IHSG Diramal Terkoreksi, Antisipasi Sentimen Negatif
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 43,29 poin setara 0,75% ke level 5.771,51 pada 10 Juli 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5.751,792 dan 5.732,078.
Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5.808,767 dan 5.846,028. Berdasarkan indikator, MACD sudah membentuk pola dead cross di area positif.
Dia menjelaskan, stochastic dan RSI berada di area netral. Terdapat pola black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi sehat pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke level support di area 5.752 dan 5.732," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Pelemahan yang terjadi karena adanya gangguan sistem, dinilai kontribusinya kecil karena hanya terjadi dalam waktu yang tidak lama.
Reza menilai, adanya faktor lain yang lebih menyebabkan IHSG mengalami pelemahan. Dari tren yang terbentuk menunjukan masih adanya potensi penurunan lanjutan di mana kondisi ini mirip dengan pola pada 22-30 Mei 2017 setelah IHSG menyentuh level tertinggi terbarunya saat itu.
"Diharapkan aksi beli kembali terjadi sehingga dapat mengangkat laju IHSG. Meski demikian, tetap antisipasi sentimen yang dapat membuat pelemahan kembali berlanjut," terangnya.
Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5.808,767 dan 5.846,028. Berdasarkan indikator, MACD sudah membentuk pola dead cross di area positif.
Dia menjelaskan, stochastic dan RSI berada di area netral. Terdapat pola black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi sehat pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke level support di area 5.752 dan 5.732," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Pelemahan yang terjadi karena adanya gangguan sistem, dinilai kontribusinya kecil karena hanya terjadi dalam waktu yang tidak lama.
Reza menilai, adanya faktor lain yang lebih menyebabkan IHSG mengalami pelemahan. Dari tren yang terbentuk menunjukan masih adanya potensi penurunan lanjutan di mana kondisi ini mirip dengan pola pada 22-30 Mei 2017 setelah IHSG menyentuh level tertinggi terbarunya saat itu.
"Diharapkan aksi beli kembali terjadi sehingga dapat mengangkat laju IHSG. Meski demikian, tetap antisipasi sentimen yang dapat membuat pelemahan kembali berlanjut," terangnya.
(izz)