Sidomulyo Selaras Gandeng Perusahaan Logistik China
A
A
A
JAKARTA - PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) berencana untuk melakukan kegiatan pengangkutan di sektor batu bara dan minyak sawit, dengan menggandeng perusahaan logistik dari China.
Direktur Keuangan Sidomulyo Selaras Erwin Hardiyanto mengatakan, perseroan saat ini tengah menjajaki untuk menerbitkan penawaran umum secara terbatas (right issue). Nantinya, saham yang dilepas tersebut akan dibeli perusahaan China sebagai bagian dari kerja sama keduanya.
"Perusahaan logistik dari China itu berniat menyuntikkan modal, dalam bentuk right issue, untuk porsi kerja sama ini sekitar 50%-50%," kata Erwin usai menghadiri paparan publik perseroan di Jakarta, Jumat (14/7/2017).
Saat ini Sidomulyo Selaras melepas 23% saham ke publik dengan nilai kapital market sekitar Rp500 miliar. Jika persentasi kerja sama tersebut mencapai 50%, maka modal yang akan disuntikan oleh investor China sekitar Rp250 miliar.
"Ini masih estimasi kasarnya saja, nanti berapa kebutuhan investasinya akan kita tentukan sekitar Agustus 2017," imbuh dia.
Sebagai catatan, perseroan pada tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp25 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk penambahan 25 set armada.
Estimasi satu set untuk kendaraan angkutan minyak dan batu bara mencapai harga Rp1 miliar. "Saat ini kami sedang mengikuti tender pengerjaan angkutan minyak mentah milik Cooper Energy di Sumatera," jelasnya.
Direktur Keuangan Sidomulyo Selaras Erwin Hardiyanto mengatakan, perseroan saat ini tengah menjajaki untuk menerbitkan penawaran umum secara terbatas (right issue). Nantinya, saham yang dilepas tersebut akan dibeli perusahaan China sebagai bagian dari kerja sama keduanya.
"Perusahaan logistik dari China itu berniat menyuntikkan modal, dalam bentuk right issue, untuk porsi kerja sama ini sekitar 50%-50%," kata Erwin usai menghadiri paparan publik perseroan di Jakarta, Jumat (14/7/2017).
Saat ini Sidomulyo Selaras melepas 23% saham ke publik dengan nilai kapital market sekitar Rp500 miliar. Jika persentasi kerja sama tersebut mencapai 50%, maka modal yang akan disuntikan oleh investor China sekitar Rp250 miliar.
"Ini masih estimasi kasarnya saja, nanti berapa kebutuhan investasinya akan kita tentukan sekitar Agustus 2017," imbuh dia.
Sebagai catatan, perseroan pada tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp25 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk penambahan 25 set armada.
Estimasi satu set untuk kendaraan angkutan minyak dan batu bara mencapai harga Rp1 miliar. "Saat ini kami sedang mengikuti tender pengerjaan angkutan minyak mentah milik Cooper Energy di Sumatera," jelasnya.
(izz)