Saham Kereta Cepat Jakarta-Bandung, RI 60% dan China 40%
A
A
A
JAKARTA - Proyek kereta cepat dengan trayek Jakarta-Bandung dipastikan akan tetap selesai pembangunannya pada 2019 mendatang. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memastikan pembangunan masih berjalan terus.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo mengatakan, perusahaan sebagai salah satu anggota konsorsium untuk proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sedang mengebut pengerjaan. Sementara terkait perizinan, Wika mengaku sedang dalam proses pengurusan di daerah.
"Mempercepat, sedang kita lakukan dan untuk di daerah ada izin, kita kerjakan. Kita kerjakan dari semua rencana yang kita bahas dengan partner, selesai akhir 2019 mulai commissioning," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurut Bintang, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pembangunan proyek tersebut bisa berjalan cepat akan dipenuhi oleh Wika. Semua syarat yang belum terpenuhi diharapkan rampung pekan ini. "Jadi, yang diminta Pak Jokowi memenuhi ketentuan yang ada semuanya. Mudah-mudahan, kita sedang proses minggu ini semua yang jadi syarat kita penuhi," katanya.
Sementara soal saham, Ia menegaskan Indonesia tetap akan menjadi mayoritas di atas China. Jadi, publik tak perlu khawatir soal pembagian saham tersebut. "Mengenai saham enggak jadi (berubah), kalau dimungkinkan enggak. Kalau sekarang tetap 60% Indonesia, 40% China, saya rasa kita enggak usah khawatir," pungkasnya.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo mengatakan, perusahaan sebagai salah satu anggota konsorsium untuk proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sedang mengebut pengerjaan. Sementara terkait perizinan, Wika mengaku sedang dalam proses pengurusan di daerah.
"Mempercepat, sedang kita lakukan dan untuk di daerah ada izin, kita kerjakan. Kita kerjakan dari semua rencana yang kita bahas dengan partner, selesai akhir 2019 mulai commissioning," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurut Bintang, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pembangunan proyek tersebut bisa berjalan cepat akan dipenuhi oleh Wika. Semua syarat yang belum terpenuhi diharapkan rampung pekan ini. "Jadi, yang diminta Pak Jokowi memenuhi ketentuan yang ada semuanya. Mudah-mudahan, kita sedang proses minggu ini semua yang jadi syarat kita penuhi," katanya.
Sementara soal saham, Ia menegaskan Indonesia tetap akan menjadi mayoritas di atas China. Jadi, publik tak perlu khawatir soal pembagian saham tersebut. "Mengenai saham enggak jadi (berubah), kalau dimungkinkan enggak. Kalau sekarang tetap 60% Indonesia, 40% China, saya rasa kita enggak usah khawatir," pungkasnya.
(akr)