Konektivitas Pelindo IV Ciptakan Deflasi di Timur Indonesia

Selasa, 01 Agustus 2017 - 01:54 WIB
Konektivitas Pelindo...
Konektivitas Pelindo IV Ciptakan Deflasi di Timur Indonesia
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan daerahnya telah mengalami deflasi dari penerapan konektivitas langsung dari pelabuhan Makassar ke 45 negara. Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ekspor langsung melalui konektivitas di Kawasan Timur membuka peluang misi dagang yang lebih besar.

"Biasanya jelang lebaran selalu terjadi inflasi. Namun kali ini kebalikannya. Pelindo IV memberikan manfaat yang besar bagi Sulsel karena dibukanya ekspor langsung ini," ujar dia kepada SINDO di Jakarta, Senin (31/7/2017).

Selain itu, ungkap Syahrul, hasil produksi petani dan pengrajin Sulsel dan kawasan Timur Indonesia bisa langsung diangkut dari Makassar ekspor ke 45 negara dan sebaliknya impor bisa langsung tiba tanpa harus melalui Surabaya ataupun Tanjung Priok.

Syahrul menambahkan bahwa sumber alam di timur Indonesia telah siap dan tinggal sumber daya manusianya saja yang perlu dikelola lebih baik lagi. Dia berharap dengan konektivitas yang telah dilakukan oleh Dirut Pelindo IV Doso Agung tidak ada lagi pengusaha di Sulawesi Selatan melakun ekspor dan impor dari pulau Jawa.

Doso Agung mengatakan, selama ini ekspor langsung hasil komoditi di Kawasan Timur harus melalui Pelabuhan Semarang dan Surabaya. Akibatnya masih terjadi biaya tinggi karena barang mengalami proses bongkat muat dan antrian dua kali lebih lama.

"Akibatnya, dwelling juga masih terjadi. Karena itu kami berupaya membangun konektivitas domestik di wilayah timur dengan memperkkuat ekspor langsung maupun direct call," ujarnya.

Dengan direct call biaya logistik dari dan ke kawasan timur Indonesia, Doso mengklaim pengusaha bisa menghemat sekitar 40% biaya. "Bagi kami ingin menciptakan bagaimana agar harga barang itu tidak terjadi disparitas, tidak terjadi dengan wilayah lainnya, serta antara Barat dan Timur tidak lagi terjadi kesenjangan yang begitu lebar," tambah Doso.

Ke depan, proses ekspor langsung bisa dilakukan di daerah timur. Daerah-daerah seperti Maluku, Ambon untuk komoditas ekspor saat ini masih dipusatkan di Pelabuhan Makassar.

"Sekarang untuk ekspor langsung dari Timur Indonesia tidak bisa langsung dari daerah masing-masing seperti Ambon, Maluku tapi kita kumpulkan dibawa ke Makassar dulu bertahap. Nanti bila sudah lancar baru bisa dilepas langsung dari daerah masing-masing," pungkasnya.

Dengan luas wilayah indonesia Timur 50% dari luas keseluruhan wilayah Indonesia, kini ekspor langsung sudah bisa menuju 54 negara serta 65 produk disamping bisa menghemat biaya, dari semula Rp4 juta per kontainer kini hanya Rp1,7 juta karena waktu tempuhnya menjadi cepat. Untuk ekspor ke China dari 24 hari kini hanya 16 hari.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1034 seconds (0.1#10.140)