BNI Kanwil Surabaya Bidik Penyaluran Kredit Rp21,6 Triliun
A
A
A
SURABAYA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya hingga akhir tahun ini memproyeksikan pengucuran kredit mencapai Rp21,6 triliun. Angka ini tumbuh 23% dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp16,6 triliun.
CEO BNI Kanwil Surabaya Slamet Djumantoro mengatakan, guna mencapai target kredit tersebut, BNI akan memperbesar pembiayaan ke sektor infrastruktur, perdagangan dan pengolahan. Untuk infrastruktur terang dia akan fokus menyasar pada proyek-proyek pemerintah.
Di antaranya, jalan tol, pelabuhan, bandar udara (bandara) bendungan dan juga jembatan. “Untuk di Surabaya, kredit infrastrukturnya lebih ke level kontraktor dan sub kontraktor seperti beton, besi dan meterial lain untuk kebutuhan konstruksi,” katanya.
Sementara Ia menambahkan untuk sektor perdagangan dan pengolahan akan fokus ke sektor pengolahan hasil laut, pakaian atau garmen. Selain itu juga akan menyasar pengolahan makanan di segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Di Surabaya, kata dia, banyak nasabah yang usahanya ekspor udang atau ikan fillet karena ini sangat prospek. “Untuk petani, kami terus mendistribusikan Kartu Tani. Kartu ini untuk memudahkan penyaluran subsidi bagi petani, terutama subsidi pupuk,” ujar Slamet.
Selama semester I/2017, realisasi kredit di BNI Kanwil Surabaya mencapai Rp18 triliun. Rinciannya, kredit komersial sebesar Rp14 triliun dan kredit konsumer Rp2 triliun. Untuk rasio kredit macet atau non performing loan (NPL), selama periode paruh tahun 2017 mencapai 2,7%, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 2,1%.
Kredit macet tersebut disebabkan oleh lesunya beberapa sektor seperti komoditas baja dan produk turunannya. Lesunya permintaan baja di pasar dunia terutama China, membuat nasabah bank gagal bayar.
CEO BNI Kanwil Surabaya Slamet Djumantoro mengatakan, guna mencapai target kredit tersebut, BNI akan memperbesar pembiayaan ke sektor infrastruktur, perdagangan dan pengolahan. Untuk infrastruktur terang dia akan fokus menyasar pada proyek-proyek pemerintah.
Di antaranya, jalan tol, pelabuhan, bandar udara (bandara) bendungan dan juga jembatan. “Untuk di Surabaya, kredit infrastrukturnya lebih ke level kontraktor dan sub kontraktor seperti beton, besi dan meterial lain untuk kebutuhan konstruksi,” katanya.
Sementara Ia menambahkan untuk sektor perdagangan dan pengolahan akan fokus ke sektor pengolahan hasil laut, pakaian atau garmen. Selain itu juga akan menyasar pengolahan makanan di segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Di Surabaya, kata dia, banyak nasabah yang usahanya ekspor udang atau ikan fillet karena ini sangat prospek. “Untuk petani, kami terus mendistribusikan Kartu Tani. Kartu ini untuk memudahkan penyaluran subsidi bagi petani, terutama subsidi pupuk,” ujar Slamet.
Selama semester I/2017, realisasi kredit di BNI Kanwil Surabaya mencapai Rp18 triliun. Rinciannya, kredit komersial sebesar Rp14 triliun dan kredit konsumer Rp2 triliun. Untuk rasio kredit macet atau non performing loan (NPL), selama periode paruh tahun 2017 mencapai 2,7%, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 2,1%.
Kredit macet tersebut disebabkan oleh lesunya beberapa sektor seperti komoditas baja dan produk turunannya. Lesunya permintaan baja di pasar dunia terutama China, membuat nasabah bank gagal bayar.
(akr)