Terhubung Kereta Cepat, Mekkah-Madinah Cuma 2,5 Jam
A
A
A
JEDDAH - Dua kota suci di Arab Saudi, Mekkah dan Madinah, segera tersambung dalam jaringan kereta cepat. Perusahaan konsorsium Saudi-Spanyol sedang merampungkan proyek Kereta Ekspres Haramain yang dijadwalkan beroperasi akhir 2017.
Kehadiran Haramain diperkirakan tidak hanya mendongkrak mobilitas penduduk dan pergerakan ekonomi Saudi, tetapi juga memainkan peran penting dalam layanan ibadah haji dan umrah. Kelak saat kereta cepat ini melaju pada Desember 2017, bus-bus pengangkut jamaah bakal digantikan atau didukung moda transportasi modern yang lebih efisien ini.
”Railway Corp berupaya turut mewujudkan Visi 2030 dengan menghemat energi dalam layanan jamaah haji melalui kereta Haramain,” ujar Kepala Otoritas Transportasi Publik Rumaih bin Mohammed Al-Rumaih, dikutip Arab News, Kamis (20/7/2017).
Kereta cepat Haramain akan menghubungkan Mekkah dan Madinah dengan melintasi Jeddah, Bandara Internasional King Abdul Aziz dan Kota Ekonomi Raja Abdullah (King Abdullah Economy City) di Rabigh sepanjang 453 kilometer. Proyek ini digagas sejak 2009 dan awalnya direncanakan beroperasi pada 2012.
Namun karena beberapa kendala teknis, proyek sempat berhenti sementara. Dengan kecepatan 300 km/jam, Haramain akan memangkas waktu tempuh Mekkah-Jeddah menjadi 21 menit, Jeddah-Bandara Internasional Raja Abdulaziz 14 menit, Bandara ke Rabigh 36 menit, dan Rabigh-Madinah 61 menit.
Secara keseluruhan, jarak Mekkah-Madinah akan ditempuh dalam waktu kurang dari 2,5 jam. Namun, besaran tarif belum diumumkan ke publik. Haramain tiba di stasiun Jeddah, Selasa 18 Juli 2017 lalu, untuk uji cobao perasional pertama sistem kereta berkecepatan tinggi.
Rumaih yang menjabat sebagai kepala sementara Organisasi Kereta Saudi mengklaim proyek kereta cepat Haramain mengalami kemajuan pesat karena lebih cepat dari rencana. ”Jalur kereta api itu akan beroperasi pada akhir 2017,” tegas dia.
Rumaih berterima kasih kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud sebagai Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud atas dukungan terhadap proyek prestisius ini. ”Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Emir Mekkah, Emir Madinah, dan otoritas pelayanan dan keamanan. Dukungan dan bantuan berbagai entitas pemerintah menjadikan proyek ini akan sukses,” tuturnya.
Pada pertengahan Juni lalu, kereta Haramain berhasil dalam uji coba perjalanan dari Rabigh ke Madinah. Direktur Proyek Kereta Cepat Haramain Bassam bin Ahmed Ghulman mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan program transportasi terbesar di Timur Tengah.
Proyek kereta cepat Haramain menelan dana sekitar USD16,5 miliar (Rp220 triliun). Pengerjaan proyek ini termasuk membangun 15.000 tiang listrik dan menghancurkan beberapa gunung.
Jalur kereta listrik sepanjang lebihdari 450 km itu didesain melayani 60 juta penumpang setiap tahun dengan 35 kereta. Untuk menyukseskan proyek tersebut, 138 jembatan layang dibangun sebagai jalur kereta.
Selain itu, 12 perlintasan mandiri untuk lalu lintas unta di berbagai kawasan gurun, juga didirikan. Belum lagi 840 jalur bawah tanah untuk menghindari banjir. Berdasarkan desain proyek, Haramain juga akan melintasi Jalan Al-Haramain di Jeddah.
Menteri Transportasi Arab Saudi Sulaiman Al-Hamdan menjelaskan, kereta cepat itu merupakan kemajuan baru bagi sektor transportasi di Saudi. ”Kereta yang akan menghubungkan Mekkah dan Madinah merupakan proyek yang telah dikaji dengan hati-hati. Itu menjadi prioritas utama pemerintah,” ujarnya dilansir Al Arabiya.
Dia menambahkan, proyek tersebut akan berjalan sesuai rencana dan tidak ada penundaan. ”Itu akan memfasilitasi transportasi antara dua kota suci yang agung,” imbuhnya.
Al-Hamdan yang turut serta dalam uji coba kereta Haramain dari Rabigh ke Madinah pun memuji performa kereta tersebut. ”Kereta bisa melaju cepat. Saya juga sudah mengecek stasiun Rabigh yang sudah siap beroperasi,” paparnya.
Dia mengungkapkan sumber daya manusia Saudi mampu mengoperasikan sistem kereta tersebut. Proyek tersebut didanai oleh Dana Investasi Umum (GIF) Saudi.
Proyek itu awalnya dimulai sejak 2009, tetapi banyak mengalami penundaan dan peningkatan biaya. November lalu, GIF mengumumkan konsorsium Spanyol berhasil memenangkan kesepakatan awal dengan pemerintah Saudi untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Konsorsium Al Shoula itu terdiri atas 12 perusahaan Spanyol dan 2 perusahaan Saudi. Kontrak Konsorsium Al Shoula bernilai USD7,11 miliar diperkirakan akan diperpanjang hingga Maret 2018. Jika selesai, proyek itu akan menyediakan 35 kereta penumpang dalam dua jalur perjalanan antara Mekkah dan Madinah.
Kehadiran Haramain diperkirakan tidak hanya mendongkrak mobilitas penduduk dan pergerakan ekonomi Saudi, tetapi juga memainkan peran penting dalam layanan ibadah haji dan umrah. Kelak saat kereta cepat ini melaju pada Desember 2017, bus-bus pengangkut jamaah bakal digantikan atau didukung moda transportasi modern yang lebih efisien ini.
”Railway Corp berupaya turut mewujudkan Visi 2030 dengan menghemat energi dalam layanan jamaah haji melalui kereta Haramain,” ujar Kepala Otoritas Transportasi Publik Rumaih bin Mohammed Al-Rumaih, dikutip Arab News, Kamis (20/7/2017).
Kereta cepat Haramain akan menghubungkan Mekkah dan Madinah dengan melintasi Jeddah, Bandara Internasional King Abdul Aziz dan Kota Ekonomi Raja Abdullah (King Abdullah Economy City) di Rabigh sepanjang 453 kilometer. Proyek ini digagas sejak 2009 dan awalnya direncanakan beroperasi pada 2012.
Namun karena beberapa kendala teknis, proyek sempat berhenti sementara. Dengan kecepatan 300 km/jam, Haramain akan memangkas waktu tempuh Mekkah-Jeddah menjadi 21 menit, Jeddah-Bandara Internasional Raja Abdulaziz 14 menit, Bandara ke Rabigh 36 menit, dan Rabigh-Madinah 61 menit.
Secara keseluruhan, jarak Mekkah-Madinah akan ditempuh dalam waktu kurang dari 2,5 jam. Namun, besaran tarif belum diumumkan ke publik. Haramain tiba di stasiun Jeddah, Selasa 18 Juli 2017 lalu, untuk uji cobao perasional pertama sistem kereta berkecepatan tinggi.
Rumaih yang menjabat sebagai kepala sementara Organisasi Kereta Saudi mengklaim proyek kereta cepat Haramain mengalami kemajuan pesat karena lebih cepat dari rencana. ”Jalur kereta api itu akan beroperasi pada akhir 2017,” tegas dia.
Rumaih berterima kasih kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud sebagai Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud atas dukungan terhadap proyek prestisius ini. ”Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Emir Mekkah, Emir Madinah, dan otoritas pelayanan dan keamanan. Dukungan dan bantuan berbagai entitas pemerintah menjadikan proyek ini akan sukses,” tuturnya.
Pada pertengahan Juni lalu, kereta Haramain berhasil dalam uji coba perjalanan dari Rabigh ke Madinah. Direktur Proyek Kereta Cepat Haramain Bassam bin Ahmed Ghulman mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan program transportasi terbesar di Timur Tengah.
Proyek kereta cepat Haramain menelan dana sekitar USD16,5 miliar (Rp220 triliun). Pengerjaan proyek ini termasuk membangun 15.000 tiang listrik dan menghancurkan beberapa gunung.
Jalur kereta listrik sepanjang lebihdari 450 km itu didesain melayani 60 juta penumpang setiap tahun dengan 35 kereta. Untuk menyukseskan proyek tersebut, 138 jembatan layang dibangun sebagai jalur kereta.
Selain itu, 12 perlintasan mandiri untuk lalu lintas unta di berbagai kawasan gurun, juga didirikan. Belum lagi 840 jalur bawah tanah untuk menghindari banjir. Berdasarkan desain proyek, Haramain juga akan melintasi Jalan Al-Haramain di Jeddah.
Menteri Transportasi Arab Saudi Sulaiman Al-Hamdan menjelaskan, kereta cepat itu merupakan kemajuan baru bagi sektor transportasi di Saudi. ”Kereta yang akan menghubungkan Mekkah dan Madinah merupakan proyek yang telah dikaji dengan hati-hati. Itu menjadi prioritas utama pemerintah,” ujarnya dilansir Al Arabiya.
Dia menambahkan, proyek tersebut akan berjalan sesuai rencana dan tidak ada penundaan. ”Itu akan memfasilitasi transportasi antara dua kota suci yang agung,” imbuhnya.
Al-Hamdan yang turut serta dalam uji coba kereta Haramain dari Rabigh ke Madinah pun memuji performa kereta tersebut. ”Kereta bisa melaju cepat. Saya juga sudah mengecek stasiun Rabigh yang sudah siap beroperasi,” paparnya.
Dia mengungkapkan sumber daya manusia Saudi mampu mengoperasikan sistem kereta tersebut. Proyek tersebut didanai oleh Dana Investasi Umum (GIF) Saudi.
Proyek itu awalnya dimulai sejak 2009, tetapi banyak mengalami penundaan dan peningkatan biaya. November lalu, GIF mengumumkan konsorsium Spanyol berhasil memenangkan kesepakatan awal dengan pemerintah Saudi untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Konsorsium Al Shoula itu terdiri atas 12 perusahaan Spanyol dan 2 perusahaan Saudi. Kontrak Konsorsium Al Shoula bernilai USD7,11 miliar diperkirakan akan diperpanjang hingga Maret 2018. Jika selesai, proyek itu akan menyediakan 35 kereta penumpang dalam dua jalur perjalanan antara Mekkah dan Madinah.
(poe)