvensional dan tidak konvensional," paparnya.
Nasser mengatakan bahwa salah satu prioritas Aramco's adalah 'konversi langsung minyak mentah menjadi petrokimia'. Ditambahkan oleh pihak perusahaan juga memberikan fokus pengembangan proyek pada sektor energi matahari dan angin.
(akr)