Harga Minyak Dunia Menanjak Naik Dekati Posisi Tertinggi
A
A
A
SEOUL - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan awal hari ini kembali menanjak naik untuk mendekati posisi tertinggi dalam delapan pekan. Penyusutan persediaan minyak Amerika Serikat (AS) dan upaya OPEC dalam mengekang produksi diyakini bakal mencegah banjir pasokan global.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (28/7/2017) harga minyak mentah berjangka Brent bertambah sebesar 2 sen atau 0,04% di level USD51,51 per barel pada pukul 00.59 GMT. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat mencapai 3 sen yang setara 0,06% ke posisi USD49,07 per barel.
"Harga minyak mentah naik lebih lanjut ketika fokus tetap kepada fundamental. Pekan ini lebih baik dari yang diharapkan saat penurunan persediaan minyak di Amerika Serikat menjadi dorongan kepada harga," ucap ANZ Bank dalam catatannya.
Stok minyak AS jatuh tajam 7,2 juta barel dalam sepekan hingga 21 Juli, meski aktivitas penyulingan tetap kuat dan ada peningkatan ekspor menurut data dari administrasi informasi energi (EIA). Produksi minyak mentah AS telah meningkat sejak pertengahan 2016, tapi turun menjadi 9.41 barel per hari (bpd) dari sebelumnya 9.43 juta bpd.
Penurunan tersebut terutama dipengaruhi karena jatuhnya produksi di Alaska, menurut ANZ bank. Sementara dukungan lain datang dari kesepakatan lanjutan yang diraih antara OPEC bersama beberapa negara non-anggota OPEC untuk membatasi produksi minyak.
Sebelumnya Nigeria sepakat untuk mengurangi produksi dalam upaya menjaga keseimbangan ketersediaan internasional. Arab Saudi juga mengklaim bakal mengurangi ekspor 6,6 juta bpd pada bulan Agustus, sekitar 1 juta bpd di bawah tingkat tahun lalu.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (28/7/2017) harga minyak mentah berjangka Brent bertambah sebesar 2 sen atau 0,04% di level USD51,51 per barel pada pukul 00.59 GMT. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) meningkat mencapai 3 sen yang setara 0,06% ke posisi USD49,07 per barel.
"Harga minyak mentah naik lebih lanjut ketika fokus tetap kepada fundamental. Pekan ini lebih baik dari yang diharapkan saat penurunan persediaan minyak di Amerika Serikat menjadi dorongan kepada harga," ucap ANZ Bank dalam catatannya.
Stok minyak AS jatuh tajam 7,2 juta barel dalam sepekan hingga 21 Juli, meski aktivitas penyulingan tetap kuat dan ada peningkatan ekspor menurut data dari administrasi informasi energi (EIA). Produksi minyak mentah AS telah meningkat sejak pertengahan 2016, tapi turun menjadi 9.41 barel per hari (bpd) dari sebelumnya 9.43 juta bpd.
Penurunan tersebut terutama dipengaruhi karena jatuhnya produksi di Alaska, menurut ANZ bank. Sementara dukungan lain datang dari kesepakatan lanjutan yang diraih antara OPEC bersama beberapa negara non-anggota OPEC untuk membatasi produksi minyak.
Sebelumnya Nigeria sepakat untuk mengurangi produksi dalam upaya menjaga keseimbangan ketersediaan internasional. Arab Saudi juga mengklaim bakal mengurangi ekspor 6,6 juta bpd pada bulan Agustus, sekitar 1 juta bpd di bawah tingkat tahun lalu.
(akr)