Perundingan Dagang AS-China Berakhir Tanpa Kesepakatan

Kamis, 20 Juli 2017 - 11:41 WIB
Perundingan Dagang AS-China...
Perundingan Dagang AS-China Berakhir Tanpa Kesepakatan
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan China telah menyelesaikan perundingan perdagangan yang kontroversial di Washington tanpa adanya kesepakatan. Kedua belah pihak tidak mengeluarkan pernyataan bersama atau rencana aksi setelah pertemuan tersebut dan membatalkan konferensi pers yang dijadwalkan.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (20/7/2017), AS mengkritik surplus perdagangan China dan menuntut pengaturan perdagangan yang lebih adil. Secara terpisah, Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa tarif baja China masih mungkin terjadi.

Dalam sambutannya pada Dialog Ekonomi Komprehensif AS-China, Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengkritik surplus perdagangan China senilai USD347 miliar dengan AS, dengan mengatakan bahwa itu bukan produk dari kekuatan pasar.

Dalam sebuah pernyataan singkat setelah perundingan tersebut, Ross dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menawarkan beberapa rincian dan sedikit indikasi adanya kemajuan dalam isu-isu yang diperdebatkan.

"China mengakui tujuan bersama kami untuk mengurangi defisit perdagangan yang kedua belah pihak akan bekerja sama untuk dicapai," kata pernyataan tersebut.

Isu tarif baja yang diperebutkan menjadi topik yang sulit dalam pembicaraan, namun kedua pihak tidak mengeluarkan pernyataan mengenai hal ini. AS menyalahkan kelebihan kapasitas China untuk mengatasi kekalahan baja global yang melukai produsen AS, dan mengancam akan memberlakukan tarif.

Saham Steel AS menguat tajam karena investor menafsirkan keheningan mengenai isu tersebut karena kemungkinan peningkatan aksi AS terhadap baja China. Setelah pasar tutup, Presiden Donald Trump mengatakan kepada seorang wartawan bahwa tarif baja "bisa terjadi", menurut kantor berita Reuters.

Para ahli berpikir tidak mungkin perundingan tersebut akan menghasilkan kesepakatan signifikan mengenai masalah yang paling parah. Selain baja, AS diperkirakan akan mendorong Beijing untuk subsidi bagi badan usaha milik negara.

China diperkirakan akan fokus pada penolakan AS untuk menjual produk teknologi Beijing. Tidak jelas apakah perundingan tersebut mencakup tuntutan AS agar China lebih banyak memberi tekanan pada Korea Utara mengenai program nuklir dan misilnya.

Trump sebelumnya telah memberi isyarat bahwa China mungkin mendapatkan persyaratan perdagangan yang meningkat dengan imbalan bantuan di Korea Utara. Pada Mei, AS dan China mencapai kesepakatan perdagangan yang membuka pasar China ke lembaga pemeringkat kredit AS dan perusahaan kartu kredit.

China juga sepakat untuk mencabut larangan impor daging sapi AS dan menerima pengiriman gas alam cair AS.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0492 seconds (0.1#10.140)